Chapter 17 : Harapan Untuk Masa Depan

Makhluk di depan Grey menyerupai tubuh manusia berbulu lebat, dengan kepala menyerupai banteng atau sering disebut Minotauros.

Sesaat sebelum Anabeth menghabisi para monster ia telah melarikan diri darinya, sekarang Grey sendiri yang akan membalas dendam rekan petualangnya.

"Tunggu Grey, kau serius akan melawannya seorang diri," ucap Irena menghentikannya dengan tangan yang mana Grey lepaskan sendiri.

"Aku tak bisa mengabaikan makhluk ini."

Irena telah kehilangan tenaganya dan sekarang hanya dialah yang bisa melakukannya seorang diri, terlebih latihan yang sebelumnya dia lakukan untuk datangnya hari ini, ia ingat bagaimana dia melatih ototnya setiap hari bertarung dengan makhluk-makhluk kuat dan sekarang merupakan pembuktian untuk itu.

Grey menarik pedangnya lalu berjalan beberapa langkah ke depan, Minotauros melakukan hal sama kecuali dengan kapak besar yang pegangannya menyerupai tombak.

Dia merendahkan tubuhnya, berteriak dengan pekikan sebelum menerjang ke depan, Grey mengayunkan pedangnya dan itu menciptakan ledakan tanah saat pedang menghantam senjata Minotauros secara langsung.

Tubuh Grey terlempar ke samping hingga dia terjungkal-jungkal sebelum menyisir permukaan tanah. Minotauros berlari padanya sembari mengayunkan kapak dari atas.

Grey berguling dan kapak nyaris membelah kepalanya, dia menendang Minotauros dengan kedua kakinya hingga makhluk itu sedikit terdorong ke belakang agar Grey bisa memiliki waktu untuk memperbaiki posisinya dan bersiap kembali dengan pedangnya.

Entah dirinya ataupun monster di depannya keduanya telah saling mengenal baik, satu mata kiri Minotauros telah buta dan semua itu adalah perburuan Grey saat dia membantai rekannya.

Grey mengambil celah saat itu untuk menikam matanya karena Itulah Minotauros memendam kebencian yang sama yang ditunjukkan olehnya.

Keduanya ingin memutuskan kebencian itu dengan saling membunuh satu sama lain.

Grey menghentakkan kakinya untuk melangkah maju, dia menebas dengan gerakan Horizontal yang bertujuan membedah perut Minotauros. Serangannya terbaca dengan baik dan musuhnya melancarkan serangan saat celah terbuka dari atas. Grey mengubah serangan ke arah sebaliknya dan Minotauros yang menyadari itu memindahkan tebasannya ke bawah untuk menangkisnya.

Itu menghasilkan suara memekikkan telinga bersama percikan kembang api yang melebar ke udara. Satu hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah mempersempit jarak, kapak yang digunakan Minotauros memiliki jangkauan luas layaknya sebuah tombak jika dia bisa mendekatinya paling tidak ruangnya akan terbatas. Mengasumsikan hal itu dia mendorong tubuhnya lebih dekat sembari mengayunkan pedangnya lebih cepat, lebih cepat dan semakin cepat.

"Luar biasa, apa itu kemampuan seorang di peringkat besi," ucap Irena demikian, kelompoknya juga menatap hal sama dan dari dalam kota penduduk mulai bermunculan untuk menonton.

Beberapa orang meratapi nasib orang-orang yang telah melindungi mereka, tentu ada beberapa yang mereka kenal dan termasuk keluarganya juga.

Namun inilah kesedihan yang tidak bisa mereka pungkiri bahwa mereka tinggal di kota perbatasan dan tidak ada siapapun yang tahu kapan mereka akan mati.

Grey menarik dirinya dengan sebuah ayunan ke depan wajah Minotauros, dia dengan sigap menahannya namun gesekan dari senjatanya membuatnya menyisir ke bahu Minotauros hingga dia terluka parah, kapak yang hampir terjatuh kembali dieratkan dan Minotauros balik membalas dengan ayunan diagonal.

Grey merasakan sensasi panas dari tubuhnya bagaimanapun darah miliknya telah menggenangi kakinya, entah Minotauros ataupun dirinya masih berdiri dengan kekuatan yang mereka miliki.

