Setelah menyelesaikan makan sore, keduanya bersiap untuk pulang. Naina berjalan lebih dulu untuk menunjukkan pada Bryan bahwa ia sedang marah.
Naina duduk di atas mobil Bryan sambil menunggu sang pemilik mobil datang.
Sudah 15 menit Naina menunggu tapi Bryan tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Amarah sudah menyelimuti diri Naina, dengan kasar Naina kembali ke ruangan tempatnya tadi makan, terlihat Bryan sedang bersantai dengan tangan memainkan ponsel.
"Heh kamu sengaja ngerjain aku menunggu lama di luar?" teriak Naina kesal.
"Kamu kenapa marah-marah sih nona Clara?" tanya Bryan santai.
Mendengar Bryan memanggil nama belakangnya membuat Naina mencubit perut Bryan keras-keras.
"Ih kenapa kamu semenyebalkan ini sih!" ujar Naina masih terus mencubiti perut Bryan.
Bryan tersenyum melihat wajah Naina yang memerah ketika sedang marah, kecantikannya meningkat menjadi 3x lipat. Bryan tidak tega melihat Naina sekesal itu, tangan Bryan merengkuh tubuh Naina hingga wajah Naina menempel di dada Bryan.
Naina dapat dengan jelas mendengar detak jantung Bryan yang menggebu-gebu. Lagi dan lagi Naina jadi salah tingkah, ia merasa nyaman berada di dalam pelukan Bryan dan untuk pertama kalinya mereke berpelukan.
"Kenapa jantung kamu berisik sekali." kata Naina hendak melepaskan diri dari pelukan Bryan, namun Bryan menolak untuk melepaskan pelukan tersebut.
"Kamu mendengarnya dengan jelas?" tanya Bryan malu karena Naina sudah mendengar bagaimana jantungnya bersorak bahagia saat Naina ada dalam pelukannya.
"Yes."
"Pendengaran yang baik." ucap Bryan seraya melepaskan tangannya dari tubuh Naina.
"Hem aku kira dia mau bilang kalau jantungnya berdetak kencang saat aku ada di dekatnya." batin Naina kecewa.
"Mau anterin aku pulang nggak? Kalau masih mau bersantai di sini lebih lama lagi, aku naik taxi saja." kata Naina kemudian pergi meninggalkan Bryan lagi.
Bryan mengejar Naina yang berjalan cepat keluar dari resto, ia akan meminta maaf pada Naina karena sudah membuatnya kesal, habis wajah Naina makin cantik sih kalau lagi marah.
"Naina Anaclara maafin aku ya, aku hanya bercanda ingin membuatmu kesal haha, ternyata wajah kamu makin cantik kalau sedang marah dan membuatku jadi gemas."
"Tidak ada kata maaf untuk perlakuan yang tidak menyenangkan."
"Jangan seperti itu, maafkan aku maka aku akan mengantarmu pulang."
Naina mengangguk tanda ia sudah memaafkan Bryan. Ia masuk ke dalam mobil saat pintu telah dibukakan oleh Bryan.
Dalam perjalanan mengantarkan Naina pulang, Bryan kembali meminta pada Naina agar tidak menerima undangan menari di X One Bar pada Sabtu malam yang akan jatuh tempo 2 hari lagi.
Felling Bryan mengatakan acara Naina tidak akan berjalan baik, selama ini pemilik bar tersebut disembunyikan dari dunia karena alasan tertentu, tidak ada yang tahu siapa sosok di balik kesuksesan X One Bar.
Selintasan Bryan mendengar kabar bahwa pemilik bar tersebut adalah seorang Mafia King, mafua yang menyeludupkan minuman ilegal ke berbagai macam negara dan salah satunya adalah Spanyol.
Tidak ada yang berani mengungkap fakta tersebut karena sang mafia tu sudah membayar mahal kepolisian untuk menutup mata dan telinga mengenai kepemilikan usaha ilegal tersebut.
"Kali ini kamu harus dengarkan kata-kata aku, oke Nai." Bryan terakhir kalinya meminta Naina untuk menurut.
"Bry menari itu hobby aku, sudah dari kecil aku sangat senang menari, bahkan aku bercita-cita ingin menjadi dancer yang terkenal, banyak diundang acara-acara TV dan semua orang menyukai tarianku." putus Naina tegas dan tidak bisa diganggu gugat.
Bryan kehabisan cara untuk mencegah Naina hari ini, tapi ia masih punya hari esok untuk meyakinkan Naina kembali bahwa tempatnya menari tidak aman sama sekali untuk Naina dan Bryan berharap Naina akan menurut untuk menolak undangan tersebut mentah-mentah.
Tugas Bryan mengantarkan Naina pulang sampai ke rumah dengan selamat sudah selesai.
