Bab 10 Filosofi Alin

"Sial, gue kesiangan!"

Kesal Fatih merutuki dirinya sendiri. Dengan cepat Fatih mandi dan memakai seragamnya.

"Mampus gue, pasti di hukum lagi, mana kaki gue masih pegel gara-gara kemarin,"

Fatih terus saja mengoceh sambil menuruni anak tangga.

Belum lagi mengantar adiknya dan menyerahkan Mogenya pada temannya yang selalu menunggu di bawah pohon.

Fatih berlari kencang dengan nafas ngos-ngosan.

"Pak tunggu!!!"

"Kamu lagi kamu lagi, selalu telat sekolah,"

"Aduh pak, cuma sepuluh menit terlambatnya,"

Tampa kesopanan Fatih langsung menerobos masuk mengunakan kesempatan ketika ada sebuah mobil datang dan mau tak mau pak Didi membukakan pintu gerbangnya ketika sudah menanyakan siapa dan ada keperluan apa.

Pak Didi adalah satpam di sekolah tempat Fatih belajar.

"Dasar berandalan,"

Gumam seorang gadis menatap malas ke luar jendela. Dia melihat Fatih mengendap-endap masuk ketika pak Didi sedang bicara dengan kakak nya.

"Kemana anak it .."

Pak Didi menghela nafas kasar sambil menggelengkan kepala melihat Fatih melambaikan tangannya pada dirinya.

Sudah menjadi kebiasaan Fatih akan telat masuk. Entah apa yang sebenarnya Fatih lakukan hingga dia sampai telat masuk. Padahal setahu pak Didi Fatih anak dari orang kaya yang tidak mungkin kan pergi ke sekolah tidak di antar. Kecuali Fatih memang anak pungut yang di pilih kasihkan seperti cerita Bawang putih Bawang merah versi laki-laki.

Fatih mengendap-endap masuk dan melirik ke arah kursi guru.

Aman..

"Fatih!!!"

Glek ...

Fatih menelan ludahnya kasar sambil berbalik. Pak Anwar berkacak pinggang sambil menatap horor pada Fatih.

"Sudah jam berapa sekarang?"

"Jam 08:01, pak,"

"Sudah tahu kenapa masuk hah,"

Sial!

"Pak, jangan marah-marah ya. Nanti darah tinggi bapak kumat, mending biarkan saya masuk bapak lanjut belajar!"

"Fatih!!! berdiri di depan dan angkat satu kaki kamu. Dan tangan kamu, taruh di telinga!!"

Lagi-lagi harus angkat kaki.

Fatih dengan kesal berdiri di depan sambil mengangkat satu kakinya.

Anak-anak sendari tadi menahan tawa melihat Fatih di hukum. Tapi mereka tak berani tertawa melihat tatapan tajam dari Fatih. Siapa yang tidak kenal Fatih, si raja buli. Mereka memilih aman saja dari pada harus kena imbas waktu istirahat.

Sedangkan anak-anak cewe merasa kasihan melihat idolanya di hukum. Dan mereka mengutuk pak Anwar yang sudah menghukum idolanya. Berbeda dengan salah satu gadis yang terlihat malas menatap Fatih, yang ada gadis itu kesal akan kelakuan Fatih hingga jam belajarnya terganggu.

Pak Anwar dengan tenang melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda tadi.

"Pak, sudah ya. Kaki saya pegal,"

"Siapa yang suruh kamu turunkan kaki. Fatih! angkat lagi,"

Gak bunda gak pak botak selalu saja menghukum ku begini. Lama-lama kakiku Fatah satu.

Fatih terus saja menggerutu dengan wajah di tekuk dan bibir manyun.

Tapi gaya yang Fatih lakukan malah terlihat seksi membuat Amelia tak berkedip.

Hingga pintu ruangan di ketuk membuat pak Anwar membukanya. Pak Anwar berbincang sebentar tapi ekor matanya tak lepas dari Fatih. Hingga pak Anwar kembali dengan seorang gadis yang mengikutinya dari belakang.

"Mohon perhatiannya anak-anak, kita kedatangan murid baru pindahan dari Bali. Ayo nak perkenalkan diri?"

Gadis yang sendari tadi menunduk langsung mengangkat kepalanya sambil membenarkan letak kaca matanya.

"Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Filosofi Alin, panggil saja Shofi,"

Ha .. ha ...

Semua orang tertawa terutama Fatih langsung terbahak mendengar nama yang di sebutkan gadis cupu di sampingnya.

"Diam!!!"

Bentak pak Anwar membuat semua orang terdiam begitupun Fatih. Tapi, Fatih terkekeh kecil sambil mengulang-ulang nama yang gadis cupu itu sebutkan.

Filosofi Alin, nama yang unik seunik penampilannya.

Batin Fatih melirik ke arah gadis cupu dengan tatapan seringai.

"Silahkan nak Shofi duduk di bangku kosong itu,"

"Terimakasih pak,"

Shofi berjalan menunduk menuju kursi yang di tunjuk pak Anwar. Membuat gadis yang sejak tadi menatap tajam Fatih langsung teralihkan karena Shofi duduk tepat di sampingnya.

Pak Anwar kembali melanjutkan sesi belajarnya tanpa peduli Fatih yang sudah dari tadi berkali-kali terjatuh. Hingga waktu istirahat pun tiba.

"Kamu Fatih, ikut saya ke kantor."

