Bab 4 Lemah!

Rumah sakit ...

Rijal sudah selesai di tangani dokter sekitar satu jam yang lalu.

Entah siapa yang memberi tahu keluarga Rijal kalau anaknya berada di rumah sakit. Namun, tak ada satupun orang tuanya yang datang ke rumah sakit. Hanya ada seseorang yang mengaku om nya yang datang.

Rangga, Raja dan Moreo di suruh Fatih langsung pulang. Karena sisanya Fatih yang menangani. Awalnya tiga sahabat Fatih tidak mau karena bagaimana pun mereka harus tanggung jawab. Jika Fatih di hukum maka mereka juga harus di hukum. Bukankah itu arti solidaritas sahabat.

Namun, Fatih dengan tegas menyuruh ketiga sahabatnya pulang.

"Gue pastikan kalian gak dapat hukuman apapun."

Tegas Fatih menatap tajam ketiga sahabatnya. Pasalnya Fatih tahu, ketiga sahabatnya pasti takut dengan kedua orang tua mereka. Karena kedua orang tua mereka sedang dalam perjalanan pulang dari urusan bisnisnya.

Lucu bukan! anak-anak tukang tauran di luar dan tukang buli di sekolah akan jadi anak kucing ketika di rumah.

Tapi, itulah mereka. Senakal-nakalnya mereka mereka takut pada kedua orang tuanya terutama ibunya.

Aneh! sangat aneh bukan!

Rangga, Raja dan Moreo patuh dengan perintah Fatih. Tinggal Fatih seorang diri lalu langsung menghampiri orang yang mengaku Om nya Rijal.

Entah apa yang Fatih bicarakan dengan Om nya Rijal membuat om nya Rijal mengizinkan Fatih masuk kedalam.

"Cih, dasar lemah!"

Ejek Fatih berjalan ke arah brankar Rijal dengan gaya coll nya.

Rijal yang melihat Fatih berada di dalam ruang rawatnya sontak terkejut. Rijal meremas selimut yang menutupi kakinya. Tangannya mengepal era, namun Rijal tak bisa berbuat apa-apa karena dia bukan tandingan Fatih.

Rijal hanya bisa menunduk takut, bahkan Rijal tak berani mengadu pada om nya. Entah kemana om nya pergi membuat Rijal semakin ketakutan.

Bahkan keringat dingin mulai membanjiri pelipis Rijal. Entah apa yang di katakan Fatih membuat Rijal gemetar. Entah di Ancam jangan melapor atau apa hanya Rijal sendiri yang tahu.

"Jangan tunjukan muka jelek loe di hadapan gue. Gue benci orang lemah! lemah!"

"Ngerti loe!"

Sesudah mengatakan kata menyakitkan itu sambil menepuk-nepuk pundak Rijal kasar bahkan membuat Rija meringis.

Fatih pergi begitu saja, tanpa menengok ke belakang. Fatih benar-benar seperti psikopat bersembunyi di balik wajah tampannya.

Lihatlah, kini Fatih bisa tersenyum setelah mengancam Rijal pada Om Nya yang menunggu di luar.

"Terimakasih Om,"

"Sama-sama nak, terimakasih sudah menjenguk!"

Rasanya ingin muntah, mendengar perkataan Om nya Rijal. Bagaimana mana mungkin Om Nya Rijal berterimakasih pada orang yang sudah membuat keponakannya berada di rumah sakit. Daras sungguh Fatih memang gila.

Entah apa yang membuat om nya Rijal berterimakasih. Mungkin Fatih berlaga sok kawan yang baik.

"Kalau begitu saya pamit Om,"

"Baik nak, hati-hati di jalan!"

Fatih tersenyum seringai langsung pergi dari rumah sakit.

Deg ...

Om Nya Rijal terkejut melihat kedatangan pengusaha kaya raya. Dan lebih terkejutnya lagi orang itu menghampiri dirinya.

"T-Tuan!"

Om nya Rijal menunduk memberi hormat pada Farhan. Ya, orang itu adalah Farhan Al-biru, papa Fatih.

"Jadi kau meminta izin pulang duluan karena keponakan kau masuk rumah sakit gara-gara putraku!"

Om Nya Rijal menunduk takut, mendengar ucapan dingin bosnya. Ya, om nya Rijal seorang supir pribadi Farhan. Dia bekerja jika Farhan membutuhkan saja. Ketika Farhan harus ke luar kota atau meeting di luar maka Farhan akan menyuruh om Nya Rijal yang menyetir. Jika tidak, maka Farhan sendiri yang menyetir.

