Bab 6 Bunda

Jakarta ...

Pulang dari Rumah sakit ...

"Fatih!!!"

Suara teriakan menggelegar ke setiap sudut ruangan. Membuat Queen terkejut akan teriakan suaminya.

Queen yang sedang di dapur membuat Queen langsung menghentikan kegiatannya. Queen buru-buru mencuci tangan lalu menghampiri suaminya yang terus berteriak memanggil anak pertamanya.

"Fatih!!!"

"Fatih, keluar!!"

"Bee ada apa, kenapa teriak-teriak. Fatih baru pulang sekolah,"

"Iya, papa kenapa teriak-teriak,"

"Berisik, papa kenapa teriak-teriak!"

Farhan menatap tajam pada anak pertamanya yang menuruni anak tangga.

"Sini kamu,"

Dengan malas Fatih menghampiri sang papa yang menatapnya tajam. Entah apa lagi yang akan Farhan lakukan terhadap Fatih.

Krek ...

"Awwss ... pah sakit,"

Fatih meringis ketika Farhan menjewer telinganya. Fatih berusaha melepaskan tangan sang papa tapi semakin dia berontak semakin kencang Farhan menjewernya.

"Bunda tolong, awwss sakit .."

"Bee kesalahan apa lagi yang Fatih lakukan?"

"Dia menyuruh adek kelasnya membeli makanan, terus keliling lapangan 100 kali puteran. Belum lagi memalak uang jajannya, dan yang lebih parahnya Fatih menyuruh adek kelasnya mengepel kelas yang harusnya itu hukuman Fatih, hingga membuat adek kelasnya pingsan,"

"Apa!!!"

Mampus aku!

Glek ...

Queen menatap putranya yang selalu saja bikin ulah. Fatih berkali-kali menelan ludahnya kasar. Bulu kuduknya merinding, bahkan atmosfer ruangan menjadi dingin.

"Fatih!!!"

"Sudah Bunda bilang, jangan bikin ulah lagi. Kamu tuh, mau jadi apa kamu hah. Mau jadi jagoan hah, sini sama bunda!"

"Ampun Bun ampun, Fatih janji gak akan ngulangin lagi tapi boong,"

Fatih membatin di akhir kalimatnya.

"Awws ... bunda sudah,"

Queen terus saja mencubit perut anaknya sampai Fatih meringis kesakitan. Belum selesai hukumannya, Queen menyuruh Fatih mengangkat satu kakinya dengan tangan di rentangkan.

Farhan hanya bisa diam jika sudah istrinya bertindak maka hukumannya akan lebih parah dari apa yang Farhan lakukan.

"Bun, kaki kakak di ke bawain,"

Fatih menatap tajam pada adiknya yang melapor.

"Fatih!!"

"Tidak Bun, Aurora bohong,"

"Awas ya, besok gak akan kakak antar ke sekolah,"

"Bun kakak ngancam Rora,"

"Aurora!!!

"Fatih, diam di tempat,"

Sial, awas kau Aurora!!!

Queen menghentikan kegiatannya membuat kue yang tadi sempat tertunda gara-gara anaknya. Kini Queen kembali menjadi mandor atas hukuman Fatih.

"Bun, sudah dong, Fatih pegel nih."

Rengek Fatih, tapi Queen tak peduli. Membuat Fatih kesal karena sang bunda malah tak peduli. Fatih bisa saja kabur atas hukumannya tapi Fatih tidak melakukannya karena sang bunda yang menghukum. Jika dia kabur maka di pastikan hukumannya malah lebih berat.

"Sudah selesai,"

"Alhamdulillah ... yes, "

"Ett, jangan senang dulu. Karena tadi sudah berbuat curang dan mengancam adek maka hukuman bunda tambah. Kakak selama satu Minggu harus nyuci baju sendiri, beres-beres kamar sendiri dan setiap pagi nyiram tanaman,"

"Apa!!!"

"Bun jangan gitu dong,"

"Mau bunda tambah hukumannya!"

Glek ...

Fatih menelan ludahnya kasar, jika sudah bundanya yang ngomong maka Fatih gak bisa membantah. Dengan perasaan kesal Fatih kembali ke kamarnya yang ada di lantai atas.

Hatinya terus menggerutu dan memakai tak henti-henti.

Sedangkan Queen hanya menghela nafas kasar.

"Bunda gak apa?"

Queen berusaha tersenyum di hadapan putrinya.

"Bunda tidak apa-apa,"

"Tapi kok nangis,"

Aurora menghapus air mata yang keluar dari pelupuk mata Queen.

