episode 5

5

Jastyn terdiam dan memukul mukul setir yang ada di depan nya, karena merasa dirinya tidak berguna lagi.

"Sayang Jastyn, udah jangan kayak gitu nanti tanganmu terluka, aku nggak mau kamu menyakiti diri sendiri, udah nggak usah bahas itu lagi, yang penting sekarang kamu kamu sehat dan kita bisa senang senang, aku nggak peduli tentang keadaanmu sekarang." Ucap Sonia menenangkan hati Jastyn yang mulai marah pada diri nya sendiri.

"Terima kasih atas pengertian mu sayang, apa kamu masih mau menikah dengan ku seperti rencana kita dulu.??

Tanya Jastyn dan memberhentikan mobilnya ditepi jalan.

Sonia diam dan masih berpikir mau jawab apa, karena takut salah jawaban.

" Aku masih mau sama kamu Jastyn, kebahagiaan kita kan bukan cuma itu aja, masih banyak yang lain."ucap Sonia memeluk tubuh Jastyn yang kekar dan ber otot.

"Tapi bagaimana kalau aku nggak bisa memuaskan hasrat kamu.??

" Aku nggak peduli, kan masih ada cara yang lain oke, ya udah jangan bahas itu terus, gimana kalau kita makan."ajak Sonia sambil menarik tangan Jastyn.

Tapi sebelum keluar dari dalam mobil ibu sonya menelpon Jastyn.

Kring.. Kring.. Bunyi ponsel Jastyn bergetar.

"Iya ma ada apa.??

" Kamu lagi dimana Jastyn dan sama siapa.?? Tanya ibu sonya pelan.

"Jastyn lagi diluar sama Sonia ma.., lagian ngapain sih ditanya sama siapa dan sama siapa kayak mau d interogasi aja." Jawab Jastyn meninggikan suara nya.

"Sekarang kamu pulang, mama nggak mau tau pokoknya kamu pulang , kamu itu belum sembuh total Jastyn udah kelayapan ke mana-mana."

"Iya iya ma, tapi aku anterin Sonia pulang dulu ya.."

"Iya iya jangan lama lama," Ucap Ibu sonya dan menutup ponsel nya.

Lalu Jastyn mengantar pulang Sonia sampai ke rumahnya.

Dan Jastyn langsung pulang tanpa mampir ke rumah Sonia.

Dan dalam perjalanan pulang Jastyn melewati rumah sakit, dan melihat seorang perempuan sedang kebingungan menunggu taksi lewat,lalu Jastyn memberhentikan mobilnya didepan wanita itu yang tak lain adalah suster Nayla. Tapi Jastyn juga nggak tau kalau itu adalah suster Nayla.

Jastyn keluar dari dalam mobilnya dan kaget kalau ternyata adalah suster Nayla.

"Hem ternyata kamu suster, suster siapa lupa namanya. ??ledek Jastyn sambil duduk di mobilnya.

" Hem dan ternyata kamu juga."ucap suster Nayla acuh.

"Oh iya nunggu taksi lewat ya, kayaknya malam gini nggak bakalan ada taksi lewat deh.." Ledek Jastyn sambil senyum senyum.

"Pasti ada, aku sudah biasa pulang malam." Jawab suster Nayla sambil menoleh kanan dan ke kiri melihat taksi lewat.

"Udah ikut aku aja dari pada jalan kaki, kalau kamu mau sihh aku nggak maksa," Ucap Jastyn sambil membuka pintu mobilnya.

Tapi Nayla masih enggan ikut Jastyn karena malu dan gengsi.

Walaupun Jastyn menyalakan mobilnya tapi suster Nayla masih gengsi untuk masuk kedalam mobil Jastyn.

Dan Jastyn pura-pura pergi meninggal kan Nayla yang masih berdiri di depan rumah sakit, Nayla bingung harus ikut apa nggak karena sudah larut malam, sedangkan Jastyn sudah menyalakan mobilnya, dan tidak memaksa nya lagi.

"Huuh gimana nihh. Ikut apa nggak ya, sudah larut malam taksi nggak ada yang lewat, huuh terpaksa deh..." Ucap batin Nayla dan memanggil Jastyn yang sudah berjalan pelan dihadapan nya.

"Pak.. Pak... Ikut... " Panggil Nayla sambil berlari mengejar mobil Jastyn yang berjalan lamban, tapi Jastyn pura-pura nggak denger padahal Jastyn sudah tau kalau Nayla memanggil nya dari spion mobil.

Setelah Nayla putus asa mengira kalau Jastyn nggak mendengar panggilan nya, Nayla diam sambil menghembuskan nafasnya dalam dalam karena kecapean mengejar mobil Jastyn.

