London
Bryan, Elvia dan Reina telah tiba di Bandar Udara Heathrow London.
Elvia telah mengabari orang tuanya bahwa hari Minggu ia akan pulang bersama tunangannya dan calon Mama mertua.
Elisa, Ibu Elvia sudah mempersiapkan menu makanan khas London dengan racikan tangannya sendiri untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan dari Spanyol.
Para penjaga memberikan hormat saat Bryan, Elvia dan Reina turun dari mobil yang menjemput mereka di bandara.
"Selamat datang kembali calon menantuku." ucap Elisa bahagia menyambut kedatangan Bryan dan Reina di halaman rumah depan.
Elisa Caroline memeluk Bryan dengan sangat erat, lalu bergantian memeluk Reina lebih erat dari Bryan tadi, lalu ia menggandeng Reina untuk masuk ke dalam rumah sambil bercerita ringan.
Edward Fernandez, Ayah Elvia ikut berdiri di samping Elisa menyambut kedatangan tamu dari Spanyol, lalu ia mengajak Elvia dan Bryan masuk saat melihat istrinya sudah lebih dulu masuk bersama sahabatnya dan melupakan yang berada di belakang.
Kedua belah pihak keluarga sedang duduk bersama di ruang keluarga yang jauh dari orang luar yang mungkin berniat menguping pembicaraan mereka.
Semuanya menikmati topik yang menjadi pembicaraan mereka, kecuali Bryan, ia beberapa kali mendesah kesal karena merasa bosan mendengar pembicaraan yang isinya itu-itu saja, beberapa kali juga Bryan menggaruk tengkuknya untuk mengusir rasa bosan.
Elvia mengerti dari pergerakan Bryan yang menunjukkan rasa bosan dan gelisah, hingga Elvia menghentikan suara ricuh canda tawa yang mengisi ruang keluarga tersebut.
"Halo, bisa kita ke inti pembicaraan hari ini?" tanya Elvia dengan suara lantang dan memberi bonus senyuman cantiknya pada semua yang menatap heran ke arah Elvia.
"Oh iya, maafkan kami para orang tua yang terlalu asik membahas hal yang tersembunyi." jawab Elisa seraya tertawa.
Para orang tua kembali mengobrol, tapi bukan membicarakan tentang mereka, melainkan tenang pernikahan anak-anak mereka.
Elisa, Reina dan Edward telah menemukan tanggal yang cocok untuk pernikahan Bryan dan Elvia, mereka lebih fokus membicarakan ke inti acara.
******
Spain
Naina terlihat gelisah di atas kasurnya, ia baru terbangun pukul 11.00 siang dan berusaha mengingat semua kejadian semalam.
"Bryan.. Bryan.. Bryan, kenapa sih kamu selalu menguasai hati dan pikiranku?" lirih Naina seraya mengusap bibirnya.
Naina bangun dari ranjang lalu meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas, ia mencoba menghubungi Bryan. Sudah 3x Naina menghubungi tapi Bryan tidak menjawab panggilan darinya, Naina kembali meletakkan ponselnya dan berlalu menuju kamar mandi.
Saat Naina tengah mandi, ponselnya berdering berkali-kali, panggilan dari Bryan yang sempat menghubungi Naina saat Elvia pergi dari sisinya untuk melakukan sesuatu hal.
Selesai mandi, Naina melihat ponselnya berdering, ia langsung menjawab panggilan dari seseorang yang ia rindukan.
"Hi! Tadi aku telepon 3x tidak dijawab." ucap Naina memulai percakapannya.
"Aku telepon 20x dari tadi pagi tidak dijawab juga, lebih kasihan aku kan?" tanya Bryan.
"Maaf ya, aku baru bangun 30 menit yang lalu dan ini baru selesai mandi." jawab Naina.
"It's ok! Ingat ya jangan kemana-mana hari ini, apapun jadwal kamu di luar rumah, batalkan!" kata Bryan memperingati.
"Siap Bos! Bryan aku me...."
"Nai, nanti aku hubungi lagi ya."
Bryan memutuskan panggilan tiba-tiba, membuat Naina tidak jadi mengungkapkan perasaannya, Naina mengangkat bahu tanda ya sudah dan meletakkan ponselnya kembali.
Saat Naina mencari pakaian yang akan ia kenakan untuk bersantai bersama keluarganya di rumah, ponselnya kembali berdering, ia mendapatkan video call yang dikiranya dari Bryan.
"Ada apa lagi Bryan? Kenapa tadi panggilannya kamu matiin tiba-tiba?" tanya Naina yang masih belum fokus pada layar ponsel.
"Saya Raees, Bryan sedang berada di London di rumah tunangannya untuk menentukan hari pernikahan mereka."
Naina menolehkan pandangannya ke layar ponsel, ia kecewa saat tahu yang menelponnya bukan Bryan.
Ditambah mendengar berita buruk soal Bryan yang ternyata sedang bersama tunangannya, hatinya terasa sakit tapi Naina kembali tersadar kalau Bryan memang bukan miliknya.
"Naina are you okay?"
"Oh, iya iya."
Naina terlihat gugup jelas di mata Raees.
"Nanti malam kamu datang kan untuk menari?"
"Iya Pak, saya pasti datang."
"Baiklah, sekalian nanti malam kamu tandatangani surat kontrak kamu ya."
Naina mengangguk tanda mengerti.
"Samar sore ini menikah di Gedung Galaxy India, mau datang bersamaku?"
Ucapan Raees membuat Naina terdiam kaku, Samar begitu mudah melupakan ia hingga terlalu cepat memutuskan untuk menikah dengan wanita lain, pikir Naina.
"Tidak perlu Pak, saya tidak bisa datang karena saya tidak diundang."
Raees menunjukkan satu buah undangan yang terlihat tebal berlebel nama Naina di sana.
"Ini untuk kamu dari Samar, dia bersusah payah mencari kabarmu yang katanya semua akses komunikasi kamu blokir sejak dua Minggu yang lalu."
Bayangan Bryan muncul selintas di benak Naina, ia merasa bahwa laki-laki itulah yang sengaja memblokir akses komunikasi antara dirinya dengan mantan kekasih.
"Sampaikan saja salam dari saya untuk Samar Pak dan ucapan selamat menempuh hidup baru padanya." lirih Naina dengan dengkul yang gemetar.
Naina berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepian agar dapat kuat menopang berat badannya.
"Ayolah Naina datang saja bersamaku, kita bertemu di bandara dan kita akan sampai di X One Bar 3 jam sebelum show di mulai."
"Secepat itu pulang pergi ke negara yang berbeda?"
"Naik jet pribadiku."
"Tapi saya ragu untuk datang Pak."
"Jangan ragu, karena kamu pasti akan sangat terkejut melihat siapa yang menjadi istri Samar nanti."
Hati Naina merasa tidak enak mendengar pernyataan dari Raees sekaligus membuatnya menjadi penasaran, akhirnya Naina mengikuti kata harinya yang ingin datang memenuhi undangan dari Samar dan mungkin akan menjadi pertemuan terakhir bagi mereka berdua.
"Baik Pak saya akan menghadiri acara pernikahan Samar." ucap Naina mantap kemudian memutuskan panggilannya.
Naina kembali bersiap, ia mencari pakaian yang cocok untuk datang ke acara pernikahan Samar. Satu jam kemudian Naina telah siap untuk pergi.
"Kirim alamat rumahmu, supirku akan menjemput kamu di halaman rumah." pesan dari Raees.
"Baik Pak." balas Naina bernapas lega karena tidak perlu capek-capek mengendarai mobil.
*******
Mumbai
Naina dan Raees telah tiba di Gedung Galaxy India, lokasi acara pernikahan Samar dan pasangannya digelar.
Dalam langkah yang gemulai Naina tetap menarik kakinya untuk terus berjalan mengikuti langkah kaki Raees, ia tidak gugup jalan berdampingan dengan Raees, tapi ia gugup harus bertemu Samar di pelaminan sebagai tamu undangan.
Suasana sudah mulai ramai, banyak para tamu undangan dan media yang hadir untuk menyaksikan sekaligus mengabadikan momen kebahagiaan dua insan yang resmi menikah pada hari ini, ditemani bintang tamu yang mempersembahkan suara merdunya untuk menghibur para hadirin.
Naina tersedak salivanya sendiri saat melihat Samar naik ke pelaminan dan duduk di bangku impian Naina dan Samar pada waktu itu.
Semua konsep pernikahan yang terpampang nyata saat ini adalah impian mereka berdua, tapi Naina tidak bisa merasakan kebahagiaan dari pernikahan ini sedikitpun.
"Naina, mari duduk di sebelah sana." ujar Raees seraya menggandeng tangan Naina menuju meja yang ia tunjuk.
"Wow, bahkan decoration tempat makan pun sesuai dengan keinginan kita waktu bersama dulu, sebenarnya yang mau nikah itu aku dengan Samar atau Samar dengan wanita lain sih?" batin Naina sambil senyum-senyum sendiri.
Samar menatap tamu yang setiap detiknya selalu bertambah, ia berharap matanya menangkap sesosok yang sangat ia harapkan kehadirannya.
"Naina..." ucap Samar lirih dengan tetapan nanar.
Naina menoleh ke arah sumber suara yang memanggil dirinya, ia hanya mengangguk sekilas sambil memberikan senyuman pada Samar yang masih menatap ke arah Naina.
"Pak saya pamit sebentar ya."
"Mau kemana Nai?"
"Mau lihat-lihat isi gedung ini."
Naina berlalu meninggalkan Raees dan berjalan perlahan meneliti setiap sisi gedung, matanya merasa kenyang bila melihat sesuatu yang indah. Hingga Naina tiba di sebuah ruangan yang berada di bagian belakang gedung, biasanya tempat pengantin mengganti pakaian.
Tanpa sengaja Naina melihat sesosok yang ia kenal dan ia hafal wajahnya, seseorang itu hendak meninggalkan ruangan menuju tempat acara tapi langkahnya terhenti saat melihat kehadiran Naina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Elina💞
pasti sahabat nyah naina
2021-12-11
0
nichic
gila nih samar, masa pake konsep pernikahan naina
2021-06-04
0
Musniwati Elikibasmahulette
penasaran aku
2021-06-01
0