"Tapi pak, saya pegal."

"Fatih!!!"

Dengan kesal Fatih mengikuti langkah pak Anwar. Gulu paling killer di antara yang lain. Namun, di balik ketegasannya pak Anwar orang yang baik hati.

"Hey, aku Amira,"

Shofi menatap uluran tangan Amira dengan kening mengerut.

"Shofi,"

Ucap Shofi gugup, pasalnya baru sekarang teman sebangkunya memperkenalkan diri. Tadi saja hanya diam seakan tak suka dengan kehadiran dirinya. Shofi bisa menebak bahwa Amira gadis si kutu belajar.

"Hay, aku Bunga,"

"Shofi,"

"Nama kamu unik, aku suka. Filosofi Alin, di ambil dari bahasa Yunani. Philo yang artinya Cinta, Shofi yang artinya ke kebijakan dan Alin artinya pembawa cahaya."

Celetuk Bunga sok akrab membuat Shofi tersenyum kaku. Shofi pikir dia tak akan pernah mendapat teman baru di hari pertama masuk sekolah seperti yang sebelum-sebelumnya. Karena tak suka namanya terutama penampilannya. Tapi, di sini Shofi merasa lega karena masih ada orang yang mau berteman dengannya bahkan tahu arti namanya.

Shofi bisa menebak kalau Bunga gadis penyuka Sastra.

"Kalau kamu butuh apa-apa bilang saja pada kita, iya kan Am."

"Ya,"

"Terimakasih kalian mau berteman dengan ku,"

"Tapi, kamu harus hati-hati sama Fatih dia--"

"Bunga!!"

"Kenapa? Fatih, siapa?"

"Orang yang tadi di hukum, dia tukang buli. Kamu harus hati-hati,"

Celetuk Bunga membuat Amira hanya menghela nafas berat.

"Dari pada bahas Fatih mending kita ke kantin,"

Potong Amira yang akan bicara lagi. Amira langsung ke luar dari kelas karena memang mereka bertiga yang masih di dalam kelas.

Bunga langsung menarik tangan Shofi untuk mengikuti Amira. Dan sembari menceritakan siapa Fatih dengan mulut embernya. Bahkan sampai di kantin Bunga terus saja berceloteh sambil berbisik pada Shofi karena takut omongannya di dengar Fatih. Karena banyak sekali mata-mata Fatih.

"Jadi ka Emm .."

Amira memasukan bakso ke dalam mulut Bunga yang dari tadi tak berhenti-henti mengoceh membuat Bunga melotot. Shofi hanya tersenyum tipis melihat tingkah teman barunya.

Setidaknya sang kakak memasukan dia ke sekolah ini tidak terlalu buruk. Tidak seperti sekolah sebelumnya.

Ketiganya dengan santai melanjutkan makan ketika Bunga sudah benar-benar berhenti mengoceh.

Hingga, kantin yang tadinya damai mendadak ramai dengan sorak cewek-cewek. Tapi tak membuat Shofi peduli. Dia dan Amira dengan santai melanjutkan makannya.

Tampa mempedulikan tatapan tajam dari Fatih.

Sesudah keluar dari ruang Guru Fatih langsung mencari keberadaan mainan barunya. Tegasnya anak baru yang akan menjadi mainan barunya.

"Fatih,"

Fatih tak peduli dengan orang yang memanggil namanya. Dia hanya tertuju pada gadis yang dengan santai memakan Bakso.

"Mel, loe gak pa-pa?"

Tanya salah satu sahabat Amelia, Amelia mendengus kesal ketika Fatih tak memperdulikan panggilannya.

Siapa yang tidak tahu Amelia, gadis yang sok berkuasa. Dia selalu berambisi, harus mendapatkan apapun yang sudah di klaim miliknya. Seperti berusaha mendapatkan Fatih dan menyingkirkan siapa saja yang menurutnya pengganggu.

Brak ...

Fatih menggebrak meja membuat Amira menghentikan kunyahannya. Sedangkan Bunga terdiam dengan tangan gemetar. Shofi yang malah terlihat santai sambil menghabiskan satu lagi bakso ke dalam mulutnya.

Tapi, belum sempat satu suapan sampai ke mulutnya. Tangannya di cekal erat oleh Fatih membuat Shofi melirik ke samping.

Hap ...

Fatih memakan Bakso milik Shofi membuat Amelia yang melihat itu terbakar jenggot. Shofi menunduk gemetar di tatap tajam oleh Fatih.

"Cepat belikan nasi goreng,"

"U-uangnya?"

"Pakai duit loe, cepetan!"

"Tap-"

Glek ...

Shofi menelan ludahnya kasar mendapat tatapan mengerikan dari Fatih. Ternyata benar apa yang di katakan Bunga, batin Shofi kesal.

"Fatih kau!!"

"Suttt, jangan ikut campur!"

Potong Fatih tersenyum seringai pada Amira.

"Ini,"

Shofi menyodorkan nasi goreng pada Fatih.

"Minumnya mana?"

"Tadi kan gak di suruh beli minum!"

"Hey cupu, jangan banyak omong. Belikan sekarang,"

Dengan gemetar Shofi bergegas membeli minuman yang di inginkan Fatih.

Sial ...

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, dan Vote Terimakasih

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aneh aja kek namanya Filosofi,apa gak ada nama lain yg keren dikit kek..😬

2023-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!