Jakarta ...
Pulang dari Rumah sakit ...
"Fatih!!!"
Suara teriakan menggelegar ke setiap sudut ruangan. Membuat Queen terkejut akan teriakan suaminya.
Queen yang sedang di dapur membuat Queen langsung menghentikan kegiatannya. Queen buru-buru mencuci tangan lalu menghampiri suaminya yang terus berteriak memanggil anak pertamanya.
"Fatih!!!"
"Fatih, keluar!!"
"Bee ada apa, kenapa teriak-teriak. Fatih baru pulang sekolah,"
"Iya, papa kenapa teriak-teriak,"
"Berisik, papa kenapa teriak-teriak!"
Farhan menatap tajam pada anak pertamanya yang menuruni anak tangga.
"Sini kamu,"
Dengan malas Fatih menghampiri sang papa yang menatapnya tajam. Entah apa lagi yang akan Farhan lakukan terhadap Fatih.
Krek ...
"Awwss ... pah sakit,"
Fatih meringis ketika Farhan menjewer telinganya. Fatih berusaha melepaskan tangan sang papa tapi semakin dia berontak semakin kencang Farhan menjewernya.
"Bunda tolong, awwss sakit .."
"Bee kesalahan apa lagi yang Fatih lakukan?"
"Dia menyuruh adek kelasnya membeli makanan, terus keliling lapangan 100 kali puteran. Belum lagi memalak uang jajannya, dan yang lebih parahnya Fatih menyuruh adek kelasnya mengepel kelas yang harusnya itu hukuman Fatih, hingga membuat adek kelasnya pingsan,"
"Apa!!!"
Mampus aku!
Glek ...
Queen menatap putranya yang selalu saja bikin ulah. Fatih berkali-kali menelan ludahnya kasar. Bulu kuduknya merinding, bahkan atmosfer ruangan menjadi dingin.
"Fatih!!!"
"Sudah Bunda bilang, jangan bikin ulah lagi. Kamu tuh, mau jadi apa kamu hah. Mau jadi jagoan hah, sini sama bunda!"
"Ampun Bun ampun, Fatih janji gak akan ngulangin lagi tapi boong,"
Fatih membatin di akhir kalimatnya.
"Awws ... bunda sudah,"
Queen terus saja mencubit perut anaknya sampai Fatih meringis kesakitan. Belum selesai hukumannya, Queen menyuruh Fatih mengangkat satu kakinya dengan tangan di rentangkan.
Farhan hanya bisa diam jika sudah istrinya bertindak maka hukumannya akan lebih parah dari apa yang Farhan lakukan.
"Bun, kaki kakak di ke bawain,"
Fatih menatap tajam pada adiknya yang melapor.
"Fatih!!"
"Tidak Bun, Aurora bohong,"
"Awas ya, besok gak akan kakak antar ke sekolah,"
"Bun kakak ngancam Rora,"
"Aurora!!!
"Fatih, diam di tempat,"
Sial, awas kau Aurora!!!
Queen menghentikan kegiatannya membuat kue yang tadi sempat tertunda gara-gara anaknya. Kini Queen kembali menjadi mandor atas hukuman Fatih.
"Bun, sudah dong, Fatih pegel nih."
Rengek Fatih, tapi Queen tak peduli. Membuat Fatih kesal karena sang bunda malah tak peduli. Fatih bisa saja kabur atas hukumannya tapi Fatih tidak melakukannya karena sang bunda yang menghukum. Jika dia kabur maka di pastikan hukumannya malah lebih berat.
"Sudah selesai,"
"Alhamdulillah ... yes, "
"Ett, jangan senang dulu. Karena tadi sudah berbuat curang dan mengancam adek maka hukuman bunda tambah. Kakak selama satu Minggu harus nyuci baju sendiri, beres-beres kamar sendiri dan setiap pagi nyiram tanaman,"
"Apa!!!"
"Bun jangan gitu dong,"
"Mau bunda tambah hukumannya!"
Glek ...
Fatih menelan ludahnya kasar, jika sudah bundanya yang ngomong maka Fatih gak bisa membantah. Dengan perasaan kesal Fatih kembali ke kamarnya yang ada di lantai atas.
Hatinya terus menggerutu dan memakai tak henti-henti.
Sedangkan Queen hanya menghela nafas kasar.
"Bunda gak apa?"
Queen berusaha tersenyum di hadapan putrinya.
"Bunda tidak apa-apa,"
"Tapi kok nangis,"
Aurora menghapus air mata yang keluar dari pelupuk mata Queen.