Farhan langsung menerobos masuk ke dalam. Rijal yang akan kembali berbaring terkejut melihat siapa yang datang.

"T-Tuan!"

Lilir Rijal menunduk, siapa yang tidak gemetar. Baru saja anaknya keluar kini bapaknya yang datang. Bahkan auranya sama-sama menyeramkan.

"Apa yang dokter katakan?"

"Rijal hanya kecapean, dia pingsan mungkin karena belum makan juga dari pagi."

"Hanya itu?!"

"Iya Tuan,"

Farhan menghela nafas berat, entah Bagaimana harus mendidik Fatih supaya tidak semena-mena akan orang lain. Anak itu selalu saja bikin ulah. Kalau Queen tahu pasti dia akan marah.

"Kapan Rijal boleh pulang?"

"Kemungkinan besok tuan,"

"Baiklah, kalian jangan khawatir. Saya akan menanggung semua pengobatan Rijal."

"Terimakasih tuan,"

Fatih benar-benar harus di beri pelajaran. Anak itu selalu saja bikin ulah. Emangnya ini zaman penjajahan. Selalu menindas yang lemah dan bodohnya yang lemah tak bisa melawan!

Sesudah berbincang Farhan pamit pergi, dia harus memberi pelajaran pada anaknya.

Emang berani!

.

Sedangkan Fatih baru saja sampai ke rumah dengan wajah lesu dan pakaian kusut. Entah apa yang terjadi pada Fatih. Perasaan tadi dia baik-baik saja.

Queen dan Aurora yang melihat wajah kusut Fatih saling pandang dengan dahi mengerut.

"Kak, kakak .."

Bahkan Fatih tak menyahut ketika Aurora memanggilnya. Fatih terus saja berjalan menaiki anak tangga. Dimana kamarnya berada.

"Kakak kenapa Bun?"

"Bunda juga tidak tahu, adek lanjutkan saja mikser adonannya."

Aurora hanya mengangguk, melanjutkan me mikser adonan kue. Queen dan Aurora memang sedang membuat kue kesukaan Farhan.

"Oh iya Bun, Om Alam kapan balik?"

"Bunda kurang tahu sayang, tapi katanya tahun depan. Mau kuliah di Jakarta,"

"Lama juga ya, Padahal Adek sudah kangen. Nenek sama kakek juga kenapa betah di Jerman coba."

Keluh Aurora cemberut membuat Queen hanya menggelengkan kepala saja. Aurora memang sangat dekat sekali dengan Om Alam.

Fandi dan Dinda memang menetap di Jerman, karena Farhan menyerahkan perusahaan yang ada di Jerman ke pada Fandi.

Sedang perusahaan yang awalnya di pegang Fandi. Di Handle oleh om Lukman dan orang kepercayaan Farhan.

Karena perusahaan di Jerman membutuhkan orang handal terpaksa Fandi dan Dinda yang ke sana. Awalnya Daniel yang di tunjuk namun Farhan tidak mengijinkan. Karena Farhan butuh Daniel.

"Lama bagaimana, baru juga empat tahun. Kan nenek juga nemenin Oma di sana!"

Mama Adelia memang memutuskan tinggal di Jerman guna menghabiskan waktu tuanya. Mama Adelia bukan tak ingin menghabiskannya dengan anak menantu dan cucunya. Hanya saja mama Adelia ingin mengenang tempat bersejarah dimana dia dulu menghabiskan kisah cinta dengan almarhum suaminya.

"Ah ... adek rasanya jadi kangen Oma, nenek, kakek sama Om Alam."

"Bukan kangen sayang tapi kangen malakin kan!"

"He .. he ...,"

Memang itu yang Aurora kangenin. Karena jika ada mereka apa saja yang Aurora pengen selalu di kabulkan. Tapi, jika Queen sama Farhan sulit sekali mengabulkannya. Karena Queen dan Farhan mendidik anaknya. Jika ingin sesuatu harus bekerja keras dulu.

"Gak minta sama nenek Murni?"

Goda Queen pada putrinya.

"Gak ah, nanti kakek Angga marah, kakek Angga kan kaya Bunda, Pelit!"

Aurora terkekeh membayangkan sosok kakek Angga yang sama dengan Queen. Queen bukannya marah di bilang pelit, dia malah tersenyum.

"Ya sudah, kalau adek tahun sekarang bisa juara maka Bunda akan mengabulkan apapun permintaan adek?"

"Serius Bun!"

"Hm,"

"Asik! beneran ya Bun!"

Bersambung ....

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ....

Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!