Seorang yang dijadikan sebagai pemimpinnya mulai berteriak untuk memandu serangan, mengikut arahannya mereka membiarkan para ahli sihir dan penembak jitu melakukan tugasnya lebih dulu dan selanjutnya mereka menerjang ke depan.
Berkat pengurangan monster secara berkala di dungeon, jumlah mereka tidak sebanyak saat gelombang pertama, biasanya seorang tidak akan menggunakan sihir kepada monster yang berasal dari dungeon namun sekarang berbeda, mereka tanpa ragu menggunakannya karena akibat bulan merah semua monster ini memang sudah gila.
Beberapa petualang diterkam serigala sebesar dua meter, daging mereka dikoyak dan dibunuh tanpa belas kasih.
Beberapa petualang menggunakan tubuh orang yang mati sebagai umpan untuk membunuh monster yang masih hidup, itu perbuatan menjijikan namun beginilah satu-satunya cara mereka bertahan. Tidak ada siapapun di sini yang mau melakukan hal demikian secara sukarela. Semuanya karena keadaan.
Beberapa pedang menghujani tubuh serigala tersebut selagi mengutuk keberadaan mereka.
"Mati, mati, mati, mati, mati," sebelum beralih ke musuh berbeda, para Orc dan goblin bisa dihadapi namun jika monster dalam bentuk hewan mereka jauh sulit di tangani.
Mata mereka merah seperti apa yang digambarkan bulan tersebut. Yang ada di sini hanyalah bagaimana membunuh dan membunuh.
Seekor orc mengincar salah satu petualang yang terjatuh, sebelum pedang besarnya menghantam kepalanya, Grey sudah lebih dulu menahannya kemudian menendang orc itu hingga dia terlempar ke belakang.
Grey melemparkan botol potion pada petualang tersebut lalu berkata tanpa menoleh.
"Gunakan itu, dan cepat mundur."
"Aku tidak akan mundur, aku akan terus berjuang... demi orang-orang di kota aku tidak boleh kalah."
Grey sedikit menaruh ras kagum namun dia memilih untuk menghabisi orc sebelumnya dengan menikam kepalanya, darah terciprat ke dalam helmnya dan tanpa menunggu dia langsung mengincar monster lainnya.
Genderang peperangan telah dibunyikan, tidak ada berhenti ataupun menyerah, yang ada hanyalah pertempuran yang penuh kebrutalan.
Walau dungeon telah dikurangi monster ini terasa lebih kuat dari sebelumnya, apa yang terjadi?
Para petualang berteriak saat mereka terus melancarkan serangan mereka, beberapa yang kehilangan tangannya terus bergerak tanpa memikirkan apapun hingga pada akhirnya kepala mereka terpenggal, jeroan mereka berhamburan bahkan beberapa lagi mati secara mengenaskan, tapi tak hanya petualang para monster juga mengalami hal sama, satu persatu dari kedua kubu mulai berkurang.
Grey berlari ke arah kelompok Irena untuk membantunya, jika melihat secara baik-baik kini hanya kelompoknya saja yang memiliki seorang pendeta yang masih hidup, semuanya terbantai.
Winy menerima tebasan yang membuat darahnya menyembur ke udara, Grey membunuh monster yang melakukannya sebelum melemparkan tubuh Winy ke arah Eva.
"Apa yang kau lakukan?"
"Cepat sembuhkan dia," teriak Grey, ini adalah peperangan saat kau terluka kau tidak akan menemukan kesempatan untuk menahan serangan berikutnya.
Irena menebas kepala monster yang berada di depannya. Angel telah kehabisan anak panah dia bahkan harus mengutip dari tubuh-tubuh yang mati.
"Sialan! Kenapa kita harus seperti ini," Irena mengayunkan pedangnya tanpa henti, sekujur tubuhnya telah dibanjiri darah tidak ada area bersih yang tersisa bahkan untuk Grey sendiri, mereka sudah mengurangi jumlah monster sedemikian rupa namun semuanya terasa sia-sia.
Menjelang subuh hanya kelompok Irena dan Grey yang tetap masih hidup, seluruh petualang telah dibantai habis dan menyisakan tumpukan mayat yang menggunung.
Irena terduduk lemas dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
"Ini tidak masuk akal."
Dia mengingat orang-orang yang sebelumnya dia ajak bicara tapi sekarang mereka sudah tidak ada, beberapa bahkan berbicara ingin segera kembali untuk bisa berkumpul dengan keluarganya namun kenyatannya hal itu tak akan pernah terjadi.
Ini bukan sebuah permainan dimana seorang yang mati bisa dihidupkan kembali, ini adalah sebuah kenyataan.
Ketika dia diliputi keputusasaan, sosok Minotauros muncul dari tumpukan mayat, Grey tahu sekali siapa dia.
Dia adalah monster yang membunuh teman-temannya saat gelombang pertama terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments