Setelah kejadian itu Carissa pun memarahi Arjuna karena dia mengatakan hal yang tidak benar kepada teman di kelasnya. Sejak saat itu Arjuna tidak banyak bicara, Arjuna hanya diam karena dia takut jika dia banyak bicara akan ada perkataannya yang salah dan membuat Carissa marah padanya dan kini Arjuna lebih memilih diam menemani Carissa.
''Astaga, ingin rasanya aku berbicara dengan Carissa tapi bagaimana jika nanti aku malah salah bicara dan membuat Carissa marah? Tidak, aku tidak mau Carissa kembali marah padaku dan rencana aku akan gagal. Baiklah sebaiknya aku diam saja yang terpenting sekarang aku bisa bersama dengan Carissa,'' ucap Arjuna di dalam hatinya dengan terus menatap kearah Carissa yang berada di sampingnya.
Arjuna benar-benar melakukan hal di luar nalar kepada Carissa, jika di kampusnya dia akan menjaga Carissa dengan duduk di samping Carissa agar dia tenang dalam belajar dan jika dia berada di rumahnya, dia akan senang hati menjaga Carissa di luar rumahnya. Bahkan Arjuna menaruh minuman atau buah-buahan dan menaruhnya di depan pintu rumah Carissa meskipun Arjuna tau bahwa Carissa tidak akan memakan pemberiannya itu tapi Arjuna tetap menaruh minuman dan juga buah-buahan itu tanpa absen.
''Aku tau meskipun Carissa tidak akan meminum atau pun memakan pemberianku ini tapi aku harus tetap berusaha agar Carissa merasa simpati padaku dan mau menerima aku kembali. Aku ingin Carissa tau bahwa aku benar-benar sangat berjuang untuk bisa mendapatkan dia kembali,'' kata Arjuna dengan berharap bahwa Carissa akan mau menerima kembali dirinya.
Saat ini Carissa pun berniat untuk pergi karena ada suatu kepentingan dan saat Carissa membuka pintunya hal yang biasa di lihat oleh Carissa adalah minuman dan juga buah-buahan yang selalu ada didepan pintu rumah Carissa. Carissa benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan pertemanan Arjuna yang bagaikan pantomim karena sudah tidak tahan lagi keesokan harinya Carissa dengan sengaja berdiri di depan pintu rumahnya tapi dia berada di dalam sambil melihat Arjuna yang saat ini tengah menaruh minuman dan juga buah-buahan untuk dirinya. Carissa pun langsung membuka pintu rumahnya dan betapa terkejutnya Arjuna saat melihat Carissa yang saat ini berdiri di depannya dengan menatap tajam kearahnya.
"Carissa?" Arjuna tampak terdiam dan terpaku saat melihat Carissa.
Arjuna pun tersenyum canggung kepada Carissa, dia sudah seperti maling yang tertangkap basah oleh Carissa.
"Apa yang kau lakukan di depan pintu rumah ku, Arjuna?" tanya Carissa dengan nada suara dinginnya sambil menatap tajam kearah Arjuna.
Arjuna memikirkan jawaban yang pas untuk pertanyaan Carissa, dia takut bahwa dia akan salah bicara dan membuat Carissa marah padanya.
"Emm.. Sebenarnya aku ingin.." Carissa benar-benar tidak tahan lagi melihat Arjuna yang sangat lama menjawab pertanyaan darinya.
Carissa pun membalikkan badannya dan akan menutup pintu rumahnya tapi Arjuna langsung berucap maksud dari kedatangan dia ke sini.
"Tunggu dulu, Carissa. Sebenernya aku datang ke sini karena aku ingin bertemu sama kamu," kata Arjuna dengan mengatakan maksud dari kedatangannya ke rumah Carissa.
Carissa membalikkan badannya lagi dan menatap kearah Arjuna.
"Sekarang kau sudah melihat aku, jadi pergi dari sini sekarang juga!" kata Carissa dengan nada dinginnya dengan mengusir Arjuna agar pergi dari rumahnya.