Grey batuk dengan menyakitkan dan darah keluar dari celah-celah helm yang dipakainya.

Ini adalah pertarungan akhir, di jarak lima meter keduanya berlari selagi menabrakkan pedangnya sebelum saling membelakangi.

Keheningan sesaat muncul di antara keduanya.

Kapak maupun tubuh Minotauros terbelah dua bagian sementara Grey tersungkur ke depan tak sadarkan diri. Perlahan kesadarannya semakin kabur, di detik-detik terakhir dia hanya melihat Irena yang berlari padanya bersamaan cahaya matahari yang mulai terbit.

Paling tidak kota ini memiliki harapan untuk masa depan, gumamnya demikian.

Episodes
1 Chapter 01 : Seorang Penyendiri
2 Chapter 02 : Puncak Gunung Merapi
3 Chapter 03 : Petualang Peringkat Gold
4 Chapter 04 : Indentitas Yang Baru
5 Chapter 05 : Penjelajahan Dungeon Baru
6 Chapter 06 : Rekan Sementara
7 Chapter 07 : Alasan
8 Chapter 08 : Lantai Bos
9 Chapter 09 : Melawan Bos
10 Chapter 10 : Kembali Ke Guild
11 Chapter 11 : Saling Menyukai
12 Chapter 12 : Keseharian
13 Chapter 13 : Kota Goblin
14 Chapter 14 : Mengalahkan Hobgoblin
15 Chapter 15 : Gelombang
16 Chapter 16 : Di Bawah Bulan Merah Hanyalah Sebuah Pembantaian
17 Chapter 17 : Harapan Untuk Masa Depan
18 Chapter 18 : Rahasia Yang Terungkap
19 Chapter 19 : Bertemu Penyihir
20 Chapter 20 : Yang Tersembunyi
21 Chapter 21 : Iblis Tanpa Kepala
22 Chapter 22 : Pengurung Diri
23 Chapter 23 : Kerajaan Vardes
24 Chapter 24 : Sebuah Keputusan Sulit
25 Chapter 25 : Saling Bekerja Sama
26 Chapter 26 : Para Pasukan Tengkorak
27 Chapter 27 : Tempat Di Utara
28 Chapter 28 : Senjata Kuno
29 Chapter 29 : Kesatria Dari Ibukota
30 Chapter 30 : Pemberontakan
31 Chapter 31 : Tidak Naif
32 Chapter 32 : Yang Dicari
33 Chapter 33 : Menemukan Sang Putri
34 Chapter 34 : Oasis
35 Chapter 35 : Putri Alexia
36 Chapter 36 : Keadaan Kota
37 Chapter 37 : Gelombang Ketiga
38 Chapter 38 : Akhir Gelombang
39 Chapter 39 : Ursa Mayor dan Ursa Minor
40 Chapter 40 : Pertambangan Undead
41 Chapter 41 : Suasana Sekarang
42 Chapter 42 : Quest Masa Lalu
43 Chapter 43 : Memulai Kembali
44 Chapter 44 : Penyerangan Benteng
45 Chapter 45 : Duel
46 Chapter 46 : Pertarungan Berikutnya
47 Chapter 47 : Menuju Ibukota
48 Chapter 48 : Serangan Bagian Satu
49 Chapter 49 : Serangan Bagian Dua
50 Chapter 50 : Serangan Bagian Tiga
51 Chapter 51 : Setelahnya
52 Chapter 52 : Petualangan Di Musim Dingin
53 Chapter 53 : Sebuah Kapal
54 Chapter 54 : Pulau Putri Duyung
55 Chapter 55 : Keputusan
56 Chapter 56 : Bagian Awal Peperangan
57 Chapter 57 : Melawan Dulahan
58 Chapter 58 : Dua Kelompok Terpisah
59 Chapter 59 : Melawan Harpy
60 Chapter 60 : Hutan Spirit
61 Chapter 61 : Titik Berkumpul
62 Chapter 62 : Melawan Naga Air
63 Chapter 63 : Undead King
64 Chapter 64 : Kemenangan
65 Chapter 65 : Undangan Dari Kerajaan Asteria
66 Chapter 66 : Kunjungan
