episode 4

Arjuna yang saat itu tengah berada di kantor pun cukup terkejut saat dia mendengar kabar bahwa Diana masuk ke rumah sakit.

''Apa! Kenapa dia sampai berada di rumah sakit? Baiklah Sus, saya akan segera pergi ke sana.'' Arjuna tampak terlihat panik saat mendengar kabar bahwa Diana masuk ke rumah sakit dan dia pun langsung pergi untuk menemui Diana di rumah sakit.

Setelah tiba di rumah sakit, saat ini Arjuna melihat Carissa yang berada di depan ruangan Diana.

''Carissa, kenapa kamu bisa ada di sini?'' Arjuna tampak kebingungan saat melihat Carissa yang malah berdiri di depan kamar inap Diana.

Carissa menjadi semakin gugup saat dia harus menjelaskan kepada Arjuna tentang apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi Carissa tidak tau harus menjelaskan semuanya dari mana.

''Arjuna, aku–'' belum selesai Carissa menjelaskan kepada Arjuna tentang kejadian yang sebenarnya.

Tiba tiba Diana berteriak histeris sambil menghina Carissa bahwa Carissa lah yang telah membunuh anaknya.

''Carissa! Kau benar-benar wanita ******. Kau membunuh anakku!'' teriak Diana di dalam kamarnya.

Arjuna pun langsung masuk ke dalam saat dia mendengar suara Diana yang menjerit histeris.

''Diana, kamu tenang dulu.'' Arjuna berusaha untuk menenangkan Diana yang saat ini terlihat emosi.

''Arjuna, akhirnya kau datang juga. Dia, dia telah membunuh anak kita, dia dengan sengaja menabrak aku sampai membuat aku jatuh dan aku mengalami keguguran. Kau dasar wanita kurang ajar! Kau harus membayar kematian anakku!'' teriak Diana sambil menunjuk kearah Carissa yang saat ini berada di depannya.

''Aku minta maaf, Diana. Aku benar-benar tidak sengaja.'' Carissa tampak terlihat merasa bersalah dan meminta maaf kepada Diana.

''Minta maaf kau bilang, apakah dengan kamu meminta maaf padaku anak yang aku kandung bisa kembali! Tidak kan.'' Emosi Diana semakin membuncah.

Arjuna yang melihat emosi Diana yang semakin menjadi pun menyuruh Carissa untuk pergi dari ruangan Diana. Di dalam hatinya Arjuna berfikir bahwa Carissa membunuh anak Diana karena dia posesif akibat dari cemburu padanya.

''Carissa sebaiknya kamu pergi dulu, saat ini keadaan Diana sedang tidak stabil. Pergilah!'' ucap Arjuna kepada Carissa untuk memintanya pergi karena dia takut bahwa Diana akan melakukan hal yang tidak di inginkan kepada Carissa.

''Baiklah, aku akan pergi,'' jawab Carissa lalu dia pun bejalan keluar dari ruangan Diana dan saat ini tinggal Diana dan juga Arjuna yang berada di ruangan tersebut.

''Arjuna, kenapa kamu membiarkan dia pergi! Aku bahkan belum sempat memberikan dia hukuman.'' Diana tampak terkejut saat melihat Arjuna sama sekali tidak marah ataupun menyalahkan Carissa atas kematian anaknya.

"Ternyata Carissa begitu mencintai aku, dia sampai membunuh anak Diana karena dia cemburu padaku. Aku tidak menyangka bahwa dia sangat posesif ingin memiliki aku, sehingga dia melakukan semua ini," bisik Arjuna dengan memikirkan apa yang dilakukan oleh Carissa kepada Diana.

Diana yang berada di samping Arjuna pun mendengar apa yang di bisikkan Arjuna dan dia benar-benar merasa sangat kesal dengan apa yang di katakan oleh Arjuna.

''Diana, kamu tenang dulu jangan emosi seperti ini meskipun kamu mau memberi hukuman ataupun membunuh Carissa pun anak itu sudah mati. Sudahlah jangan di pikirkan lagi, sekarang kamu harus menerima kenyataannya bahwa anak itu sudah meninggal,'' kata Arjuna dengan nada santainya mengatakan semua itu kepada Diana.

Diana pun menjadi terdiam saat Arjuna mulai membela Carissa dan kini Diana mulai memikirkan tentang Carissa yang juga menginginkan Arjuna.

Akan tetapi tiba tiba Diana tersadar akan perasaan Arjuna yang sebenarnya kepada dirinya. Diana merasa bahwa selama ini dirinya telah dibohongi oleh perasaan Arjuna yang ternyata tidak mencintai dirinya.

''Apakah mungkin Arjuna tidak mencintai aku? Tidak jangan sampai itu terjadi, aku harus memastikannya sendiri tentang perasaan Arjuna padaku,'' gumam Diana di dalam hatinya lalu dia pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Arjuna tentang perasaannya Arjuna padanya.

