Bab 09 ~ Jual Saja!

"Nyo-Nyonya," ucap Ermi kaget.

"Aku mohon, aku mohon jauhi suamiku. Berapa pun uang yang kau mau, pasti akan aku berikan," pintanya dengan ekspresi wajah yang amat pilu.

Wajah pilu itu berhasil membuat Ermi merasa bersalah. Ermi terdiam beberapa saat, ia tengah mempertimbangkan tawaran wanita yang kini memohon padanya.

Haruskah ia menerima tawaran yang sangat menarik itu. Namun, apakah ia tidak akan berada dalam masalah besar bila berkhianat dari Tuan Varon? Ermi dibuat bingung.

Bukankah semuanya sudah terlambat? Ia sudah menerima uang 200 juta yang Varon berikan, ia sudah terikat oleh Varon. Bukan hanya dirinya yang akan berada dalam masalah bila berkhianat. Tapi, juga sang ibu tercinta, paman Dika, Tante Devi. Ketiga orang yang ia sayangi itu akan dalam bahaya.

Tuan Varon sangatlah menyeramkan, entah apa yang akan ia lakukan pada Ermi dan keluarganya. Ermi takut, takut pengorbanannya sia-sia. Bukannya menyelamatkan nyawa sang ibu, Ermi takut ulahnya malah membuat nyawa ibunya berada dalam bahaya. Yang ada, ibunya tak akan mati karena penyakit, tapi mati karena dibunuh. Ermi bergidik ngeri kala memikirkan kemungkinan terburuk itu.

"Maaf, Nyonya. Simpan uang Nyonya untuk keperluan Nyonya sendiri, saya tidak butuh uang Nyonya karena uang Tuan Varon jelas lebih besar jumlahnya. Oh ya, Nyonya harus tahu satu hal, saya dan tuan Varon saling mencintai. Jadi, saya harap Nyonya bisa mengerti sampai di sini," tegas Ermi langsung menepis kasar tangan Key, kemudian pergi begitu saja.

Ermi berlari menyusuri jalan raya yang dipadati kendaraan. Ermi berlari sekuat tenaga dengan isakan tangis pilu. Ermi tak menyangka kata-kata kejam itu keluar dari mulutnya. Ia sudah menyakiti hati seorang wanita hanya dengan kata-katanya.

"Aku tahu aku tidak akan pantas menerima maafmu, Tuhan. Tapi, aku mohon sembuhkan ibuku dengan uang ini. Setelah itu, sakiti saja aku untuk menebus dosa ini. Aku mohon jangan sakiti ibuku lagi," batin Ermi masih terus berlari hingga sampai di terminal bus.

Ermi langsung menyeka kasar air matanya, kemudian langsung masuk ke dalam bus yang juga dimasuki oleh penumpang lainnya. Ermi bergegas turun saat bus berhenti di terminal yang tak jauh dari rumah sakit yang paman Dika katakan padanya.

Ermi kembali berlari hingga pada akhirnya sampai di ruangan sang ibu yang masih dalam kondisi kritis. Ermi bertransaksi dengan dokter. Dengan uang 200 juta yang ia dapatkan, akhirnya sang ibu dibawa menuju ruang operasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Di depan ruang operasi, Ermi setia menunggu hingga berjam-jam lamanya. Saat pintu ruang operasi terbuka, ia langsung bangkit dan menanyakan keadaan ibunya.

"Bagaimana, Dokter? Bagaimana keadaan ibu saya? Apa operasinya berhasil?"

"Operasinya berjalan dengan lancar. Ibumu akan dipindahkan ke ruang ICU hingga kondisinya benar-benar lebih baik. Jika dalam sebulan ini membalik, bulan depan operasi berikutnya akan kembali dijadwalkan," tutur Dokter menerangkan. Ermi mengerti, sakit ibunya bukan cuma satu atau dua. Melainkan banyak dan perlu dilakukan banyak operasi pula.

"Terima kasih banyak, Dokter. Apakah saya sudah boleh menjenguk ibu saya?"

"Sementara waktu ibumu tidak bisa ditemui secara langsung, ia masih harus dirawat intensif," jawab Dokter membuat Ermi sedih karena sudah merindukan ibunya. Namun, apa boleh buat, kondisi ibunya memang buruk.

Saat ibunya dipindahkan ke ruang ICU, Ermi turut ikut. Cukup lama Ermi melihat ibunya dari balik kaca jendela. Hingga akhirnya ia pun segera pulang ke rumah.

Sampai di halaman rumah, Ermi dibuat kaget dengan kehadiran beberapa orang remaja seusia adiknya. Ermi bergegas masuk ke dalam rumah, ia kembali dibuat kaget dengan rumah yang sangat berantakan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fico, sang adik yang sudah menginjak usia 18 tahun.

"Fico! Apa yang kamu lakukan?" tanya Ermi murka.

"Uang! Mana uang? Berikan aku uang!" pintanya memaksa dengan nada suara meninggi. penampilan acak-acakan, mata memerah dengan rambut yang berantakan. Bau alkohol begitu menyengat memenuhi gubuk rumahnya.

"Kamu mabuk-mabukan lagi?" tanya balik Ermi.

"Itu urusanku, cepat berikan aku uang!" paksanya lagi.

"Tidak ada, Fico. Kakak tidak punya uang. Kalau pun punya, lebih baik kakak gunakan untuk berobat ibu," balas Ermi tak peduli dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa teman remaja Fico masuk menghampiri Fico, "Kakakmu cantik, jual saja."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mariana Riana

Mariana Riana

dasar adik lacknat😠 bukannya bantu kakaknya meringankan beban untuk berobat ibunya .lah dia malah mabuk2an..itu lg teman2nya malah ngasih saran sesat lg..

2023-02-18

1

Yunia Afida

Yunia Afida

adikmya jahat banget

2022-12-27

1

Holifah Alan

Holifah Alan

adiknya Ermi salah pergaulan

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!