Mike sudah berhasil masuk ke dalam club hitam yang Bryan katakan, matanya meneliti setiap pergerakan orang-orang yang datang. Ia tersenyum saat membuktikan perkataan Bryan, di sini obat-obatan terlarang bebas di edarkan, banyak yang memakai di tempat tanpa rasa segan ataupun takut.
"Silahkan tuan, mau pesan apa?"
Sapa seorang bartender menghampiri Mike yang sudah duduk di sofa pojokan. Mike menerima buku menu yang bartender berikan dan memesan satu botol minuman yang merk-nya tidak ia kenali.
Satu botol bir datang dan di letakkan di atas meja oleh bartender, Mike membayar tagihannya dan menuangkan bir tersebut ke dalam gelas.
"Lagi-lagi perkataan Bryan benar adanya." ucap Mike seraya menyunggingkan senyuman di wajahnya.
Seketika pandangan Mike tertuju ke arah panggung, pengunjung mulai ricuh saat team dancer naik ke atas panggung. Mata Mike menangkap dengan jelas keberadaan Naina, wanita yang membuat Bosnya khawatir.
Para bodyguard dan penjaga keamanan club mencoba melerai kericuhan pengunjung yang berebutan posisi ingin berdiri di dekat panggung dengan jarak yang sangat dekat.
Performance Naina dan teamnya tertunda selama 5 menit, jika kericuhan terus berlanjut maka performance malam ini akan ditiadakan, namun jika mereka kembali tertib maka show akan dilanjutkan.
Akhirnya para pengunjung yang panas mau mengalah demi menonton Naina menari di atas panggung. Mereka semua kembali ke meja masing-masing yang berjarak 1 meter dari panggung.
Team dancer kembali naik ke atas panggung dan mulai menari mengikuti alunan musik yang dimainkan oleh disk jockey.
Mike mengeluarkan ponselnya dan memotret beberapa kali gambar Naina yang sedang menari lalu mengirimnya pada Bryan.
"Kirimkan beberapa pengawal dari rumahku untuk menjaga dari kejauhan jika terjadi keributan lagi yang bersangkutan dengan Naina." bunyi pesan yang diterima oleh Mike dari Bryan.
"Baik Bos, saya akan menghubungi mereka semua." balas Mike dengan santai.
"Kabari aku terus, dan lihat pergerakan Naina apapun yang dia lakukan kecuali pada saat dia pergi ke toilet."
"Sí, jefe, si eso es lo que entiendo, oh sí, me dijeron que ordenara bebidas y bebidas incluidas con marcas que no conozco".
"Kenapa tiba-tiba kau mengetik dengan bahasa spanyol?"
"Hanya berlatih saja Bos, agar saya fasih saat bertemu dengan klien."
"Bagus, foto botolnya dan kirim sekarang, aku akan menyelidikinya."
"Siap Bos."
Mike memutuskan panggilan dan memotret gambar botol yang sudah ia geletakkan di atas meja, lalu mengirimnya pada Bryan. Setelah itu ia lanjut menghubungi pengawal yang stand by 24 jam di rumah Bryan agar segera datang untuk berjaga-jaga.
Setelah 15 menit menari di atas panggung dan musik berhenti, Naina dan teamnya menundukkan setengah badan sambil berpegangan dengan serentak.
Naina turun dan langsung di hampiri oleh Raees yang sengaja menunggu di bawah panggung sambil membawakan Naina jaket agar tidak terlalu lama menahan dingin.
"Pakai ini." ujar Raees seraya menyerahkan jaket hitam yang ia dapatkan dari pengawalnya.
"Terima kasih, eh ini masih baru Pak jaketnya, baru beli?" tanya Naina saat melihat masih ada bandrol dan label yang menempel di bagian bawah jaket.
Raees mengangguk sambil tersenyum. Saat Naina naik ke atas panggung Raees merasakan kedinginan yang Naina rasakan dengan pakaian terbuka yang dikenakan. Maka dari itu ia berinisiatif menyuruh pengawalnya untuk membelikan jaket dalam waktu 15 menit.
Mereka berjalan menuju sebuah meja khusus Raees seperti biasanya yang selalu ia pesan. Naina duduk di sofa bersebelahan dengan Raees dan Raees memesan menu makanan untuk mereka berdua.