Queen memang akan selalu menangis ketika sudah memarahi dan menghukum anak pertamanya. Karena Queen seakan merasa gagal jadi ibu. Karena anaknya selalu saja buat ulah. Tapi, bukan hanya itu, Queen menangis karena merasa bersalah juga karena sudah menghukum anaknya. Tapi jika tidak di hukum Queen takut anaknya malah menjadi semena-mena.

Queen tersenyum pada anak bungsunya, yang selalu mengerti akan dirinya.

Queen merasa mimpi, rasanya baru kemaren Queen melahirkan Fatih. Dan lima tahun kemudian Queen melahirkan seorang putri cantik yang di beri nama Aurora Sky Al-biru.

Harusnya Aurora mempunyai adik, namun anak Queen yang ke tiga meninggal di usia menginjak satu tahun karena mengalami demam yang tinggi.

Kini anak-anak sudah beranjak remaja. Fatih sekarang sudah kelas dua SMk sedangkan Aurora baru memasuki Sekolah menengah pertama.

Sifat kedua kakak adik itu sangat bertolak belakang. Aurora menuruni sifat dari Farhan, yang mudah peka dan perhatian. Namun, jika di luar Aurora akan menjelma seperti Queen, yaitu akan bersikap dingin dan cuek.

Sedangkan Fatih! entahlah, anak satu itu menuruni sifa siapa.

Padahal dulu Queen tak seperti itu, begitupun Farhan. Entah dari mana sikap jahilnya datang. Padahal tak ada satupun dari keturunan Al-biru yang mempunyai sifat jahil dan ngeselin. Namun, di balik sifat jahil Fatih, dia sangat menyayangi keluarganya terutama sang bunda.

Fatih akan mudah patuh ucapan Queen dari pada ucapan Farhan. Fatih juga sangat menyayangi adik perempuannya. Walau kerap kali Fatih menjahili adiknya.

Aurora pamit pada Queen ingin ke kamar kakaknya. Queen hanya mengangguk saja.

Tok ... tok ...

"Kakak,"

"Masuk!"

Aurora langsung masuk ketika mendengar teriakan sang kakak dari dalam.

"Kenapa?"

"Istt, kakak kok gitu!"

"Kakak tahu, adek pasti akan bilang kalau Bunda nangis."

Fatih sudah faham betul apa yang akan adiknya ucapkan. Karena itu seakan sudah menjadi selogan bagi Fatih.

Kerap kali dia melakukan kesalahan, berujung di hukum oleh sang Bunda. Setelahnya pasti Aurora akan melapor kalau Bunda mereka menangis.

"Kalau udah ngerti kakak nya jangan nakal, kasihan Bunda harus marah-marah terus,"

"Iya .. iya ... sudah ah, adek cepet keluar. Kakak mau istirahat, cape udah bunda hukum!"

"Makannya kakak jangan buat ulah lagi, kalau udah papa ngambek, kakak baru tahu rasa."

"Idih, papa gak bisa marah pada anaknya, paling marah teriak-teriak doang,"

"Si kakak di bilangin, ya udah adek sumpahin papa benar-benar marah!"

Kesal Aurora langsung keluar dari kamar kakak nya.

Fatih hanya masa bodo tak peduli akan ucapan adiknya.

Fatih kembali membuka laptop nya sesudah memastikan Aurora benar-benar pergi. Karena biasanya Aurora akan balik lagi.

Entah apa yang sedang Fatih lakukan di layar laptop nya. Dari sorot matanya terlihat begitu serius.

"Selesai!"

Gumam Fatih sambil merentangkan kedua tangannya. Fatih tersenyum seringai melihat hasil kerjanya. Seketika senyuman Fatih hilang ketika dia teringat akan hukuman sang bunda.

"Ah ... bunda pakai hukum tambahan segala,"

Keluh Fatih kesal mengingat tiga hukuman yang bundanya berikan.

Padahal hukuman itu sangat lah ringan. Tapi bagi Fatih hukuman itu sangat berat.

Bagaimana mungkin tampang ganteng harus nyuci baju, dan beres-beres kamar. Terutama nyiram tanaman. Apa kata dunia, cowo ganteng mengalahkan artis-artis dunia harus menyiram tanaman. Apa kata ibu-ibu komplek jika melihatnya, membayangkannya saja membuat Fatih bergidik ngeri.

Pasti para ibu-ibu akan menggodanya, seperti yang sudah-sudah.

"Ah ... Bunda!!"

Teriak Fatih frustasi, sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, dan, Vote Terimakasih....

Terpopuler

Comments

Liana Liana

Liana Liana

kok ngulang ya

2022-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!