Dan akhirnya Jastyn memundurkan mobilnya perlahan sampai di depan Nayla yang sedang duduk ditepi jalan.

"Nayla ayo naik.. "Ledek Jastyn yang menghampiri Nayla.

" Kurang ajar pak Jastyn ya ngerjain saya, saya sudah kecapean gini baru mobilnya dimundurin."ucap Nayla memarahi Jastyn.

"Kalau nggak mau ikut ya sudah, nggak ada kesempatan kedua loh.." Ucap Jastyn menutup kembali pintu mobilnya.

"Iya iya aku ikut.. " Ucap Nayla dan langsung membuka pintu mobil Jastyn dan duduk disebelah nya.

"Hemm makanya jangan jual mahal, nggak usah gengsi hehehe.." Ledek Jastyn sambil tertawa lepas.

Nayla hanya diam saja tanpa merespon ledekan Jastyn yang tak berarti.

"Mau turun dimana tuan putri..?? Tanya Jastyn senyum senyum.

" Udah jalan aja nanti kalau udah sampai baru aku kasih tau, lurus aja dulu oke Pak supir.."ledek balik Nayla.

"Apa pak supir, aku bukan supir kamu, kalau gitu sekarang aku nggak lagi mau bawa penumpang karena jam kerja ku sudah habis, silahkan turun dan cari taksi lain." Ucap Jastyn jutek.

"Maaf maaf, hem kalau suruh ledek orang pinter giliran dirinya diledekin nggak mau, dasar egois.." Gumam Nayla bisik bisik.

"Apa kamu bilang aku egois, awas aja nanti kalau ketemu lagi nggak bakalan aku anterin.." Saut Jastyn sambil mengebut.

"Aaaa......." Teriak Nayla karena Jastyn membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi."

"Bilang egois lagi atau supir ya, akan aku bawa terbang kamu.." Ucap Jastyn geregetan.

"Udah udah aku mau turun disini saja, aku nggak mau meninggal sama kamu, aku masih pengen nikah dan bahagia bukan mati penasaran."ucap Nayla sambil menghela nafas dalam dalam.

Dan Jastyn mengerem mobilnya secara mendadak dan membuat Nayla terjengkal ke depan,

" Sorry sorry.. "Ucap Jastyn dan melihat jidat Nayla yang kebentur.

" Nggak usah nggak usah, kamu sengaja kan, kenapa sih kamu kayaknya benci banget sama aku, apa nggak inget pak Jastyn siapa yang merawat dan mengompres pak Jastyn waktu pak Jastyn nggak sadar.."sontak Nayla marah karena baru pertama nya naik mobil laki-laki dan di perlakukan seenaknya.

"Maaf Nayla tapi aku nggak sengaja, sebenarnya aku hanya ingin bercanda tapi kebablasan, ya udah aku antar kamu ke rumah sakit ya, biar diobatin yang memar itu." Ajak Jastyn dengan perasaan penyesalan karena sudah memperlakukan wanita seperti itu.

"Aduhhh sakit banget, pusing, kenapa sih aku harus bertemu kamu lagi, pertama nya nyusahin yang kedua nyakitin terus yang ketiga apa lagi..??

" Ngebahagiain.. Hehehe. "Ucap Jastyn tak terasa keluar dari mulut nya.

Syifa menatap wajah Jastyn dengan jutek, dan Syifa mengambil obat di tasnya untuk mengobati luka nya tapi Jastyn merampas nya,

" Sini biar aku saja yang ngobatin, kan kamu nggak keliatan.."tarik obat itu dari tangan Nayla.

"Nggak usah aku bisa sendiri.." Tarik lagi Nayla.

"Kamu iñi keras kepala juga ya, udah diam saja aku yang obatin." Bentak Jastyn.

Dan Nayla terpaksa diam dan membiarkan Jastyn mengobati lukanya.

Saat Jastyn mengobati luka Nayla tak sengaja mereka berdua saling memandang, dan jantung Nayla berdetak kencang.

"Ya Allah ternyata orang ini tampan sekali, dan kenapa hati ku deg degan gini, hiii apaan sih, dasar pria jutek. " Gumam hati Nayla.

"Hehh kenapa kamu segitu nya mandangin aku, Tampan aku ya.." Ucap Jastyn memasang wajah tampan nya sambil senyum senyum.

"Iihh tampan dari mana dari hongkong." Jawab Nayla dan menjauhkan tubuh nya dari Jastyn.

"Udah aku mau pulang naik taksi aja, lagian sudah dekat.." Ucap Nayla dan mencoba keluar dari dalam mobil Jastyn.

"Udah aku anterin sampai rumah, aku janji bakalan pelan tuan putri." Ucap Jastyn sambil menarik tangan Nayla.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!