"Besok aku akan menjemputmu." cela Bryan sebelum Naina berkata apapun, ia mengemudikan mobilnya meninggalkan Naina yang sedang mengomeli dirinya.
Di rumah Bryan
Setibanya Bryan di rumah, ia langsung disambut hangat oleh para pelayan rumah, Bryan hanya membalas sambutan mereka dengan senyuman ramah menyapa.
Bryan melihat ada yang beda di rumahnya malam ini, seperti kedatangan tamu spesial. Daripada menerka-nerka, Bryan berjalan cepat menuju ruang tamu karena ia mendengar suara tawa renyah tunangannya, Elvia Caroline.
"Ehem." Bryan berdeham membuat kedua wanita yang berada di ruang tamu menoleh ke arahnya.
"Bryan..." sapa Elvia bahagia melihat kedatangan Bryan yang selama satu bulan ini ia rindukan.
Elvia memeluk Bryan dan mengajaknya untuk duduk bersama, lalu ia mengeluarkan beberapa contoh undangan dan gaun pengantin yang harus Bryan pilih.
"El kapan kamu datang?" tanya Bryan sambil melihat contoh undangan yang Elvia berikan padanya.
"Tadi siang aku sampai sini, aku di jemput Mama kamu di bandara lho."
"Pantesan nggak ngabarin aku kalau mau datang ke sini." ujar Bryan melirik wajah Elvia.
Reina pamit ke dapur untuk membuatkan calon menantunya cemilan dengan olahan tangannya sendiri, juga sengaja memberi celah untuk kedua calon pengantin berbincang membahas masa depan mereka.
"Sayang, aku nginep di sini ya, tadi aku sudah izin ke Mama kamu." kata Elvia sembari bermanja-manja dengan menyandarkan kepalanya di pundak Bryan.
"Ide bagus, selama kamu di sini kita akan membicarakan tentang pernikahan." bisik Bryan kemudian mencium pipi Elvia kilas.
************
BMT Group
Naina datang ke kantor dengan menaiki taxi, karena yang mengatakan akan menjemputnya tidak kunjung datang, akhirnya Naina memutuskan untuk tidak mengharapkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Bryan.
Sesampainya di ruang kerja, terlihat Alice sedang mengutak-atik laptop di meja kerjanya membuat Naina bingung, kenapa asistennya datang lebih awal.
"Hi Alice! Kok kamu datangnya lebih awal daripada aku sih?" sapa Naina kemudian bertanya.
"Ibu tidak lupa kan kalau pagi ini ada pertemuan dengan CEO Perusahaan ITC Group dari India." jawab Alice seraya mengingatkan jadwal Naina hari ini.
"Oh hari ini, ya ampun aku kira besok meeting nya." kata Naina si pelupa sembari menepuk dahi dengan kencang.
Alice menggeleng tipis.
Naina membuka laptop untuk mempelajari materi yang akan dibahas di pertemuannya dengan mantan CEO tempatnya bekerja di India. Sedikit gugup tapi ia lawan dengan jiwa percaya diri dan pantang menyerah.
"Bu Naina, sudah pukul 09.00 mari kita ke ruang meeting." ajak Alice pada Bosnya yang terlihat canggung untuk pergi.
"Al kamu wakili aku ya, bilang sama Bos Bryan aku sakit perut atau apalah." ucap Naina asal, karena ini untuk pertama kalinya ia memimpin meeting padahal masih sangat baru menjabat di perusahaan ini.
Sebelumnya Naina bekerja di perusahaan ITC sebagai karyawan biasa yang tidak memiliki jabatan penting, biasanya ia hanya menjadi peserta dalam meeting dan kali ini Bos gilanya menyuruh ia memimpin rapat di hadapan orang penting.
"Bu jangan mengulur-ulur waktu, nanti Bos Bryan bisa marah sama kita karena datang terlambat. Biasanya yang memiliki jadwal meeting harus berada di ruangan 20 menit sebelum klien datang." tutur Alice menjelaskan.
Mendengar nama Bryan disebut membuat Naina kembali bersemangat, karena ia masih kesal dengan manusia satu itu yang tidak menepati perkataannya sendiri, Naina akan mengomelinya bila bertemu nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
jgn bermain api nai nanti kebakar sendiri.lbh baik redam perasaan Krn Bryan udh tunangan wlpn janur kuning blm melengkung msh milik bersama tapi jgn jd org ketiga
2022-06-29
0
Elina💞
wah sikasp briyan sama naina membingungkan,secara dia kan sayang sm tunangan nya tp napa kaya ada rasa sm naina juga
2021-12-10
0
Fatma ismail
kasian Alice dong
2021-08-18
0