Grey maupun Irena terus mengayunkan pedangnya, mereka (monster) tidak mengenal rasa takut dan terus melawan.
Inilah perbedaan jauh dari monster di dungeon dan di luar. Tebasan memotong beberapa kepala tikus, Irena hendak menggunakan sihir namun dicegah oleh Grey yang lebih dulu membunuh mereka.
"Kenapa aku tidak boleh menggunakan sihir?"
"Mereka semua bereaksi dengan sihir, itu semacam provokasi yang membuat mereka semakin agresif."
"Maksudmu mereka berubah jadi gila."
"Bisa dibilang begitu."
"Jika demikian aku akan berhati-hati lagi, kau harus lebih dulu mengatakannya padaku."
"Kupikir kau sudah pernah ke dungeon."
"Tidak, anggota partyku hanya beroperasi di kota-kota manusia yang ditinggalkan kami baru menjelajahi kota goblin."
"Kota itu kah."
"Apa kau pernah ke sana?"
"Dulu sekali saat kami memulai jadi petualang."
"Begitu."
Grey bisa tahu bahwa anggota Irena kemungkinan seorang pemula, dia ingin menanyakan lebih jauh alasannya namun akhirnya dia urungkan karena itu mungkin sesuatu yang tidak boleh dia tanyakan.
Mereka melanjutkan kembali penyelidikan setelah mondar-mandir di antara lantai satu dan tiga, ini berguna untuk melihat apa ada sebuah jebakan atau rute rahasia apapun itu.
Ketika keduanya yakin mereka baru melanjutkan ke lantai berikutnya yang diisi oleh katak-katak raksasa berduri di punggungnya, ketika mereka berputar mereka menembakan duri-duri yang membuat keduanya bersembunyi di balik batu.
"Aku akan mengalihkannya, kau majulah."
Mengikuti instruksi Grey, Irena berguling ke batu yang lain dan sedikit demi sedikit mendekat, di catatan Grey akan ditambahkan perlengkapan perisai untuk mengantisipasi serangan ini.
Ketika serangan berakhir, Grey melesat maju. Katak tak tinggal diam, dia menggunakan lidahnya yang memiliki ujung tajam layaknya tombak, ketika pedang Grey menahannya itu menciptakan percikan metal yang menyebar ke udara.
Tubuhnya terdorong dan serangan berikutnya kembali di arahkan, dari kiri ke kanan, kemudian dari atas ke bawah. Lidah yang dipantulkan Grey ke kiri tiba-tiba saja berubah arah lalu mencambuk dirinya dari samping hingga dia terbang menabrak dinding gua.
Irena yang telah berada di belakang katak tersebut menebasnya dengan gerakan pedang ganda bernama "Spining Slash" membelahnya dari perut dengan indah.
"Kau baik-baik saja?"
"Tak masalah."
"Apa yang kau tulis?"
"Mereka kurang bagus jika dilawan bersama-sama, aku pikir petualang yang akan memasuki tempat ini harus membawa potion pelumpuh atau sebagainya saat mereka dikepung."
"Aku tidak masalah jika kau sangat teliti, tapi sebaiknya kau juga memikirkan tentangmu dulu."
Irena bisa melihat darah yang merebas dari perutnya. Kecuali helm yang Grey kenakan dari bawah hanya pakaian biasa, beberapa petualang terkadang memilih tidak menggunakan pelindung agar kecepatan mereka tidak berkurang. Grey mungkin salah satunya.
Luka di tubuh Grey telah kembali sembuh tanpa sepengetahuan Irena, ada dua alasan kenapa Grey tidak bergabung dengan kelompok lain. Hal seperti dia trauma melihat rekan-rekannya terbunuh adalah sebuah kebohongan.
Pekerjaan menjadi petualang memanglah seperti itu, bahkan dari mereka tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput.
Pertama dia berusaha menyembunyikan identitas aslinya sebagai vampir dari orang lain dan terkadang dia perlu waktu untuk meminum darah tanpa diketahui siapapun.
Haus darah sudah menjadi bawaan dari vampir, Anabeth juga seperti itu tapi dia memilih untuk meminum darah hewan sama seperti Grey.
Dan yang kedua agar Grey bisa bertambah kuat dengan cepat tanpa memperdulikan apapun, jika dia terluka tubuhnya akan menyembuhkan diri sementara jika bersama orang lain dia harus memikirkan keselamatan semua orang di saat yang sama hingga membatasi ruang geraknya.
Grey adalah seorang yang bisa berpetualang seorang diri sebagai solo player.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments