"Sial, gue kesiangan!"
Kesal Fatih merutuki dirinya sendiri. Dengan cepat Fatih mandi dan memakai seragamnya.
"Mampus gue, pasti di hukum lagi, mana kaki gue masih pegel gara-gara kemarin,"
Fatih terus saja mengoceh sambil menuruni anak tangga.
Belum lagi mengantar adiknya dan menyerahkan Mogenya pada temannya yang selalu menunggu di bawah pohon.
Fatih berlari kencang dengan nafas ngos-ngosan.
"Pak tunggu!!!"
"Kamu lagi kamu lagi, selalu telat sekolah,"
"Aduh pak, cuma sepuluh menit terlambatnya,"
Tampa kesopanan Fatih langsung menerobos masuk mengunakan kesempatan ketika ada sebuah mobil datang dan mau tak mau pak Didi membukakan pintu gerbangnya ketika sudah menanyakan siapa dan ada keperluan apa.
Pak Didi adalah satpam di sekolah tempat Fatih belajar.
"Dasar berandalan,"
Gumam seorang gadis menatap malas ke luar jendela. Dia melihat Fatih mengendap-endap masuk ketika pak Didi sedang bicara dengan kakak nya.
"Kemana anak it .."
Pak Didi menghela nafas kasar sambil menggelengkan kepala melihat Fatih melambaikan tangannya pada dirinya.
Sudah menjadi kebiasaan Fatih akan telat masuk. Entah apa yang sebenarnya Fatih lakukan hingga dia sampai telat masuk. Padahal setahu pak Didi Fatih anak dari orang kaya yang tidak mungkin kan pergi ke sekolah tidak di antar. Kecuali Fatih memang anak pungut yang di pilih kasihkan seperti cerita Bawang putih Bawang merah versi laki-laki.
Fatih mengendap-endap masuk dan melirik ke arah kursi guru.
Aman..
"Fatih!!!"
Glek ...
Fatih menelan ludahnya kasar sambil berbalik. Pak Anwar berkacak pinggang sambil menatap horor pada Fatih.
"Sudah jam berapa sekarang?"
"Jam 08:01, pak,"
"Sudah tahu kenapa masuk hah,"
Sial!
"Pak, jangan marah-marah ya. Nanti darah tinggi bapak kumat, mending biarkan saya masuk bapak lanjut belajar!"
"Fatih!!! berdiri di depan dan angkat satu kaki kamu. Dan tangan kamu, taruh di telinga!!"
Lagi-lagi harus angkat kaki.
Fatih dengan kesal berdiri di depan sambil mengangkat satu kakinya.
Anak-anak sendari tadi menahan tawa melihat Fatih di hukum. Tapi mereka tak berani tertawa melihat tatapan tajam dari Fatih. Siapa yang tidak kenal Fatih, si raja buli. Mereka memilih aman saja dari pada harus kena imbas waktu istirahat.
Sedangkan anak-anak cewe merasa kasihan melihat idolanya di hukum. Dan mereka mengutuk pak Anwar yang sudah menghukum idolanya. Berbeda dengan salah satu gadis yang terlihat malas menatap Fatih, yang ada gadis itu kesal akan kelakuan Fatih hingga jam belajarnya terganggu.
Pak Anwar dengan tenang melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda tadi.
"Pak, sudah ya. Kaki saya pegal,"
"Siapa yang suruh kamu turunkan kaki. Fatih! angkat lagi,"
Gak bunda gak pak botak selalu saja menghukum ku begini. Lama-lama kakiku Fatah satu.
Fatih terus saja menggerutu dengan wajah di tekuk dan bibir manyun.
Tapi gaya yang Fatih lakukan malah terlihat seksi membuat Amelia tak berkedip.
Hingga pintu ruangan di ketuk membuat pak Anwar membukanya. Pak Anwar berbincang sebentar tapi ekor matanya tak lepas dari Fatih. Hingga pak Anwar kembali dengan seorang gadis yang mengikutinya dari belakang.
"Mohon perhatiannya anak-anak, kita kedatangan murid baru pindahan dari Bali. Ayo nak perkenalkan diri?"
Gadis yang sendari tadi menunduk langsung mengangkat kepalanya sambil membenarkan letak kaca matanya.
"Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Filosofi Alin, panggil saja Shofi,"
Ha .. ha ...
Semua orang tertawa terutama Fatih langsung terbahak mendengar nama yang di sebutkan gadis cupu di sampingnya.
"Diam!!!"
Bentak pak Anwar membuat semua orang terdiam begitupun Fatih. Tapi, Fatih terkekeh kecil sambil mengulang-ulang nama yang gadis cupu itu sebutkan.
Filosofi Alin, nama yang unik seunik penampilannya.
Batin Fatih melirik ke arah gadis cupu dengan tatapan seringai.
"Silahkan nak Shofi duduk di bangku kosong itu,"
"Terimakasih pak,"
Shofi berjalan menunduk menuju kursi yang di tunjuk pak Anwar. Membuat gadis yang sejak tadi menatap tajam Fatih langsung teralihkan karena Shofi duduk tepat di sampingnya.
Pak Anwar kembali melanjutkan sesi belajarnya tanpa peduli Fatih yang sudah dari tadi berkali-kali terjatuh. Hingga waktu istirahat pun tiba.
"Kamu Fatih, ikut saya ke kantor."
