Grey membawa Anabeth ke sebuah danau indah yang tersembunyi di deretan pepohonan hijau. Dia menggelar tikar kemudian mengeluarkan berbagai makanan yang sebelumnya dia buat seperti roti lapis daging, nasi kepal, sate, kare dan juga beberapa makanan berat lainnya.
Itu bukan sesuatu yang biasa dibawa orang berpiknik, namun jika Anabeth menyukainya itu tidak perlu dipermasalahkan kembali.
"Uwaah, semuanya enak.. tambah lagi."
"Baik, makan pelan-pelan."
"Iya."
Mereka duduk bersebelahan selagi menatap bagaimana pemandangan langit biru indah terpantul di permukaan air. Di saat itu Anabeth menceritakan bagaimana ia menjadi seorang vampir.
Ayahnya berprofesi sebagai pemburu vampir, hampir seluruh vampir dia bunuh dan satu hal yang membuatnya memilih jalan salah adalah fakta bahwa dia membunuh vampir yang tidak bersalah di depan istrinya.
Istrinya mengutuk ayahnya dengan berkata. Bahwa suatu hari keturunanmu adalah ras vampir, saat itu ayahnya mengabaikan perkataan itu sebagai lelucon namun bertepatan saat istrinya melahirkan dia akhirnya menyadari hal penting.
Dia buru-buru kembali ke rumah istri vampir tersebut bahkan hujan yang membasahinya tak pernah dia gubris sedikipun, namun saat dia tiba dia sudah mengakhiri hidupnya.
Sejak itu Anabeth hidup sebagai leluhur vampir bahkan saat perlahan keluarganya berkurang karena kematian, dia satu-satunya yang masih hidup sampai sekarang.
Grey bisa mengerti bagaimana Anabeth telah hidup begitu kesepian karena itulah entah dirinya atau Anabeth mereka saling membutuhkan satu sama lain.
Tepat matahari terbenam Grey menggendong Anabeth untuk kembali ke rumah.
Dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur kemudian menutupinya dengan selimut sebelum menutup pintu setelah mengucapkan selamat tidur.
Beberapa hari berikutnya Grey dan Anabeth turun ke ruang bawah tanah, di sana ada beberapa rantai yang diikatkan pada Anabeth, termasuk di leher, tangan dan kaki.
Hanya di saat seperti inilah Grey juga tidak ingin melakukannya, namun jika tidak kemungkinan Anabeth akan mengamuk dan membunuh banyak manusia bukanlah nol.
Ini adalah hari dimana bulan merah akan muncul. Tidak ada yang tahu pasti kapan bulan itu terjadi namun, saat beberapa monster keluar dari dungeon maka itu tanda hal itu akan terjadi.
Anabeth menatap ke arah Grey yang tampak sedih.
"Tak usah dipikirkan, aku tidak keberatan lagipula hanya semalam, lebih dari itu jangan sampai kau mati."
"Aku sudah berlatih keras, tentu saja tak akan kalah."
"Fufu itu yang diharapkan darimu, kalau begitu semoga beruntung."
"Aah, aku akan kembali."
Grey menutup wajahnya dengan helm sebelum meninggalkan ruang bawah tanah, tempat ini sendiri sangat rahasia jadi tidak akan ada yang mungkin bisa menemukan Anabeth jika seseorang datang kemari.
Grey sekali lagi melihat bagaimana rumah itu berdiri sebelum berjalan tanpa menoleh lagi.
Di depan gerbang kota para petualang telah berkumpul untuk menghadapi gelombang, beberapa juga berada di atas tembok untuk siap memberikan serangan jauh seperti panah dan sihir.
Sekarang adalah sore hari saat malam hari barulah gelombang ini akan dimulai.
Irena muncul selagi menendang kaki Grey yang duduk jauh di antara kerumunan lainnya.
Grey memiringkan kepalanya atas reaksinya tersebut.
"Apa itu cara menyapa orang?"
"Ini hal yang pantas untukmu, kami berkumpul di sana kau malah mengasingkan diri di sini."
"Itu adalah pilihanku kan."
Irena tertawa.
"Kau pandai sekali mengelak."
Grey mengarahkan pandangannya ke kelompok Irena yang sedang mengobrol satu sama lain.
"Apa mereka sudah siap dengan ini?"
"Sebelumnya kami telah mengalahkan Hobgoblin, kami benar-benar sudah siap sekarang."
Matahari terbenam, digantikan cahaya bulan merah dan selanjutnya puluhan monster bermunculan dari dalam hutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Muhammad Akhyar Rod
lah gimana thor ane gk ngerti
2022-12-17
0