Tiga belas tahun, kemudian.
"Aaayaaahhh....". Teriak seorang perempuan, yang tiba-tiba terbangun. "Sial,kenapa mimpi itu terus menghantuiku". Gumam Jacqueline.
Jacqueline,tak bisa tenang dalam tidurnya. Sudah tiga belas tahun,dia masih trauma di masa lalunya.
"Tenanglah ayah,mamah. Aku siap, untuk balas dendam dan merampas harta kalian. Sudah tiga belas tahun, lamanya aku merencanakan ini semua". Gumam Jacqueline, menatap tajam ke arah cermin.
Almira Puteri,yang mengubah namanya menjadi Jacqueline Fernandez. Dia sangat beruntung, menjadi anak angkat di keluarga Fernandez. Walaupun,dia di perlakukan seperti bak putri.
Tapi,dia tak menjadi serakah. Semenjak sekolah,dia mengikuti berbagai kegiatan kontes model.
Hingga akhirnya,di usia mudanya yang masih dua puluh tahun dan lulus kuliah. Di usia mudanya,sudah menjadi seorang model terkenal dan populer di kotanya. Dengan kecerdasan dan kemampuan,dia mampu berdiri tanpa bantuan dari keluarga Fernandez.
Baginya,mudah menjadi model terkenal secara instan. Apa lagi,dia termasuk keluarga besar Fernandez.
Bertahun-tahun lamanya,dia menyelidiki kehidupan ibu tiri dan kakak tirinya.
Namun di sisi lain, dia tak ingin memberitahu tentang balas dendam kepada orangtua angkatnya.
Tok....Tok...
Suara ketukan pintu kamar, membuyarkan lamunannya.
Jacqueline, langsung membuka pintu kamar.Saat melihat siapa yang mengetuk,dia langsung salah tingkah.
"Kakak,". Jacqueline, langsung membenarkan baju piyama tidurnya. Sedikit berantakan dan terbuka.
"Aku ingin berbicara, padamu". Kakak angkatnya, ingin masuk ke dalam kamar dan langsung di cegah Jacqueline.
"Stop kak,kita berbicara di ruang kerja kakak V saja". Jacqueline, menghentikan langkah kaki kakaknya.
V, langsung menghentikan langkahnya dan menatap ke arah adik angkatnya. Namun, tatapan sang adik malah mengalihkan pandangannya. "Baiklah,aku tunggu". Dia, langsung membalikkan badan dan melangkah meninggalkan kamar Jacqueline. V, sangat ingin masuk ke dalam kamar adiknya itu. hampir setahun,dia tak pernah masuk lagi. semakin beranjak dewasa,sang adik angkat bertambah berubah.
Jacqueline, menghela nafas leganya. "Syukurlah, dia tak masuk. Gara-gara Melda,". Gerutu Jacqueline, kamarnya sangat berantakan sekali. Apa lagi foto-foto,kakak angkatnya berhamburan kemana-mana. Foto lama, diam-diam dia memotret kakaknya itu.
Jacqueline, menyimpan rasa cinta kepada kakak angkatnya. Awalnya,dia tidak mencintainya. Tapi, seiring waktu dan tinggal satu atap. Sehingga, cinta itu tumbuh berlahan-lahan.
Jacqueline,jarang sekali berbicara dengan kakak angkatnya. Dia merasa tak nyaman,sering kali menghindari kakaknya. Melupakan, itulah yang dilakukan Jacqueline.
Jacqueline,yang tak pernah berpacaran karena dia sibuk dengan menata karir dan merencanakan balas dendamnya.
para produser film, sangat menginginkan Jacqueline untuk membintangi beberapa film. namun,dia selalu menolaknya karena tak ingin menguras waktunya. Walaupun, banyak pria dari kalangan artis dan bisnis lainnya. sangat menyukai Jacqueline, namun dia selalu menolaknya dengan secara halus. para awak media, ingin sekali mencari skandal Jacqueline. tapi sayang,tidak menemukan apapun.
Jacqueline, menggantikan pakaiannya dengan baju santainya. Setelah selesai, barulah dia pergi ke ruang kerja kakak angkatnya itu.
Pintu terbuka lebar, terlihat sesosok kakak angkatnya duduk di sofa. Tengah menunggu dirinya, Jacqueline merasa canggung saat mereka tengah berduaan.
"Duduklah". V, menepuk sofa di sampingnya. Hanya bertelanjang dada, terlihat sixpack perutnya dan dada bidang kokoh. terlihat, lengannya begitu kekar. Jacqueline, mengagumi postur tubuh kakak angkatnya itu. Lama-lama memandang,bisa ileran mungkin.
"Baiklah,kak". Jacqueline, langsung duduk di sofa. Tetapi,agak jauh dari kakaknya. Dari jauh saja,dia sudah jantungnya berdegup kencang. apa lagi terlalu dekat, bisa-bisa tak sanggup.