"Tapi pak, saya pegal."
"Fatih!!!"
Dengan kesal Fatih mengikuti langkah pak Anwar. Gulu paling killer di antara yang lain. Namun, di balik ketegasannya pak Anwar orang yang baik hati.
"Hey, aku Amira,"
Shofi menatap uluran tangan Amira dengan kening mengerut.
"Shofi,"
Ucap Shofi gugup, pasalnya baru sekarang teman sebangkunya memperkenalkan diri. Tadi saja hanya diam seakan tak suka dengan kehadiran dirinya. Shofi bisa menebak bahwa Amira gadis si kutu belajar.
"Hay, aku Bunga,"
"Shofi,"
"Nama kamu unik, aku suka. Filosofi Alin, di ambil dari bahasa Yunani. Philo yang artinya Cinta, Shofi yang artinya ke kebijakan dan Alin artinya pembawa cahaya."
Celetuk Bunga sok akrab membuat Shofi tersenyum kaku. Shofi pikir dia tak akan pernah mendapat teman baru di hari pertama masuk sekolah seperti yang sebelum-sebelumnya. Karena tak suka namanya terutama penampilannya. Tapi, di sini Shofi merasa lega karena masih ada orang yang mau berteman dengannya bahkan tahu arti namanya.
Shofi bisa menebak kalau Bunga gadis penyuka Sastra.
"Kalau kamu butuh apa-apa bilang saja pada kita, iya kan Am."
"Ya,"
"Terimakasih kalian mau berteman dengan ku,"
"Tapi, kamu harus hati-hati sama Fatih dia--"
"Bunga!!"
"Kenapa? Fatih, siapa?"
"Orang yang tadi di hukum, dia tukang buli. Kamu harus hati-hati,"
Celetuk Bunga membuat Amira hanya menghela nafas berat.
"Dari pada bahas Fatih mending kita ke kantin,"
Potong Amira yang akan bicara lagi. Amira langsung ke luar dari kelas karena memang mereka bertiga yang masih di dalam kelas.
Bunga langsung menarik tangan Shofi untuk mengikuti Amira. Dan sembari menceritakan siapa Fatih dengan mulut embernya. Bahkan sampai di kantin Bunga terus saja berceloteh sambil berbisik pada Shofi karena takut omongannya di dengar Fatih. Karena banyak sekali mata-mata Fatih.
"Jadi ka Emm .."
Amira memasukan bakso ke dalam mulut Bunga yang dari tadi tak berhenti-henti mengoceh membuat Bunga melotot. Shofi hanya tersenyum tipis melihat tingkah teman barunya.
Setidaknya sang kakak memasukan dia ke sekolah ini tidak terlalu buruk. Tidak seperti sekolah sebelumnya.
Ketiganya dengan santai melanjutkan makan ketika Bunga sudah benar-benar berhenti mengoceh.
Hingga, kantin yang tadinya damai mendadak ramai dengan sorak cewek-cewek. Tapi tak membuat Shofi peduli. Dia dan Amira dengan santai melanjutkan makannya.
Tampa mempedulikan tatapan tajam dari Fatih.
Sesudah keluar dari ruang Guru Fatih langsung mencari keberadaan mainan barunya. Tegasnya anak baru yang akan menjadi mainan barunya.
"Fatih,"
Fatih tak peduli dengan orang yang memanggil namanya. Dia hanya tertuju pada gadis yang dengan santai memakan Bakso.
"Mel, loe gak pa-pa?"
Tanya salah satu sahabat Amelia, Amelia mendengus kesal ketika Fatih tak memperdulikan panggilannya.
Siapa yang tidak tahu Amelia, gadis yang sok berkuasa. Dia selalu berambisi, harus mendapatkan apapun yang sudah di klaim miliknya. Seperti berusaha mendapatkan Fatih dan menyingkirkan siapa saja yang menurutnya pengganggu.
Brak ...
Fatih menggebrak meja membuat Amira menghentikan kunyahannya. Sedangkan Bunga terdiam dengan tangan gemetar. Shofi yang malah terlihat santai sambil menghabiskan satu lagi bakso ke dalam mulutnya.
Tapi, belum sempat satu suapan sampai ke mulutnya. Tangannya di cekal erat oleh Fatih membuat Shofi melirik ke samping.
Hap ...
Fatih memakan Bakso milik Shofi membuat Amelia yang melihat itu terbakar jenggot. Shofi menunduk gemetar di tatap tajam oleh Fatih.
"Cepat belikan nasi goreng,"
"U-uangnya?"
"Pakai duit loe, cepetan!"
"Tap-"
Glek ...
Shofi menelan ludahnya kasar mendapat tatapan mengerikan dari Fatih. Ternyata benar apa yang di katakan Bunga, batin Shofi kesal.
"Fatih kau!!"
"Suttt, jangan ikut campur!"
Potong Fatih tersenyum seringai pada Amira.
"Ini,"
Shofi menyodorkan nasi goreng pada Fatih.
"Minumnya mana?"
"Tadi kan gak di suruh beli minum!"
"Hey cupu, jangan banyak omong. Belikan sekarang,"
Dengan gemetar Shofi bergegas membeli minuman yang di inginkan Fatih.
Sial ...
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, dan Vote Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aneh aja kek namanya Filosofi,apa gak ada nama lain yg keren dikit kek..😬
2023-06-07
1