Beberapa hari berikutnya Grey menerobos guild, pria yang pernah mengganggunya kembali berulah, namun tidak seperti sebelumnya sekarang dia memukul wajahnya hingga terlempar ke udara sebelum jatuh menghancurkan meja di belakangnya.
Semua orang tercengang termasuk pria tersebut yang dengan arogan menarik pedangnya untuk menghunuskannya, sayangnya pedang Grey lebih cepat darinya, memotong pergelangan tangannya hingga darah menyembur membasahi lantai.
"Woaaa, tanganku! Kalian semua cepat bantu aku, kenapa kalian diam? Orang ini seorang kriminal."
Tepat saat Grey hendak menghabisinya Irena maju untuk menahan tebasannya melalui dua pedang miliknya yang disilangkan.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin membunuhnya?"
"Itulah yang kuinginkan, semua orang di kota ini setiap harinya berjuang keras untuk hidup, para petualang bertugas untuk melindungi kota selagi mereka menafkahi keluarganya dan penduduk kota mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk pergi keluar tembok untuk bertani tanpa mempedulikan serangan monster, sementara dia malah melakukan hal menjijikan."
Grey maupun Irena saling menjaga jarak, Grey merogoh saku bajunya dan dari telapak tangannya berjatuhan emblem besi. Setiap itu menyentuh lantai menghasilkan suara gemerincing, seperti tingkatan pahlawan mereka yang sudah naik peringkat akan diberikan hal ini.
"Itu?"
"Pria di sana mengundang beberapa pemula untuk menjelajahi dungeon, tapi dia malah membunuh mereka lalu mengambil peralatan mereka untuk dijual."
"Bohong! Itu hanya karangan buatannya sendiri, dia pasti pelakunya, dibandingkan orang ini aku selalu berada bersama kalian, dia memang terdaftar di guild tapi dia hanya orang asing untuk kita semua, apa kalian dengan mudah mempercayainya?"
"Apapun yang kalian inginkan, aku harus membunuhnya."
"Tunggu sebentar."
Irena menjegal langkah Grey, dia bisa melihat bagaimana pria yang dilindunginya menyeringai atas kemenangannya namun saat semua sadari kepalanya telah terbang ke udara dan jatuh sebelum menggelinding ke kaki meja.
Gerakan itu sangat cepat untuk diikuti mata, akan tetapi, mereka tahu bahwa Irena baru saja memenggal pria yang barusan dilindunginya di depan umum.
Para pelayan yang tidak biasa dengan aroma darah menutup mulut mereka karena mual, sementara sebagian pria tampak gemetaran, mereka bukanlah veteran petualang mereka bergabung di guild hanya untuk memenuhi kehidupan mereka di kota ini.
Sejak awal Kota Risol hanya kota tumbal yang dijadikan pertahanan utama saat serangan pasukan Undead King dimulai.
"Irena? Kau?"
"Biar aku sendiri yang membunuhnya, kalian bersihkan mayatnya, aku memang sudah mencurigainya sejak awal tapi tak kusangka kau lebih dulu menemukan buktinya."
"Salah satu dari mereka masih hidup dan tak sengaja bertemu denganku."
"Begitu."
Setiap mayat akan dibakar agar kutukan Undead King bisa dicegah, siapapun yang dikubur di tanah ataupun jasadnya terbengkalai mereka akan menjadi undead ataupun zombie.
Sementara semua orang berusaha memulihkan diri dari keterkejutannya, Grey berjalan untuk menemui Mary, suaranya mampu menyadarkannya kembali.
"Aku ingin menjelajahi Dungeon, apa ada tempat baru?"
"Ah iya, ada satu tempat yang jauh dari kota... apa Grey akan mengambilnya?"
"Tentu."
Mary memberikan quest yang dimaksud, di sana tertera penyelidikan untuk dungeon tersebut.
"Jika kamu bisa mencapai lantai bawahnya, itu akan jauh lebih bagus saat petualang pemula mencobanya."
Singkatnya quest itu membuat seseorang untuk membuat peta dan peta itu akan diperbanyak untuk diberikan pada junior berikutnya, hal ini sangat berguna agar angka kematian tidak terlalu banyak terjadi.
"Kalau begitu sampai nanti."
Tepat dia melangkah, Irena telah menghalanginya lagi, sesaat Grey berfikir bahwa orang ini mungkin kurang kerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments