Menjadi Kuat Seorang Diri
Begitu sosok pemuda itu muncul, setiap orang seketika berhenti berbicara.
Bagaimanapun penampilannya tidak seperti mereka, dia mengenakan pakaian serba hitam dengan helm hitam gelap yang menutupi seluruh wajahnya, dia juga mengenakan mantel yang terlihat compang camping serta pedang besar yang pegangannya terlilit oleh rantai.
Hampir semua orang tidak bisa mengingat kembali wajah aslinya namun mereka yakin itu adalah wajah tampan dan penuh cahaya, namun mengingat bagaimana beberapa bulan yang lalu dia kehilangan anggotanya, sulit untuk membayangkannya lagi.
Seorang wanita penunggu loket menegurnya dengan kesal.
"Sudah kukatakan Grey, berhentilah berpenampilan seperti ini.. cobalah untuk mengenakan pakaian seperti biasanya, kau membuat takut semua orang."
"Maaf, namun perlengkapan ini lebih nyaman untukku."
Wanita loket hanya mendesah pelan, dia adalah orang yang dekat dengan Grey sebagai penanggung jawabnya, saat itu dia begitu cemas dan juga senang karena ia masih selamat meski begitu apa yang hilang dari Grey sudah tidak bisa dikembalikan.
"Apa kau ingin mengambil quest lagi?"
"Aah, beri aku quest relawan."
Sesuai namanya quest relawan adalah quest tanpa upah, dimana siapapun yang tidak memiliki uang bisa menaruh permintaan di guild, tidak ada yang mengambilnya kecuali Grey karena itu membuat guild menaruh kekaguman padanya.
Dia hanya akan mengambil quest biasanya saat uangnya benar-benar habis.
"Silahkan."
"Aah, terima kasih Mary."
"Dengar Grey sesakit apapun dan menderitanya dirimu jangan sampai berfikir untuk mengakhiri semuanya, kau harus kembali dengan selamat."
"Aku tahu, jangan khawatir aku masih membawa mimpi teman-temanku untuk menjadi petualang tingkat atas."
"Begitu."
"Sampai nanti."
Seorang petualang bertubuh besar menghadang langkahnya.
"Kau ini sangat arogan, kau menjadi petualang tapi tak pernah bergaul dengan kami, apa kau berfikir bahwa kau lebih hebat dari kami semua."
"Hentikan, kau tidak mengerti," cegah orang yang duduk paling dekat dengannya.
"Berisik, orang ini hanya petualang tingkat besi, apa segitunya kalian takut padanya... aku petualang silver mana mungkin bisa dibandingkan dengannya, apa menurutmu hanya kau saja yang kehilangan hah."
Grey hanya berjalan tanpa mendengarkannya.
"Tunggu sebentar brengsek, aku masih belum selesai."
"Urus hidupmu sendiri."
Dia terus berjalan sampai menghilang dari balik pintu guild, Grey bukan berarti tidak ingin bergaul dengan mereka hanya saja dia merasa sulit jika mengingat teman-temannya.
Ia ingat bagaimana saling mengobrol dan bercanda gurau dengan mereka, namun saat gelombang monster terjadi yang menunggu mereka adalah sebuah kematian. Sebelum gelombang itu terjadi kembali dia harus bertambah kuat atau akan lebih banyak nyawa yang menjadi korbannya.
Dia membaca quest yang diberikan Mary di mana itu adalah sebuah permintaan dari seorang gadis kecil yang duduk di depan rumahnya selagi memeluk lututnya, saat dia melihat sosok Grey ia berdiri dengan senang.
"Apa Anda petualang?"
"Aah, aku menjalankan quest relawan."
"Syukurlah... tolong bantu ibuku, dia sakit dan seseorang harus mendapatkan obat untuknya."
"Bisa aku melihatnya dulu."
Di ruangan itu ada seorang suster dan seorang wanita yang terbaring di ranjang.
"Tanaman seperti apa yang harus aku ambil?"
Suster itu menjawab.
"Bunga Lily biru wanita ini terkena penyakit wabah zombie, bunga itu sudah sulit ditemukan dan aku yakin satu-satunya tempat yaitu berada di gunung merapi yang dijaga seekor naga, apa kau ingin mengambilnya?"
Wabah zombie adalah sebuah wabah yang terjadi saat gelombang pertama, wabah ini muncul saat zombie dikalahkan yang mana energi kutukan darinya menyebar ke udara kemudian terhisap manusia, karena itulah saat bertarung dengan mereka harus ada seorang yang memiliki sihir suci untuk menetralisirnya atau hasilnya akan seperti ini.
Wabah zombie akan mengikis kesehatan yang terjangkit kemudian mati dan merubahnya menjadi zombie baru. Terkadang mereka akan dibunuh sebelum hal itu terjadi.
"Aku sudah menerima questnya jadi sudah jelas aku akan mengambilnya."
"Kau sendiri?"
"Sendiri sudah lebih cukup."
Grey berbalik setelah mengelus rambut anak kecil itu yang mana meninggalkan kebingungan setelahnya.
"Tolong selamatkan ibuku."
"Aah... aku akan kembali, jadilah gadis baik dan tunggulah di sini," suara Grey dipenuhi keyakinan dan tekad kuat, dia selalu berharap suatu hari bisa membunuh Undead King dan mengembalikan semuanya sedia kala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
anak hikikomori
daritadi kenapa ngomongnya "aah" mulu dah, gw curiga si mc lagi ngelakuin sesuatu dibalik armornya
2023-04-04
0