Queen memang akan selalu menangis ketika sudah memarahi dan menghukum anak pertamanya. Karena Queen seakan merasa gagal jadi ibu. Karena anaknya selalu saja buat ulah. Tapi, bukan hanya itu, Queen menangis karena merasa bersalah juga karena sudah menghukum anaknya. Tapi jika tidak di hukum Queen takut anaknya malah menjadi semena-mena.
Queen tersenyum pada anak bungsunya, yang selalu mengerti akan dirinya.
Queen merasa mimpi, rasanya baru kemaren Queen melahirkan Fatih. Dan lima tahun kemudian Queen melahirkan seorang putri cantik yang di beri nama Aurora Sky Al-biru.
Harusnya Aurora mempunyai adik, namun anak Queen yang ke tiga meninggal di usia menginjak satu tahun karena mengalami demam yang tinggi.
Kini anak-anak sudah beranjak remaja. Fatih sekarang sudah kelas dua SMk sedangkan Aurora baru memasuki Sekolah menengah pertama.
Sifat kedua kakak adik itu sangat bertolak belakang. Aurora menuruni sifat dari Farhan, yang mudah peka dan perhatian. Namun, jika di luar Aurora akan menjelma seperti Queen, yaitu akan bersikap dingin dan cuek.
Sedangkan Fatih! entahlah, anak satu itu menuruni sifa siapa.
Padahal dulu Queen tak seperti itu, begitupun Farhan. Entah dari mana sikap jahilnya datang. Padahal tak ada satupun dari keturunan Al-biru yang mempunyai sifat jahil dan ngeselin. Namun, di balik sifat jahil Fatih, dia sangat menyayangi keluarganya terutama sang bunda.
Fatih akan mudah patuh ucapan Queen dari pada ucapan Farhan. Fatih juga sangat menyayangi adik perempuannya. Walau kerap kali Fatih menjahili adiknya.
Aurora pamit pada Queen ingin ke kamar kakaknya. Queen hanya mengangguk saja.
Tok ... tok ...
"Kakak,"
"Masuk!"
Aurora langsung masuk ketika mendengar teriakan sang kakak dari dalam.
"Kenapa?"
"Istt, kakak kok gitu!"
"Kakak tahu, adek pasti akan bilang kalau Bunda nangis."
Fatih sudah faham betul apa yang akan adiknya ucapkan. Karena itu seakan sudah menjadi selogan bagi Fatih.
Kerap kali dia melakukan kesalahan, berujung di hukum oleh sang Bunda. Setelahnya pasti Aurora akan melapor kalau Bunda mereka menangis.
"Kalau udah ngerti kakak nya jangan nakal, kasihan Bunda harus marah-marah terus,"
"Iya .. iya ... sudah ah, adek cepet keluar. Kakak mau istirahat, cape udah bunda hukum!"
"Makannya kakak jangan buat ulah lagi, kalau udah papa ngambek, kakak baru tahu rasa."
"Idih, papa gak bisa marah pada anaknya, paling marah teriak-teriak doang,"
"Si kakak di bilangin, ya udah adek sumpahin papa benar-benar marah!"
Kesal Aurora langsung keluar dari kamar kakak nya.
Fatih hanya masa bodo tak peduli akan ucapan adiknya.
Fatih kembali membuka laptop nya sesudah memastikan Aurora benar-benar pergi. Karena biasanya Aurora akan balik lagi.
Entah apa yang sedang Fatih lakukan di layar laptop nya. Dari sorot matanya terlihat begitu serius.
"Selesai!"
Gumam Fatih sambil merentangkan kedua tangannya. Fatih tersenyum seringai melihat hasil kerjanya. Seketika senyuman Fatih hilang ketika dia teringat akan hukuman sang bunda.
"Ah ... bunda pakai hukum tambahan segala,"
Keluh Fatih kesal mengingat tiga hukuman yang bundanya berikan.
Padahal hukuman itu sangat lah ringan. Tapi bagi Fatih hukuman itu sangat berat.
Bagaimana mungkin tampang ganteng harus nyuci baju, dan beres-beres kamar. Terutama nyiram tanaman. Apa kata dunia, cowo ganteng mengalahkan artis-artis dunia harus menyiram tanaman. Apa kata ibu-ibu komplek jika melihatnya, membayangkannya saja membuat Fatih bergidik ngeri.
Pasti para ibu-ibu akan menggodanya, seperti yang sudah-sudah.
"Ah ... Bunda!!"
Teriak Fatih frustasi, sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, dan, Vote Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Liana Liana
kok ngulang ya
2022-12-07
0