Ck,kenapa dia jauh sekali dengan ku. Apa dia takut, kepadaku. Batin V, sambil melirik ke arah adik angkatnya itu. Jacqueline, terbilang takut dengan kakaknya itu. Dia sangat was-was, jika melakukan kesalahan. bisa saja karirnya hancur, bahkan nyawanya juga bisa melayang.
Jacqueline,hanya melirik sekililing sambil membuang mukanya. Sedangkan V, memandang adik angkatnya dengan tatapan tajam. Saat ini Jacqueline, menggunakan baju lengan pendek dan celana pendek. Rambutnya yang panjang,di ikat tinggi. Memperlihatkan, jenjang putih lehernya Jacqueline.
"Apa benar,kamu akan ke kota K" V, langsung ke intinya saja.
"Soal itu,aku ada job di sana kak. Lumayanlah,". Kekehnya Jacqueline, tersenyum manis.
"Tidak perlulah ke sana,aku ganti dua kali lipat. Aku bayar, batalkan kerjasama mu itu". Tegas V, memandang adik angkatnya itu. "Apa kamu tidak kasian,kepada mamah? dia sangat menyayangi,tidak tenang jika kamu jauh".
"Tidak bisa kak,aku sudah tanda tangan kontrak dan berjanji. Lagian, kota K adalah kota kelahiran ku. Hanya dua mingguan,kak dan aku ingin berkunjung ke makan kedua orangtuaku ". Kata Jacqueline, dengan raut wajah sedih." Papah dan mamah, sudah mengijinkan aku pergi".
"Ke sana sangat jauh, Jacqueline. Menurutlah, betapa sedihnya mamah jauh darimu. Kau tahu,mamah sangat mencintaimu dan gelisah jika kamu jauh darinya. mengertilah,jangan membantah perkataanku". V, berharap adik angkatnya memahami perkataannya.
Jacqueline, mendengus kesal. "Tidak mau,aku sudah bilang akan berangkat. Papah dan mamah, mengijinkan aku pergi. Aku juga,tidak membutuhkan ijin mu". Bentak Jacqueline, langsung beranjak pergi dan keluar dari ruang kerja kakak angkatnya itu.
V,hanya mengusap wajahnya dengan kasar. Entah kenapa, adiknya ini tiba-tiba membantah perkataannya. biasanya, selalu menuruti perintahnya tanpa ba-bi-bu.
"Tumben-tumbenan, akhir-akhir ini. Dia selalu,melarang ku ini itu. Sepertinya ada sesuatu,Ck". Jacqueline,hanya berdecak kesal. Mulutnya, komat-kamit kaya dukun.
"Satu jam lagi,aku harus pergi pemotretan". Gumam Jacqueline,ia bergegas menuju kamar mandi.
Jacqueline,tak sabar menginjak kakinya di kota kelahirannya. Sudah tiga belas tahun,dia tinggal di luar negeri. Sudah waktunya, mengubah kehidupan ibu tirinya itu dan memberikan pelajaran.
Setelah selesai semuanya, barulah Jacqueline menuruni anak tangga. Di ruang meja makan,dia menyapa orangtua angkatnya. "Pagi pah,mah...". Jacqueline,duduk di kursi dan berseberangan dengan mereka.
"Pagi,sayang". Sarah,mengecup kening anak angkatnya itu.
"Pagi, sarapan dulu". kata Irfan, tersenyum kecil. "mana kakakmu, Jacqueline". Irfan, calingukan mencari sesosok anak laki-lakinya itu.
"Tidak tahu,pah? mungkin,masih di kamar". jawab Jacqueline, sambil mengunyah nasi goreng spesialnya.
Berselang beberapa menit, akhirnya V turun dan duduk di sebelah adiknya itu. namun, Jacqueline sudah selesai dengan sarapan paginya. "Aku berangkat dulu,pah, mah". Jacqueline, langsung mencium punggung tangan mereka secara bergantian. tanpa, menyapa kakaknya itu. dia acuh dan langsung pergi begitu saja.
"Ck, kebiasaan". gumam V, memandang adik angkatnya pergi tanpa menghiraukannya.
kedua orangtuanya V,hanya cekikikan tertawa mendengar gumam anaknya. Seperti biasa, Jacqueline jarang sekali berbicara dengan kakaknya. Setelah,dia pernah di bentak keras oleh V. walaupun,V sudah meminta maaf kepada Jacqueline. Tetapi, sudah terlambat. karena bentakan itu, membuat Jacqueline sadar diri dia bukan kakak kandung melainkan kakak angkat saja.
Dalam kondisi apapun, Jacqueline tak pernah meminta bantuan kepada kakak angkatnya itu. Trauma, itulah yang di rasakan Jacqueline.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments