"Mamah dan papah, yakin? Membiarkan Jacqueline,pergi ke kota kelahirannya". V,membuka suaranya saat Jacqueline sudah pergi.
"Hemmm... Jacqueline,sudah besar dan dewasa. Biarlah,dia bebas". Jawab Irfan,ayahnya.
"Benar sekali,sudah waktunya mengelilingi dunia. Gak kaya kamu,sibuk kerja terus". Sahut Sarah, ikut-ikutan menimpali anaknya.
Mendengar jawaban kedua orangtuanya,V malah berdecak kesal. "Pah,mah...apa tidak takut, terjadi sesuatu nanti. Sama saja,merusak nama keluarga kita".
"V, mengertilah. Jacqueline,paham mana yang bagus dan salah. Kamu, tumben-tumbenan peduli dengan adik angkat mu. Biasanya, ogah-ogahan menyebut namanya". Kata Sarah, melirik ke arah anaknya.
"Aku hanya was-was, jika terjadi sesuatu nantinya. Demi kebaikan,dia dan kita". Tegas V, memandang kedua orangtuanya.
"Tenanglah,papah sudah menyiapkan beberapa bodyguard untuk Jacqueline di sana. Dia tidak sendiri,ada Melda juga". Irfan,tak mungkin melepas anak angkatnya itu. Dia sudah merencanakan semuanya.
"Malam ini, Jacqueline meminta ijin. Dia makan malam, bersama...". Sarah, menggantungkan ucapannya dan melanjutkan dengan membisik ke telinga suaminya.
"Wahhh... baguslah,mah. Dia pria sangat baik,aku yakin mereka sangat cocok". Irfan, langsung mengangguk dan tersenyum.
V, memandang kedua orangtuanya. Tentu saja,dia sangat penasaran siapa pria itu. "Dengan siapa mah? Jangan sembarangan, untuk menjodohkan Jacqueline. Walaupun,dia selalu menurut dan tidak mempermasalahkan jika kita menjodohkannya. Tetapi, aku yang akan mencari pria terbaik untuk Jacqueline".
Tentu saja pria terbaik itu, adalah kamu V. Batin Sarah, sebenarnya dia ingin menyatukan anak dan Jacqueline menjalin hubungan serius. "Sampai kapan,V? Sudah berpuluh-puluh kali,kamu mengucapkannya. Mana pria, terbaiknya". Sarah, seakan-akan mengejek-ejek anaknya itu.
V,nampak gelisah gusar. pasalnya,belum ada mencari siapa pria itu?. Ck,tambah jadi beban segala. Gerutu V.
"V,apa kamu tidak ada rasa cinta kepada Jacqueline. Hemmm...papah dan mamah,lebih menyukai Jacqueline menjadi menantu ini. Ingatlah, Jacqueline dan kamu. Tidak sedarah,kamu mengerti. Jangan nyesal,kalau Jacqueline memiliki pilihan hatinya sendiri".
"Apaan sih? Aku berangkat dulu,satu kali lagi. Jacqueline, sudah aku anggap sebagai adik sendiri. Sedikitpun,aku menyukai ataupun mencintainya. Hanyalah, sebatas adik". Tegas V, langsung meninggalkan kedua orangtuanya.
"Yang sabar mah, mungkin V memang tidak menyukai Jacqueline. Dia menyukai dan mencintai,hanya sebagai seorang adik". Irfan, langsung membujuk istrinya.
"Baiklah, Jacqueline sudah dewasa. Kita biarkan saja,pria pilihannya sendiri". Sarah, pasrah menerima semuanya. Cinta,memang tidak di paksakan.
Sebenarnya,sarah tahu. Jika Jacqueline, menyukai anaknya. Sarah,tak sengaja membaca buku harian Jacqueline dan mendengar ucapan Jacqueline langsung. Saat itu, Jacqueline asyik berbincang dengan Melda.
V, memandang keluar jendela mobil dan melonggarkan dasinya. Pikirannya, tertuju kepada Jacqueline dan sangat penasaran sekali siapa pria itu.
*********
Di suatu tempat lain, Jacqueline dan Melda. Mereka sudah sampai di lokasi, pemotretan dengan tema danau.
"Aaaahhhh....indah dan sejuk, udaranya". Jacqueline, menikmati pandangan di sekililing danau.
"Sangat indah". Ucap seorang pria,dia adalah seorang fotografer profesional.
"Daniel, hentikan. Aku belum siap, berpose". Jacqueline,menutup kemerahannya.
"Malam nanti, jadikan. Kamu harus menepatinya,". Daniel,terus memotret Jacqueline.
"Jam delapan malam, jemput aku". Jawab Jacqueline, sambil bergaya. "Foto aku dan Melda". Pinta Jacqueline, langsung menarik tangan Melda.
Beberapa menit kemudian, para model lainnya juga datang. Mereka saling, bergantian untuk berfoto.
"Kamu yakin, berkencan dengan pria lain? Bagaimana, dengan cinta pertama itu". Bisik Melda, terkekeh.
