Bab 20 Kemarahan

Entah punya muka berapa lapis membuat Amelia masuk keruangan rawat orang seenak jidatnya.

Bahkan kue lapis saja paling banyak mempunyai lima lapisan. Tapi, Amelia sungguh mukanya sangat kebal melebihi kue lapis.

Seperti sekarang ini, Amelia tak tahu malunya menerobos masuk tanpa bertanya terlebih dahulu membuat Amira dan ketiga sahabat Fatih terkejut.

"Oh Fati--"

Deg ...

Rasanya tubuh Amelia kaku dengan mata melotot. Bahkan wajahnya sudah sangat merah menahan sesuatu.

"Hey, siapa kau!"

Bentak seorang laki-laki dewasa berwajah sangat. Menatap tajam pada gadis SMK ang berani masuk ke dalam ruangannya dan menggangu percumbuan dia dan sang istri.

"Ma-maaf om, sa-saya salah masuk ruangan!"

Ucap Amelia gemetar, Rasanya Amelia marah pada dirinya sendiri atas kebodohannya.

"Kau menggangu kesenangan kami!"

"Hey gadis keci, mau kemana kau!"

Bentak laki-laki sangar sangat marah akan kelakuan gadis SMK itu yang kabur begitu saja.

Ha ... ha ...

Di luar Amira, Raja, Rangga dan Moreo tertawa terbahak-bahak mendengar keributan di dalam.

Ke empat manusia itu semakin tertawa melihat wajah ketakutan Amelia. Bahkan Amelia sampai bergetar begitu.

"Sial, kalian!"

Bentak Amelia kesal melihat mereka menertawakannya. Sungguh hari ini kesialan bagi Amelia.

"Makannya, jangan sok jadi penguntit!"

Ketus Amira sambil terkekeh, Amira tidak bisa membayangkan betapa malunya Amelia tapi di dalam.

Itu memang kerjaan Amira dan ketiga sahabat Fatih. Amira bukan orang bodoh yang tak tahu jika dirinya di ikutin orang. Dari sepanjang jalan pun Amira sudah tahu itu. Untuk itu Amira sedikit memberi pelajaran pada Amelia yang keluar sekolah tanpa izin terlebih dahulu.

"Kau beraninya!"

Bentak Amelia akan menyerang Amira namun di halangi oleh Rangga.

"Berani tangan loe menyentuh Amira, maka gue pastikan besok loe gak bisa nulis lagi!"

Akhhh ...

Amelia menggeram kesal karena lagi-lagi dia di permalukan. Dan, bahkan ini sangat memalukan. Bagaimana tidak memalukan Amelia masuk ke ruang rawat orang di mana di dalamnya sedang ada adegan panas membuat mata Amelia ternoda.

Sungguh Amelia begitu frustasi ingin membalas perbuatan ke empat orang tersebut.

Gue balas kalian!

Batin Amelia menatap tajam empat manusia di depannya.

Lalu Amelia pergi begitu saja sambil menghentak-hentakan kedua kakinya.

"Apa loe lihat-lihat!"

Bentak Amelia crazy pada orang-orang yang lalu lalang. Membuat orang-orang menautkan alis mereka bingung melihat tingkah gadis muda itu yang tak tahu etika.

"Kita ke ruangan Fatih!"

Ucap Amira akhirnya ketika melihat Amelia benar-benar sudah pergi.

Ruang Fatih berada di lantai atas VIP room. Kenapa Amelia bodoh sekali, mana mungkin Fatih berada di ruang kelas dua.

Cklek ...

Sesudah sampai di depan pintu Amira langsung membukanya. Amira begitu terkejut melihat keadaan saudaranya yang bonyok begitu. Luka di wajahnya pasti membutuhkan waktu satu Minggu untuk hilang.

"Sayang, sama siapa ke sini?"

Tanya Queen tersenyum lembut pada keponakan cantiknya. Tak lama Raja, Rangga dan Moreo masuk.

Fatih mendengus kesal melihat sang Bunda begitu hangat pada Amira dan ketiga sahabat nya. Fatih pikir sang Bunda akan memaafkan nya ketika keadaannya begini. Tapi tetap saja sang Bunda masih mendiamkannya. Sang Bunda akan bicara seperlunya saja.

"Tan,"

Rangga, Raja dan Moreo tersenyum sambil Salim pada Queen.

"Kenapa Fatih bisa seperti ini Tan?"

Tanya Amira meringis melihat wajah sepupu nya. Bahkan Amira tak berani memegangnya.

"Biasa di keroyok sama teman-teman nya!"

Ucap Queen santai membuat ketiga sahabat Fatih faham siapa yang sudah melakukan ini semua pada Fatih.

"Loe tenang saja, kita pasti akan membalas perbuatan cecunguk itu!"

Bisik Rangga pada Fatih karena tak mau Amira dan Queen mendengar. Fatih hanya mengangguk saja, mengingat kejadian kemaren membuat Fatih mengepalkan kedua tangannya.

Rangga, Raja dan Moreo memang duduk di samping brankar Fatih. Sedang Queen dan Amira duduk di shopa yang tak jauh dari brankar Fatih.

Amira menatap sang Tante yang masih terlihat dingin pada Fatih. Mungkin ini saatnya Amira meluruskan semuanya. Ia yang melapor maka ia juga yang harus menjelaskannya.

"Tan, apa Tante masih marah pada Fatih akan kejadian tiga hari lalu!"

"Sedikit!"

Jawab Queen tanpa beban sambil menatap putranya tajam. Fatih hanya meringis saja ketika sang Bunda terus menatapnya sinis.

"Raa minta maaf Tan, Rara akan meluruskan semuanya!"

Queen menautkan kedua alisnya bingung akan ucapan keponakan cantiknya. Nama Rara memang nama kecil Amira. Hanya keluarga saja yang memanggil Amira dengan sebutan Rara.

"Gue juga minta maaf sama loe Fatih, gue sudah salah paham."

Fatih langsung menatap Amira bingung, karena belum mengerti apa yang akan di bahas.

"Sebenarnya bukan Fatih yang menampar Shofi Tan,"

Fatih langsung melotot mendengar nama yang dia benci itu. Gara-gara si cupu itu Fatih jadi kena amuk sang Bunda.

"Maksud nya gimana, Tante gak ngerti!"

"Emmz .., sebenarnya Shofi di tampar bukan sama Fatih tapi sama teman sekelas kami yang menamparnya. Kebetulan waktu itu Shofi yang kena tampar bertemu dengan Fatih. Rara pikir Fatih yang melakukan itu, karena waktu itu Shofi sangat ketakutan,"

"Maafin Rara ya Tan, gue juga minta maaf pada loe Fatih!"

Ucap Amira tulus, ia benar-benar merasa bersalah.

"Kamu gak bohong!"

"Tidak tan, tadi Shofi sendiri yang menjelaskannya. Bahwa bukan Fatih yang menamparnya!"

"Kenapa baru sekarang!"

"Shofi baru masuk kelas hari ini, tiga hari dia sakit!"

Jangan di tanya bagaimana Fatih. Bahkan rahang Fatih sudah mengeras dengan tangan mengepal erat di balik selimut.

Cupu! tunggu pembalasan gue! loe gak akan pernah gue lepas!

Fatih benar-benar sangat marah akan semua penjelasan Amira. Fatih bersumpah akan membuat hidup si cupu tak nyaman. Dan dia harus menjadi budaknya karena sudah berani bermain-main dengannya.

Queen tersenyum mengusap punggung Amira membuat Amira tersentak. Amira pikir tantenya akan marah pada dia. Tapi nyatanya Amira salah, Queen tak marah sama sekali malah Queen tersenyum dan terlihat baik-baik saja.

Queen memang sudah tahu semuanya, namun Queen diam saja. Siapa lagi kalau bukan pak Anwar yang melapor. Namun, Queen sengaja mendiamkan sang putra karena rasa kesalnya yang akan menggangu Shofi lagi. Queen hanya memberi sedikit pelajaran pada putranya.

Apalagi Queen tak suka laki-laki yang menyakiti perempuan.

Queen hanya ingin putranya berhenti menggangu orang. Namun, melihat tatapan putranya sepertinya Fatih memang tak akan jera.

"Bunda dengarkan, putramu ini gak bersalah! mana mungkin putra mu yang ganteng ini menampar perempuan!"

Rengek Fatih memelas agar sang bunda menatap kembali penuh sayang dan cinta pada nya.

"Cih,"

Moreo mendelik malas melihat tingkah Fatih yang merengek. Fatih memang akan bersikap manja pada keluarganya terutama pada sang Bunda. Mereka sudah tahu itu, tapi di luar Fatih akan berubah jadi singa yang menakutkan jika di senggol sedikit saja.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Tamnu Qoshdy

Tamnu Qoshdy

🤣🤣🤣🤣

2022-12-20

0

Tamnu Qoshdy

Tamnu Qoshdy

berwajah sangar mungkin..?

2022-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!