Bab 15 ~ Bikini dan Lingerie

"Siapa pria itu?" tanya Fico sambil menghisap rokoknya dalam.

"Varon Mero, pemilik Lomero Grup. Pria dingin itu punya banyak bawahan, kamu tidak akan bisa memerasnya," tutur wanita paruh baya pemilik bar.

Mendengar itu, Fico justru tersenyum licik, kemudian bangkit dari duduk dan langsung bergegas pergi menuju Lomero Grup dengan motor sportnya.

Tak lama kemudian, Fico pun telah sampai di depan gedung menjulang tinggi yang menjadi perusahaan pusat Lomero grup. Fico berdiri bertolak pinggang, menengadah ke atas dengan seringai'an yang mengerikan. Setelah itu, ia pun bergegas masuk ke dalam perusahaan.

Akan tetapi, baru saja ia mulai melangkah, tapi langkahnya sudah dihalangi oleh petugas yang berjaga. "Yang tidak berkepentingan dilarang masuk," tegasnya.

Fico tersenyum miring, kemudian berkata, "Mana Varon Mero?" tanyanya sinis.

"Kamu siapa?" tanya balik sang petugas keamanan.

"Saya ingin bertemu Varon Mero," jawab Fico dengan penuh keberaniannya.

"Aku?" tanya Varon yang tiba-tiba saja muncul dari balik sang petugas keamanan.

"Tuan," sang petugas segera menyingkir dan memberikan tuannya ruang.

"Kau boleh pergi," Varon mengusir petugas keamanannya. Hanya bocah seperti Fico, tentu saja bukan lawannya.

"Baik, Tuan." jawab sang petugas bergegas pergi, tapi tetap menjaga tuannya dari kejauhan.

"Haha ... Kakakku tidak salah memilih penyokong," ucap Fico setelah kepergian petugas yang menghadangnya.

"Tunggu ... Apa kau adiknya Ermi?" Varon memperhatikan Fico dari atas sampai bawah. Sangat berbeda dengan Ermi, hanya sedikit kemiripan wajah yang dapat membenarkan tebakannya.

"Aku tebak kamu belum pernah menyentuh kakakku," balas Fico berpangku tangan.

"Memangnya kenapa?" tanya Varon sengaja meladeni.

"Berikan aku uang, maka aku akan membawa kakakku ke atas ranjangmu," pinta Fico to the point.

"Tanpa bantuanmu, aku dapat melakukannya kapan pun aku mau," sahut Varon langsung pergi begitu saja, meninggalkan Fico dengan amarah yang begitu besar.

***

"Ke mana dulu, Tuan?" tanya Asisten Dika yang siaga di kursi kemudi.

"Jemput Ermi," jawab Varon sambil melonggarkan dasi, lalu merebahkan tubuh di sandaran kursi. Rasanya sangat lelah setelah lembur semalaman demi menyelesaikan beberapa pekerjaan. Dan kini saatnya untuk menenangkan pikiran.

Untuk menenangkan pikiran yang lelah, Varon membutuhkan sosok penghibur untuk bersenang-senang. Dan wanita yang ia inginkan saat ini hanyalah Ermi Azrina.

"Baik, Tuan." jawab Asisten Dika langsung tancap gas menuju rumahnya sendiri, karena ia yakin Ermi sudah membuka toko bunga.

Saat sedang asyik-asyiknya memejamkan mata menikmati istirahat, Varon dibangunkan oleh ponselnya yang terus berdering. Ia pun meraba saku jas dan segera Mengangkat panggilan tidak penting itu.

"Apa?" tanya Varon dingin.

"Kak Varon di mana? Aku membawa menu makan siang yang kakak inginkan, tapi kakak tidak ada di ruangan," terang Key di seberang sana.

"Aku di mana tidak ada urusannya denganmu, kau makan saja sendiri," Varon langsung memutuskan panggilan sepihak. Kemudian menonaktifkan ponselnya agar tak ada seorang pun yang dapat mengganggu ketenangannya.

"Percepat!" titah Varon kembali merebahkan tubuhnya di sandaran kursi, karena saat ini, itu adalah posisi ternyaman nya.

"Baik, Tuan," asisten Dika pun menaikkan kecepatan laju mobil.

Hingga beberapa saat kemudian, mobil pun berhenti tepat di depan sebuah toko bunga. "Turun dan bawa Ermi," titah Varon tak beranjak dari posisi semula.

"Baik, Tuan." Apa pun yang Varon perintahkan padanya, selalu Asisten Dika sanggupi. Ia pun langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam toko bunga milik istrinya tersebut.

"Paman Dika." sambut Ermi yang tengah melayani seorang pembeli bunga.

Paman Dika menunggu hingga Ermi selesai melayani pelanggan tersebut. Setelah selesai, Ermi langsung menghampiri Paman Dika.

"Ada apa, Paman? Apa terjadi sesuatu pada ibuku?" desak Ermi khawatir.

"Bukan tentang ibumu, tapi ini tentang Tuan Varon. Sekarang ganti pakaian mu dan ikut paman," Paman Dika turut mendesak.

"Apa Fico membuat ulah, Paman?" tebak Ermi ketakutan.

"Bukan itu, cepatlah ganti pakaianmu dulu. Jangan sampai tuan Varon menunggu lama."

"Baiklah, Paman."

Usai berganti pakaian, Ermi langsung diseret oleh Paman Dika. Ermi merasa waspada ketika duduk di sebelah Varon yang masih bersandar dengan mata terpejam. Paman Dika sudah siap di kursi kemudi.

"Ke mana lagi, Tuan?" tanya Paman Dika.

"Pantai dengan villa yang indah, kamar luas dan ranjang yang empuk. Aku ingin melihat Ermi mengenakan bikini dan juga lingerie."

Gluk!

.

.

.

Isi kepala Varon👇

Terpopuler

Comments

Muzie✰͜͡v᭄👻ᴸᴷ㊍㊍

Muzie✰͜͡v᭄👻ᴸᴷ㊍㊍

Iya belum bisa nebak Karakter nya key,,,,🤔🤔

2022-12-25

3

Teh Yen

Teh Yen

waduh bikin jantung Ermi engg karuan nih kamu meresahkan tuan varon 🤭🤭

2022-12-24

0

~ziaaa~

~ziaaa~

lanjutt thorrr...... semangat terus up ny....

2022-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!