Bab 16 ~ Singa Dewasa

"Pantai dengan villa yang indah, kamar luas dan ranjang yang empuk. Aku ingin melihat Ermi mengenakan bikini dan juga lingerie. Satu lagi, aku hanya ingin berdua dengan Ermi tanpa ada seorang pun di sana," tutur Varon dengan pikiran yang entah sudah ke mana.

Ermi bergidik ngeri, semua rambut halus di tubuhnya dibuat merinding kala mendengar permintaan Varon. Perasaannya mulai tak enak. Andai bisa, Ermi ingin melarikan diri saat itu juga. Tapi, ia tak punya pilihan lain, selain mengikuti apa yang Varon inginkan.

"Baik, Tuan." jawab Paman Dika menyanggupi. Benarkah Paman Dika sudah menganggapnya seperti anak sendiri? Apa ada seorang Ayah yang menyerahkan putrinya untuk dilahap oleh seorang pria yang bukan siapa-siapanya?

Ermi beringsut dan sedikit menyingkir, ia mengambil jarak, berharap Varon tetap pada posisi dan tidak mengganggunya. Namun, Ermi salah, Varon justru merebahkan tubuh, lalu menjadikan pangkuannya sebagai bantal. Ermi merasa amat gugup, posisi intim itu membuatnya tak nyaman.

Berbeda dengan Varon yang tentu saja merasa nyaman, ia menghirup aroma khas dari tubuh Ermi. Aroma khas yang membuatnya candu karena dapat memberikan sensasi nyaman guna melepaskan beban pekerjaan yang selalu ia pikul di pundaknya.

"Elus," pinta Varon usai meletakkan jemari Ermi di pucuk kepalanya. Ermi yang pasrah mulai mengelus perlahan pucuk kepala dengan rambut rapi itu. Varon mulai memejamkan mata, ia tertidur pulas dengan nyenyaknya.

Sementara Ermi menikmati kaki dan pahanya yang kebas, tapi ia tetap berusaha menahan hingga akhirnya ikut terlelap.

Beberapa jam diperjalanan, Paman Dika menghentikan mobil karena telah sampai di pantai dengan ciri-ciri seperti yang tuannya inginkan.

Sebelum membangunkan tuannya yang tengah terlelap di pangkuan Ermi. Paman Dika lebih dulu membangunkan Ermi. Ermi yang kaget langsung membuka mata.

"Paman," ucapnya lalu mengusap mata perlahan.

"Bangunlah, kita sudah sampai."

"Baik, Paman."

"Kamu bangunkan tuan Varon, Paman akan memeriksa persiapan villanya," ujar Paman Dika sambil melepaskan safety belt nya dan bersiap akan turun dari mobil.

"Paman tunggu," tahan Ermi.

"Ada apa?" tanya Paman Dika.

"Bagaimana membangunkan Tuan Varon? Ermi takut," mana mungkin Ermi berani membangunkan seekor singa dewasa yang siap melahapnya kapan saja.

"Tidak apa-apa, bangunkan saja perlahan," balas Paman Dika langsung turun dari mobil dan pergi meninggalkan Ermi seorang diri dengan Varon yang masih berada di atas pangkuannya. Entah sudah berapa jam posisi seperti itu terjadi, tapi yang pasti, Ermi sudah tak dapat merasakan kakinya.

Ermi menghela napas berat kala menatap Varon yang terlelap pulas. Ketika terlelap, Varon tampak berkali-kali lipat lebih tampan. Sementara ketika sadar, wajahnya amat menyeramkan.

Tak punya pilihan lain, Ermi pun terpaksa membangunkan Varon.

"Tuan, tuan Varon," panggil Ermi sambil menepuk pelan pipi Varon yang ditumbuhi bulu-bulu tipis bernama brewok.

Hanya dua kali tepukan lembut, Varon langsung membuka mata tajamnya. Varon langsung bangkit dari pangkuan Ermi, kemudian memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

Setelah itu, ia menoleh ke luar, lalu turun dari mobil, senyuman puas seketika mengembang di bibir tipisnya, kala melihat suasana dan pemandangan persis seperti yang ada di pikirannya.

"Ayo turun, apa lagi yang kamu tunggu?" desak Varon pada Ermi. Mendengar itu, Ermi reflek bangkit dan turun dari mobil.

Sayangnya, kedua kaki yang kebas membuat Ermi tak dapat menyeimbangkan tubuh ketika berdiri. Tubuh seksi Ermi terhuyung-huyung, beruntung Varon berhasil meraih pinggang ramping Ermi sebelum jatuh tersungkur ke aspal jalan.

Ermi meneguk saliva bersusah payah ketika tak sengaja bertatapan dengan Varon. Saat akan bangkit dan mengakhiri posisi intim itu, Varon justru mendekat pada wajahnya, lalu ....

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***