Tak berselang lama, makanan sudah siap tersaji di atas meja, hanya ada makanan tanpa ada minuman beralkohol. Malam ini Raees tidak ingin melihat kesusahan Naina, ia merasa kasihan karena Naina pasti sedang patah hati ditinggal menikah saat sudah menjalin hubungan selama 3 tahun.
"Silahkan di makan, kamu belum makan loh sejak jalan ke India sampai balik lagi ke sini."
"Iya Pak, kebetulan sekali aku merasa lapar."
Naina langsung menyantap makanan yang terhidang, ia mencicipi semua menu yang menurutnya sangat enak di lidah. Setelah makanan yang tersaji habis Naina bersendawa, menandakan bahwa ia sudah kenyang.
"Tidak ada bir?" tanya Naina menatap wajah Raees.
Ternyata dia lumayan ganteng juga kalau brewoknya dicukur tipis.
"Malam ini tidak ada minum-minum, kalau sudah selesai aku akan mengantarmu pulang."
"Baiklah, aku sudah selesai, mari kita pulang. Eh maksudnya ayo antarkan aku pulang karena aku tidak bawa mobil."
Raees terbahak mendengar perkataan Naina yang menurutnya sangat lucu, apalagi ketika melihat ekspresi wajah Naina yang sangat amat menggemaskan.
Mereka berjalan bersama membelah kerumunan yang semakin malam semakin memadati club. Raees menggenggam erat tangan Naina agar tidak terlepas karena jalanan mereka cukup berdesakan dengan para pengunjung.
"Untuk kali ini aku berjalan tanpa pengawalan, hanya untuk melindungi kamu dari padatnya pengunjung." batin Raees dalam hatinya.
"Bos, Naina pergi meninggalkan lobby bar bersama Pak Raees menaiki mobil berwarna putih."
"Ikuti dia terus, lihat kemana Raees membawa Naina pergi. Besok aku harus pulang jika Raees terus sengaja mendekati Naina."
"Oke Bos."
Mike menaiki mobilnya dan segera mengemudikan dengan kecepatan tinggi untuk mengejar mobil Raees yang sudah melesat jauh.
"Jangan-jangan Naina pergi ke India bersama Raees, mobil yang Raees naiki tadi sama persis dengan mobil yang berada di depanku saat hendak menuju bar. Wah fix nih, berarti Raees punya niat lain dengan Naina." gumam Mike seorang diri sambil mengelus-elus dagunya seperti tampak berpikir.
"Bagaimana dengan Naina?" tanya Bryan kembali menghubungi Mike karena tidak bisa bernafas dengan tenang.
"Mobilnya seperti menuju arah rumah Naina, Bos. Ini sudah dekat dengan rumahnya, itu benar mobil Pak Raees berhenti di depan gerbang rumah Naina, tuh Naina sudah turun sambil melambaikan tangannya pada Pak Raees. Uff, tugas saya sudah selesai ya Bos." tutur Mike menjelaskan setiap gerakan yang ia lihat, yang berkaitan dengan Naina.
Mike menghentikan mobilnya sebelum gerbang rumah Naina, dan merebahkan kepalanya pada sandaran jok. Ia menghela nafas panjang dan membuangnya secara perlahan.
"Kelakuan si Bos mirip banget kaya waktu jatuh cinta sama Nona Ameera. Jangan-jangan si Bos beneran jatuh cinta sama Naina sampai khawatir seberlebihan begini." ucap Mike seraya memijat dahinya.
"Hei, panggilannya masih terhubung dan kau malah membicarakan soal aku?"
"Waduh, maaf Bos saya kira sudah mati."
"Oh jadi kamu menyumpahiku cepat mati?"
"Eh bukan begitu Bos, ya ampun jangan baperan dong Bos."
Mendengar Bryan berkata seperti itu membuat Mike jadi salah tingkah dan mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Urus surat pengunduran diri jika sudah bosan bekerja untukku." ketus Bryan yang hanya niat bercanda.
"Jangan bercanda, ya sudah saya pamit pulang ya Bos, selamat malam dan selamat beristirahat dengan tenang."
Mike memutus panggilan dan langsung menonaktifkan ponselnya agar bisa hidup tenang tanpa hinaan dan perintah dari Bryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Elina💞
kayanya raees juga cinta beneran sm naiana
2021-12-11
0
Riana Rinanda
Aku suka Bryan genit-genit gitu 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-05-30
0
Miya Wibowo
mike wkwkwkwwkkwwkkwwk
2021-05-29
0