Carissa pun berniat untuk menutup kembali pintunya tapi Arjuna kembali menahan Carissa agar dia tidak terburu-buru menutup pintu rumahnya karena Arjuna masih ada sesuatu yang ingin dia berikan kepada Carissa.
"Tunggu dulu Carissa, aku masih belum selesai bicara sama kamu." Arjuna menahan pintu rumah Carissa agar dia tidak menutup pintunya.
"Ada apa lagi, Arjuna?" Carissa benar-benar sangat kesal dengan Arjuna yang sejak tadi menahan dirinya.
Arjuna mengeluarkan sebuah syal rajut, dia ingin memberikan kepada Carissa karena akhir-akhir ini cuaca terasa sangat dingin. Arjuna pun memakaikan syal itu di leher Carissa agar dia tidak merasa dingin.
"Pakailah syal ini Carissa agar kamu tidak merasa dingin. Kau tau kan bahwa akhir-akhir ini cuaca terasa sangat dingin jadi aku memberikan syal ini untuk membantu kamu menghangatkan tubuh kamu," kata Arjuna dengan penuh perhatian kepada Carissa.
"Baiklah terimakasih, sekarang aku sudah menerima syal ini. Sekarang kamu pergi dari sini." Carissa langsung menutup pintu rumahnya dan membiarkan Arjuna berada di luar rumahnya.
Pagi hari pun kembali menyapa, saat ini Carissa berniat untuk pergi menemui Dokter David. Dia sangat ingin bertemu dengan Dokter David tapi bukan untuk memeriksa keadaannya karena dia terlihat sangat baik-baik saja, Carissa hanya ingin bertemu Dokter David sekadar hanya mengobrol saja karena sudah lama dia tidak bertemu dengan Dokter David karena cuaca yang dingin Carissa memakai syal pemberian dari Arjuna.
Carissa pun pergi ke rumah sakit ini menemui Dokter David dan kedatangan Carissa di rumah sakit ini benar-benar jarang terjadi karena kesibukan Carissa yang sedang kuliah. Carissa pun masuk ke dalam ruangan Dokter David dan betapa bahagianya Dokter David saat melihat kedatangan Carissa.
"Carissa? Kamu kenapa datang ke rumah sakit? Apakah kamu sedang sakit?" tanya Dokter David kepada Carissa yang baru datang dan duduk di kursi di depan Dokter David.
"Tidak ada Dok, saya hanya ingin datang mengunjungi Dokter David. Apakah Dokter sedang sibuk?" tanya Carissa sambil melepaskan syal yang dia pakai karena ruangan Dokter David cukup hangat.
"Tidak kok, aku tidak sedang sibuk lagian semua pasien sudah aku tangani," jawab Dokter David dengan santai.
Dokter David menyadari akhir-akhit ini pasti terjadi sesuatu antara Carissa dan juga Arjuna. Ingin rasanya Dokter David bertanya kepada Carissa tapi sebelum Dokter David bertanya kepada Carissa. Carissa lebih dulu bercerita tentang kejadian yang terjadi padanya dengan Arjuna.
Kini Carissa tampak menceritakan semuanya kepada Dokter David dan Dokter David hanya bisa diam sambil mendengarkan Carissa yang saat ini tengah bercerita. Carissa sudah mengganggap Dokter David seperti Papa dan juga Abangnya sendiri karena di sini Carissa sama sekali tidak memiliki satu pun keluarga dan Dokter David adalah satu-satunya orang yang dapat dia jadikan sebagai objek tempat Carissa mencurahkan isi hatinya.
Dokter David pun tersenyum saat mendengar cerita Carissa, apa yang dia pikirkan ternyata benar terjadi bahwa antara Arjuna dan juga Carissa sering bersama meskipun saat ini Carissa menceritakan dengan nada kesalnya terhadap sikap Arjuna yang terus mengikuti dirinya kemanapun dia pergi.
"Dok, aku benar-benar merasa kesal kepada Arjuna. Setiap hari dia selalu datang dan memberikan minuman juga buah-buahan di depan pintu rumah aku," kata Carissa dengan wajah cemberut saat dia mengingat bagaimana sikap Arjuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments