Dalam perjalanan mengantar Naina.
"Mike, apa kamu tahu dimana rumah gadis gila ini?" tanya Bryan yang sedang memangku Naina di pahanya karena Naina setengah sadar dan tidak mampu duduk.
"Aku tidak tahu Bos, bertemu dia saja baru tadi pagi dan aku belum sempat menanyakan tempat tinggalnya dimana," jawab Mike dengan lugas.
"Antarkan dia ke hotel yang dekat dari sini!" titah Bryan pada Mike yang sedang mengendari mobilnya dengan fokus lurus ke depan.
"Siap Bos!"
Sesampainya di hotel, Mike bertugas memesankan kamar dan Bryan bertugas menggendong Naina sampai ke kamar.
"Kelihatannya aja langsing, ternyata kalau di gendong berat juga!" keluh Bryan saat sudah merebahkan tubuh Naina di atas kasur hotel.
"Kenapa Bos mau membantu gadis ini?" tanya Mike penasaran, karena sepengetahuannya Bryan tidak peduli pada hal remeh seperti ini.
"Karena dia orang India dan aku tidak tega meninggalkannya dalam keadaan tidak sadar karena di bawah pengaruh alkohol, ditambah mataku melihat dia diganggu oleh pria asing yang mungkin punya niat jahat padanya," jawab Bryan mengalir dari hati.
"Ternyata Bos masih memiliki hati nurani juga," gumam Mike sedikit lantang hingga membuat Bryan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kenapa masih di sini?" ketus Bryan.
"Nungguin Bos ngajak pulang," jawab Mike.
"Sana pulang, jemput aku pukul 08.00 dan bawakan aku setelan kantor untuk besok!" titah Bryan dan mengusir Mike secara halus.
"Baiklah Bos," jawab Mike mengeluh.
Bryan menutup pintu dan menguncinya, ia duduk di atas sofa yang bersebrangan dengan kasur yang Naina tiduri, ia menatap wajah cantik Naina yang sedang pulas tertidur. Mata Bryan sudah sangat mengantuk karena malam semakin larut, ia memutuskan untuk tidur di sofa.
*
*
*
Mentari pagi bersinar, cahayanya masuk melalui celah-celah tirai dibalik kaca jendela kamar hotel. Bryan terbangun karena badannya terasa sakit-sakit efek tidur di sofa semalaman, ia menatap ke arah Naina yang masih tidur membuatnya kesal bukan main.
"Hei gadis gila, bangun!" teriak Bryan membangunkan Naina dengan segenap jiwa.
Perlahan Naina mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah jendela, hingga matanya menangkap sesosok menyebalkan berada di hadapannya saat ini dan Naina berteriak.
"Aaaaaaaaa, ngapain kamu di sini?" teriak Naina sekencang-kencangnya hingga memekakkan telinga Bryan.
Naina segera duduk dan menarik selimut hingga ke atas bahu, lalu ia mengintip dari balik selimut, ternyata semua pakaiannya masih lengkap.
"Dasar gadis gila, baru bangun tidur langsung teriak. Tidak usah panik semua pakaian kamu masih lengkap, dasar otak mesum!" ketus Bryan meninggalkan Naina sendirian, ia berlalu menuju balkon.
Naina ikut menyusul dan duduk di depan Bryan. Ia menanyai Bryan dengan berbagai macam pertanyaan.
"Hei, kenapa kamu membawaku ke sini?" tanya Naina penasaran.
"Kamu tidak sadar semalam karena mabuk parah, aku mau anterin kamu pulang tapi nggak tahu dimana rumah kamu," jawab Bryan.
"Kenapa nggak tinggalin aku aja di bar?" tanya Naina lagi.
"Di sana banyak yang godain kamu, bahkan ada yang mau culik kamu, untung ada Mike lho yang nolongin kamu dari laki-laki asin semalam," jawab Bryan membuat Naina terkejut dan bergidik ngeri.
"Thanks ya sudah mau bantuin aku semalam dan bawa aku ke tempat yang lebih aman, maaf tadi aku sempat berpikir yang tidak-tidak tentang kamu," ucap Naina setengah bersalah.
Bryan mengangguk dan tersenyum menatap Nainai, ia mengambil sebatang rokok lalu membakarnya.
"Aku Naina, siapa nama kamu?" tanya Naina seraya mengulurkan tangannya.
"Tiger!" jawab Bryan tidak serius, ia menjabat tangan Naina kemudian tertawa.
"Kenapa ketawa?" tanya Naina heran.
"Kamu lucu." jawab Bryan terkekeh.
Naina kembali masuk ke dalam kamar, ia akan mandi dan bersiap untuk pulang, karena pasti Yalina dan Robby sangat mencemaskan keadaan Naina.
Setelah selesai mandi, Naina kembali menuju balkon dan menghampiri Bryan yang terlihat panik.
"Tiger ada apa? Kenapa kaya orang panik sih?" tanya Naina heran.
"Kamu putrinya pak Robby Stein?" tanya Bryan balik.
"Iya, kok kamu tahu?" tanya Naina bingung.
Bryan menepuk dahinya, dunia terlalu sempit baginya, ternyata gadis yang berada di hadapannya adalah putri dari sahabat kedua orangtuanya.