67 Chapter 67 : Sebuah Festival
68 Chapter 68 : Kemunculan Iblis
69 Chapter 69 : Iblis Yang Lain
70 Chapter 70 : Dibalik Kebenaran Yang Tersembunyi
71 Chapter 71 : Dua Komandan Dari Dua Kerajaan
72 Chapter 72 : Hasil Ekspedisi
73 Chapter 73 : Petualangan Baru (Tamat)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Chapter 01 : Seorang Penyendiri
2
Chapter 02 : Puncak Gunung Merapi
3
Chapter 03 : Petualang Peringkat Gold
4
Chapter 04 : Indentitas Yang Baru
5
Chapter 05 : Penjelajahan Dungeon Baru
6
Chapter 06 : Rekan Sementara
7
Chapter 07 : Alasan
8
Chapter 08 : Lantai Bos
9
Chapter 09 : Melawan Bos
10
Chapter 10 : Kembali Ke Guild
11
Chapter 11 : Saling Menyukai
12
Chapter 12 : Keseharian
13
Chapter 13 : Kota Goblin
14
Chapter 14 : Mengalahkan Hobgoblin
15
Chapter 15 : Gelombang
16
Chapter 16 : Di Bawah Bulan Merah Hanyalah Sebuah Pembantaian
17
Chapter 17 : Harapan Untuk Masa Depan
18
Chapter 18 : Rahasia Yang Terungkap
19
Chapter 19 : Bertemu Penyihir
20
Chapter 20 : Yang Tersembunyi
21
Chapter 21 : Iblis Tanpa Kepala
22
Chapter 22 : Pengurung Diri
23
Chapter 23 : Kerajaan Vardes
24
Chapter 24 : Sebuah Keputusan Sulit
25
Chapter 25 : Saling Bekerja Sama
26
Chapter 26 : Para Pasukan Tengkorak
27
Chapter 27 : Tempat Di Utara
28
Chapter 28 : Senjata Kuno
29
Chapter 29 : Kesatria Dari Ibukota
30
Chapter 30 : Pemberontakan
31
Chapter 31 : Tidak Naif
32
Chapter 32 : Yang Dicari
33
Chapter 33 : Menemukan Sang Putri
34
Chapter 34 : Oasis
35
Chapter 35 : Putri Alexia
36
Chapter 36 : Keadaan Kota
37
Chapter 37 : Gelombang Ketiga
38
Chapter 38 : Akhir Gelombang
39
Chapter 39 : Ursa Mayor dan Ursa Minor
40
Chapter 40 : Pertambangan Undead
41
Chapter 41 : Suasana Sekarang
42
Chapter 42 : Quest Masa Lalu
43
Chapter 43 : Memulai Kembali
44
Chapter 44 : Penyerangan Benteng
45
Chapter 45 : Duel
46
Chapter 46 : Pertarungan Berikutnya
47
Chapter 47 : Menuju Ibukota
48
Chapter 48 : Serangan Bagian Satu
49
Chapter 49 : Serangan Bagian Dua
50
Chapter 50 : Serangan Bagian Tiga
51
Chapter 51 : Setelahnya
52
Chapter 52 : Petualangan Di Musim Dingin
53
Chapter 53 : Sebuah Kapal
54
Chapter 54 : Pulau Putri Duyung
55
Chapter 55 : Keputusan
56
Chapter 56 : Bagian Awal Peperangan
57
Chapter 57 : Melawan Dulahan
58
Chapter 58 : Dua Kelompok Terpisah
59
Chapter 59 : Melawan Harpy
60
Chapter 60 : Hutan Spirit
61
Chapter 61 : Titik Berkumpul
62
Chapter 62 : Melawan Naga Air
63
Chapter 63 : Undead King
64
Chapter 64 : Kemenangan
65
Chapter 65 : Undangan Dari Kerajaan Asteria
66
Chapter 66 : Kunjungan
67
Chapter 67 : Sebuah Festival
68
Chapter 68 : Kemunculan Iblis
69
Chapter 69 : Iblis Yang Lain
70
Chapter 70 : Dibalik Kebenaran Yang Tersembunyi
71
Chapter 71 : Dua Komandan Dari Dua Kerajaan
72
Chapter 72 : Hasil Ekspedisi
73
Chapter 73 : Petualangan Baru (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!