Naina pergi ke kemar untuk bersiap mandi dan mengganti pakaiannya, tidak lupa ia membawa ponsel untuk ia mainkan saat berendam di dalam bathtub.
Setelah kurang lebih satu jam berada di dalam kamar mandi, Naina keluar dan mencari pakaian yang akan ia kenakan untuk pergi ke bar.
Sebenarnya pakaian Naina sudah tersedia satu almari penuh, tapi namanya juga wanita baju sebanyak itu masih bilang nggak ada yang cocok.
Naina turun ke bawah hendak menemui Yalina yang berada di lantai 2, siang-siang begini biasanya Yalina berada di ruang bermain bersama anak-anaknya.
"Mom, punya baju bagus yang masih baru dan belum pernah terpakai tidak?" teriak Naina seraya menghampiri Yalina yang ternyata sedang berada di kamar.
"Untuk apa Nai?" tanya balik Yalina.
"Aku mau siap-siap pergi, tapi baju di almari tidak ada satupun yang cocok." jawab Naina sembari memangku tangan.
Yalina geleng-geleng kepala heran, padahal tadi pagi baru saja ia membereskan baju-baju Naina yang sudah bersih masuk ke dalam lemarinya, terlihat lemari itu penuh dengan baju-baju yang Naina bawa dari India dan yang Naina beli sewaktu ke mall bersama Bryan.
"Bukannya lemari kamu penuh sama baju-baju." kata Yalina mengerutkan kedua alisnya.
"Tidak ada yang cocok sama aku, Mom ada baju baru yang belum pernah terpakai tidak?" tanya Naina kembali.
Yalina membuka lemarinya dan mengeluarkan satu buah paper bag yang padat berisikan pakaian.
"Ini kamu bawa ke kamar, isinya baju-baju baru untuk kamu yang sudah aku cuci, mungkin salah satunya ada yang cocok untuk kamu pakai hari ini." kata Yalina menyerahkan paper bag tersebut pada Naina.
Naina menerimanya dengan senang hati, ia mengintip apa isi di dalamnya. Naina hendak kembali ke kamarnya, namun sebelum itu ia mencium pipi Yalina kilas dan berlari keluar.
"Thanks Momsky." pekik Naina dan keluar dari kamar Yalina.
Satu persatu baju telah Naina coba, dan ia menjatuhkan pilihannya pada mini dress yang terbuat dari bahan jeans, ia sudah mengenakan dress tersebut.
Naina turun ke bawah dan akan berpamitan dulu pada kedua orang tuanya sekalian memohon restu agar kegiatannya berjalan dengan lancar.
"Nai besok buat SIM ya, Daddy sudah buat janji sama teman Dad dan besok kita harus ke kantornya." kata Robby memberitahu pada Putrinya.
"Besok kan hari Minggu, emangnya kantor buka Dad?" tanya Naina berbalik haluan saat mendengar Ayahnya berbicara.
"Besok kantor teman Daddy buka khusus kamu seorang, sebelum kamu kena tilang Polisi." jawab Robby.
Naina mengangguk tanda setuju dengan perkataan Ayahnya, ia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju parkiran mobil.
***
Saat dalam perjalanan menuju X One Bar, Naina melintasi salah satu tempat wisata yang satu arah dengan tujuannya, hari masih terang dan semua keindahan kota terlihat nyata, membuat Naina tergoda untuk memarkirkan mobilnya dan turun karena ingin melihat dari dekat tempat wisata tersebut.
Pemandangan yang indah di sore hari, tempat wisata itu masih buka, Naina memutuskan hendak masuk ke tempat wisata tersebut, namun langkah kakinya terhenti saat suara dering ponselnya berbunyi, tanda ada panggilan masuk.
"Ya, halo!" sahut Naina menjawab sapaan dari si penelepon.
"Oh iya, aku sebentar lagi sampai kok, ini sudah dekat." jawab Naina dan memutuskan panggilannya.
Naina menunda untuk mengunjungi tempat wisata itu karena ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, ia harus datang tepat waktu untuk latihan bersama team dancer.
Mobil sudah terparkir di lantai basement, Naina berlalu menaiki lift menuju lantai 1.
Akhirnya Naina tiba di ruang latihan dan ia langsung bergabung dengan teamnya yang sudah berbaris.
Tap-tap tap-tap tap
Five
Six
Seven
Eight
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam, Naina dan teamnya bersiap untuk keluar dari ruang latihan dengan kostum dance yang serupa, sebelumnya mereka semua berdoa untuk kelancaraan di atas panggung.
Naina dan teamnya dipandu berjalan melalui tempat yang Naina tidak ketahui sebelumnya, ia curiga dan menghentikan langkahnya untuk bertanya pada orang yang akan mengantarkannya ke panggung.
"William bukannya bar arahnya ke kiri? Kenapa kita malah ke arah sini?" tanya Naina curiga.
"Kalian kan show-nya di club bukan di bar, clubnya di lantai 3." jawab William santai, karena ia tidak tahu kalau Naina belum mengetahui tentang keberadaan club yang tersembunyi.
Naina terdiam tampak berfikir, ia mengerutkan kedua alisnya saat teringat kembali dengan perkataan Raees sewaktu di restaurant kemarin.
"William, jadi club yang di atas itu yang ilegal?" tanya Naina ketus.
"Ssttthh, jangan bicara sembarangan Nai, nanti ada yang mendengar. Sudah jangan urus masalah itu, kita lanjut saja." kata William memilih tidak menjelaskan duduk permasalahan tentang club yang berada di lantai 3.
William mengajak semuanya untuk kembali berjalan, melewati lorong gelap dan menaiki tangga yang ternyata di samping tangga tersebut ada di lift tersembunyi yang akan mengantarkan mereka menuju lantai 3, tempat mereka show.
Ternyata inilah usaha Raees yang ilegal, ia mendirikan clubbing tanpa izin di atas bar yang memiliki izin, di lantai 1 tempat bar yang memiliki izin berada, lantai 2 menjadi gudang minuman legal, lantai 3 sampai lantai 5 sangat dirahasiakan, tidak bisa sembarangan orang masuk.
Raees sudah mendirikan usaha ini sejak 5 tahun yang lalu, selama itu juga ia menyuap petugas agar tidak ikut campur dan pura-pura tidak tahu tentang usaha ilegalnya, dari usaha clubbinglah ia merauk untuk yang berlimpah.
Lantai 3 dan 4 adalah tempat pengunjung memasuki club, sengaja Raees memilih 2 lantai karena ia yakin akan banyak pengunjung memilih club sebagai tempat yang paling ramai diminati.
Semua pengunjung akan diperiksa identitasnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebenarnya sudah banyak para penyusup berhasil masuk ke club ilegal milik Raees yang lolos dari pemeriksaan, penyusup-penyusup itu adalah mereka yang menentang keras adanya usaha ilegal dan akan memberantas habis usaha ilegal yang berdiri.
Raees sudah banyak menyediakan anak buahnya di club ini, siapa yang menentang usahanya maka akan dihabisi hari itu juga, jika Raees menginginkannya.
Mereka yang tidak suka adalah mereka yang tidak mau menerima suapan dari Raees, karena mereka taat dengan hukum dan tidak akan tunduk karena uang.
Cara Raees menyikapinya cukup santai, karena selama usahanya berdiri dia tidak pernah muncul sebagai pemilik usaha tersebut, karena ia tidak ingin identitasnya terbongkar.
Raees sedang mencari orang yang ingin menukar hidup mereka dengan uang, Raees akan menjadikan nama mereka sebagai pemilik usaha, karena Raees tahu bila nama si pemilik sudah muncul maka pemilik tersebut akan diincar hukuman berat atas usaha ilegal yang sudah berdiri selama 5 tahun ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
nichic
licik bgt Raes
2021-06-04
0
Miya Wibowo
kurang Ajar Raaeess..
2021-05-29
0
Srie wibi
siapa yg mau jd pemilik club' itu akan jadi tumbalnya raees
2021-03-22
0