''Sayang, aku mau bertanya sesuatu padamu jawab dengan jujur. Apakah kamu mencintai aku?'' tanya Diana dengan menatap kearah Arjuna yang saat ini berada di depannya.

Arjuna pun langsung terdiam saat mendengar pertanyaan dari Diana. Arjuna tidak bisa berbohong lagi kepada Diana bahwa sebenarnya dia tidak mencintai Diana.

''Diana, maafkan aku. Sebenarnya aku sama sekali tidak mencintai kamu dan semua yang terjadi antara kita berdua ini hanyalah sebuah pertemanan dan juga kejadian waktu itu karena aku mabuk sampai-sampai aku tidak sadar melakukan hubungan itu dengan mu, tapi sekarang aku ingin kau tau tentang perasaanku sebenarnya padamu bahwa aku sama sekali tidak mencintai kamu,'' jawab Arjuna dengan menjelaskan tentang perasaannya kepada Diana.

Diana pun menjadi terdiam saat mendengar apa yang dikatakan oleh Arjuna padanya, hati dia sangat sakit saat dia mengetahui perasaan Arjuna padanya. Akan tetapi Diana yang sudah sangat terobsesi akan Arjuna untuk menjadi istrinya dan menjadi salah bagian dari keluarga Arjuna yang kaya raya pun menahan emosinya. Diana bahkan memiliki rencana untuk menelfon Carissa dan Diana pun berusaha memancing Arjuna untuk mengatakan tentang keburukan Carissa.

''Tenanglah Diana, kau harus tenang dan bisa mengendalikan emosi mu, aku tidak mau menyerah. Aku sudah selangkah lagi akan bisa mencapai apa yang aku inginkan untuk menjadi istri dari Arjuna. Aku tidak boleh mundur, aku harus membuat hubungan mereka berdua juga hancur," ucap Diana di dalam hatinya dengan rencana jahatnya.

Kini Diana pun menelfon Carissa, sedangkan saat ini Carissa baru saja tiba di rumahnya. Dia turut merasa sedih akan anak Diana yang telah meninggal karena bagaimanapun juga anak itu adalah anak Arjuna. Tiba-tiba handphone milik Carissa berdering dan saat Carissa melihat siapa yang menelfonnya, dia merasa heran karena yang menelfonnya adalah Diana.

''Diana? Kenapa dia menelfon aku? Sudahlah angkat dulu saja.'' Carissa pun langsung mengangkat telepon dari Diana.

Diana yang memang sengaja menelfon Carissa secara diam-diam, Diana pun langsung menjalankan rencananya untuk memancing Arjuna untuk mengatakan hal yang merendahkan Carissa.

''Oh ya Sayang, kalau boleh tau kenapa waktu itu kamu mabuk. Aku lihat kamu terlihat memiliki masalah,'' Diana mulai memancing Arjuna untuk mengatakan hal yang merendahkan Carissa.

''Waktu itu aku sangat marah pada Carissa, saat itu kami berdua bertemu dengan teman kelas kami dulu dan kau tau bahwa teman kelas ku itu menggoda Carissa, tapi hal yang paling membuat aku marah adalah dia malah meladeni lelaki itu. Dia benar benar wanita murahan yang tidak memiliki harga diri, dia sudah tau bahwa ada aku di sampingnya tapi dia malah membela lelaki itu saat aku memukulnya. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku memiliki istri murahan seperti Carissa, dia memang cantik tapi sayang kecantikannya itu dia gunakan untuk menggoda lelaki lain di luar sana dan itu membuatku sangat muak!'' Arjuna tampak menceritakan semuanya itu dengan nada kesal.

Carissa yang saat itu tengah memegang teleponnya pun cukup terkejut akan apa yang dikatakan oleh Arjuna lewat telepon dan tanpa berfikir panjang Carissa langsung mengakhiri panggilannya.

Emosional yang tiba-tiba meninggi membuat Carissa beresiko keguguran karena dia mendengar perkataan Arjuna yang sangat kelewatan tentang dirinya. Tiba-tiba perut Carissa terasa sangat sakit, Carissa memegang perutnya yang terasa sakit tersebut. Carissa langsung menekan nomer Arjuna untuk memberitahukan bahwa saat ini perutnya sedang sakit. Berulang kali Carissa menelfon Arjuna tapi Arjuna tidak mengangkatnya.

''Arjuna, kamu kemana? Perutku sakit!'' tangis Carissa sambil menahan rasa sakit di perutnya.

Rasa kecewa dan juga putus asa kini dirasakan oleh Carissa karena Arjuna tidak kunjung mengangkat telepon darinya. Hingga secara perlahan kesadaran Carissa semakin melemah, akhirnya Carissa pun menekan nomer darurat dan saat itu juga Carissa kehilangan kesadarannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***