"Lihat ini!" kata Bryan memperlihatkan layar ponselnya pada Naina.
"OMG Daddy," teriak Naina terkejut, "Aduh aku harus gimana dong Tiger? Aku bingung," kata Naina merasa takut.
"Kamu pergi dari rumah sudah 24 jam dan Ayahmu sudah membuat laporan kehilangan pada polisi, bahkan dia menyebarkan informasi beserta fotomu supaya kamu segera ditemukan," kata Bryan seraya berpikir.
"Satu-satunya cara kamu harus cepat kembali ke rumah," ucap Bryan memberi saran terbaik.
"Aku takut pulang sendiri, kamu anterin aku pulang ya, please!" mohon Naina sambil menyatukan kedua tangannya tanda memohon.
"Tidak bisa, aku ada meeting penting di kantor pukul 10.00 nanti!" tolak Bryan.
"Tiger kamu tega nolak aku, kamu tega nggak mau tolongin aku?" tanya Naina seraya merengek.
Sebenarnya Bryan tidak tega melihat wajah Naina yang memohon seperti itu, tapi dia memang ada meeting penting di kantor pukul 10.00 pagi nanti.
"Tunggu Mike datang, aku akan mengantar kamu pulang dan bertemu Pak Robby untuk menjelaskan semuanya," ujar Bryan seraya kembali masuk ke dalam kamar untuk bersiap mandi.
Tidak berselang lama ada seseorang yang memencet bel, Naina membukakan pintu, ternyata Mike yang datang dengan membawa setelan kerja Bosnya.
"Silahkan masuk Pak supir, Bos kamu sedang mandi," ujar Naina seraya berjalan duluan dan duduk di atas sofa.
Mike hanya tersenyum sambil menggaruk kepala yang sama sekali tidak gatal.
5 menit kemudian Bryan sudah keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe. Mike menghampiri Bosnya lalu memberikan setelan bekerja.
"Ayo aku antar kamu pulang," ucap Bryan pada Naina yang terlihat gelisah.
"Bos kita harus segera ke kantor karena 2 jam lagi, ada meeting penting dengan klien dari India," tutur Mike mengingatkan Bosnya.
"Kamu antarkan dulu aku ke rumah Pak Robby Stein, setelah itu kamu kembali ke kantor dan pimpin meeting hari ini!" titah Bryan.
Bryan memberikan sedikit penjelasan pada Mike untuk memimpin meeting pagi ini, ia berbicara serius dengan Mike sambil berjalan menuju lobby hotel.
"Tiger, supir kamu bisa pimpin meeting perusahaan? Gimana hasilnya kalau dia yang mimpin?" tanya Naina dengan ketus sambil meledek Mike.
"Hei nona, aku ini asisten Bos, bukan supir pribadinya!" ketus Mike seraya menyentil telinga Naina.
Mike dan Naina saling ledek meledek sampai tiba di depan lobby, Bryan hanya geleng-geleng kepala melihat sikap keduanya.
*
Mobil berhenti di pekarangan rumah Robby Stein. Bryan mengajak Naina untuk turun bersama.
Dengan rasa gugup dan bersalah akhirnya Naina memberanikan diri untuk turun dari mobil dan melangkah demi selangkah menuju pintu rumah Ayahnya.
Ting-nong ting-nong!
Yalina membukakan pintu, ia tersenyum dengan air mata yang menggenang di kelopak matanya. Yalina memeluk Naina dengan sangat erat untuk mengusir kekhawatirannya sejak semalam mencemaskan Naina yang tidak kunjung pulang.
"Sayang kamu kemana saja?" tanya Yalina dengan berurai air mata.
"Mom maaf, semalam aku ngantuk banget dan nggak kuat pulang ke rumah, jadi aku tidur di hotel," ujar Naina berbohong.
"Siapa sayang?" tanya Robby menghampiri istrinya yang tengah menerima tamu.
"Naina, ya ampun kamu kemana saja sejak kemarin tidak pulang? Daddy mencari kamu kemana-mana tapi tidak bertemu, ponsel kamu juga tidak bisa dihubungi," ucap Robby yang sangat mencemaskan Putrinya.
Robby menolah ke arah laki-laki yang mengantarkan putrinya pulang ke rumah, betapa terkejutnya Robby saat melihat rumahnya kedatangan tamu seorang Bryan Anderson, putra dari Reina Kapoor dan Saif Ali, kedua orangtua Bryan adalah malaikat yang menolong Robby saat dilanda kehancuran dulu.
Waktu Robby kembali ke Spanyol dalam keadaan bangkrut dan jatuh miskin, sahabatnya lah yang menolong Robby dari 0 hingga kembali berjaya seperti sekarang ini, Saif Ali dan Reina adalah dua sahabat yang tidak mungkin Robby lupakan kebaikannya, bahkan sampai ia tiada sekalipun.
"Nak Bryan," sapa Robby seraya menjabat tangan Bryan.
"Salam Pak," ucap Bryan tersenyum dan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Janah Husna Ugy
o o kamu ketahuan namanya bukan tiger
2021-08-07
0
Musniwati Elikibasmahulette
lanjutt
2021-05-31
0
Dede Sulastri
lanjut dong
2021-04-16
0