"Melda, sebenarnya kamu membantu ku. Untuk melupakan dia,atau menjerumuskan diriku semakin cinta". Jacqueline, mendelik ke arah Melda.
"Hehehhehe....maaf,gak sengaja. Akan tetapi, melupakan cinta pertama itu. Sangatlah,susah Jacqueline. Apa lagi,membuka pintu hati untuk pria lain" Melda,merasa kasian kepada Jacqueline.
Melda,teman sekolahnya dan kini menjadi sekretaris pribadi Jacqueline. "Sudahlah, sekarang giliranku".
Jacqueline, melepaskan mantel bajunya dan memperlihatkan baju ketat dan terlihat seksi. Lekukan tubuhnya,dan berisi sangat padat. kulit begitu mulus dan putih,tidak ada goresan luka sedikitpun.
Daniel,tak henti-hentinya memandang ke arah Jacqueline. Sangat menggemaskan dan cantiknya, sangat luar biasa. Daniel, mengedipkan mata sebelahnya.
Daniel, membantu Jacqueline untuk bergaya yang bagus. Sesekali, Daniel menyentuh pundak halus Jacqueline.
Di sudut lainnya,V tengah melihat pemotretan model di pinggir danau. Ada hati tak rela,jika bagian tubuh adiknya di sentuh. Walaupun,hanya lengan dan pinggang rampingnya.
"Ck,cabul". Gumam V, langsung membalikkan badannya.
"Tuan, fotografer profesional itu. Dia tidak cabul,hanya saja membantu Nona Jacqueline untuk bergaya. Agar hasil gambarnya,menjadi sangat bagus". Sekertaris pribadinya,malah membela fotografer itu.
"Diamlah....cari tahu,siapa pria malam ini yang berani mengajak adikku berkencan. Tidak tahu diri,bilang saja dia ingin masuk ke dalam keluarga Fernandez". Decak V, langsung meninggalkan danau tersebut.
Bilang saja, Anda cemburu tuan. Batin sang sekertaris,mana mungkin dia berani berucap seperti itu langsung.
Kembali lagi,di danau.
Jacqueline,sudah puas dengan pemotretannya.
Seorang model seksi, menghampiri dirinya. Dia adalah,pesaing berat Jacqueline.
"Aku dengar-dengar,kau ingin berkencan dengan fotografer profesional itu. Lumayan juga,seleramu".
"Terimakasih, Wulan. Aku dan kamu,memang berbeda. Aku banyak menang, buktinya saja. Aku bisa berkencan, dengan pria lajang. Tidak seperti dirimu, berkencan dengan pria beristri. Opsss...aku keceplosan ngomong, maafkan aku. Sudah mengucapkan, kata itu". Jacqueline, tersenyum smrik.
"Ck, buktikan kalau kamu bisa mendapatkan dirinya. Kau tahu,dia sangat susah di taklukkan hatinya". Wulan,malah menantang Jacqueline.
"Maaf,aku tidak suka dengan taruhan. Akan tetapi,aku suka dengan tantangan mu". Kedip mata Jacqueline. "Melda, waktunya kita pergi".
"Dahhh... Wulan, semoga harimu menyenangkan". Melda, mengikuti langkah kaki Jacqueline.
"Melda,apa buah dadanya itu asli? Sangat besar dan padat,aku saja tidak sebesar itu". Jacqueline,malah memegang dua melon miliknya.
"Mungkin saja,dia menggunakan implan payudara. Menakutkan sekali,ada juga dengan cara alami. Dengar-dengar sih,jika seorang pria meremas payudara kita. Maka payudara kita,akan membesar sendirinya" Kata Melda, membuat Jacqueline mengerutkan keningnya.
"Haaa...? Kok bisa membesar, emangnya tangan pria ada sesuatu kah.bisa membuat payudara, besar". Jacqueline,baru kali ini mendengar nya. Jika pria,meremas payudara setelahnya akan membesar.
Entah kenapa, Jacqueline malah otaknya traveling kemana-mana. Tiba-tiba saja,dia ingin dua melonnya di remas kakak angkatnya.
"Wouuyy, ngelamun aja". Melda, langsung membuyarkan lamunannya.
"Eeee...gak apa-apa,". Jawab Jacqueline, tetapi dua pipinya memerah seperti kepiting rebus. Astaga, kenapa aku berpikiran sampai ke situ. Sehingga,dia menjadi salah tingkah.
Melda,merasa heran melihat tingkah lakunya Jacqueline. pasti ada sesuatu, yang di sembunyikan Jacqueline.
Jacqueline, membuang muka ke jendela mobil. Semakin aku ingin melupakannya,kenapa semakin susah. Mana mungkin,dia sudah menganggap aku seorang adik. Menjadi pendamping hidup,di masa depannya.batin Jacqueline, dengan cepat dia menghapus air matanya. jangan sampai ketahuan Melda,bisa panjang lebar urusannya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments