Bab 14 Keputusan Queen

Queen menatap tajam pada putranya. Queen sangat marah pada Fatih karena pergi begitu saja.

Tapi, rasa marah itu sedikit goyah ketika Queen melihat putri cantiknya pulang bersama Fatih, membuat Queen menjadi kebingungan.

Bukannya Aurora harusnya pulang bersama mang Diman. Kenapa sekarang jadi sama Fatih. Queen menatap curiga, pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Dari mana kamu, Gak sopan! bunda tadi lagi ngom ..,"

"Bunda, jangan marahin kakak ya. Tadi kakak nolongin adek!"

Kening Queen mengerut bingung mendengar ucapan putrinya. Tapi, tak lama Queen langsung faham.

"Apa yang terjadi?"

"Tadi adek mau di culik Ter ..,"

"Apa!!"

Pekik Queen terkejut mendengar penuturan putrinya. Siapa yang sudah berani mau menculik putrinya.

"Adek gak apa-apa kan, ada yang lecet gak. Siapa mereka!"

Panik Queen memeriksa tubuh sang putri takut terjadi apa-apa. Queen bisa bernafas lega karena tubuh putrinya tak ada yang lecet. Namun, mata Queen menajam ketika melihat pergelangan putrinya merah.

"Oh, sayang tangan kamu!"

Cemas Queen mengangkat tangan putrinya yang memar.

"Mereka menyakitimu,"

Lilir Queen mengelus lembut pergelangan tangan Aurora yang memar. Padahal awalnya Aurora tak merasakan apa-apa. Tapi ketika sang Bunda memegangnya membuat Aurora baru merasakan sedikit sakit. Mungkin karena cengkraman berandalan tadi terlalu kuat. Hingga menimbulkan bekas di pergelangan putih Aurora.

"Katakan sayang, siapa yang melukai kamu?"

Tanya Queen penuh emosi, walau hanya memar tetap saja itu sangat menyakitkan bagi Queen.

Pada akhirnya Aurora menceritakan semua kejadian yang dia alami. Begitupun sama orang yang sudah menolongnya.

Fatih hanya diam saja tak mau ikut campur. Karena Fatih tahu, keadaan sang Bunda saat ini sedang di kuasai amarah.

"Bun, biar kakak yang menyelesaikan masalah ini!"

"No, biar papa kalian! beraninya mereka mau mencelakai putri cantik bunda!"

"Tapi Bun, mereka hanya ingin balas dendam!"

Ceplos Fatih membuat Queen menatap curiga pada anaknya.

"Jelaskan!"

Jelas Queen menatap tajam putra nya. Jika sudah begini mana bisa Fatih berbohong yang ada ke kebebasannya malah semakin di kekang.

"Mereka anak-anak geng Rebel, mungkin mereka gak terima jika mereka gak bisa masuk lagi ke wilayah timur. Apa bunda masih ingat ketika kakak pulang sore!"

"Ya bunda ingat! baiklah, tapi kakak harus janji, gak akan terluka dan jangan berurusan lagi dengan mereka!"

"Baik Bun,"

Yes, bunda gak marah lagi. Tapi, kakak gak janji kalau gak berurusan dengan cecunguk itu!

Fatih mengangguk patuh sambil tersenyum tipis. Setidaknya Fatih sekarang merasa aman dari hukuman sang bunda.

"Mulai sekarang, kemanapun adek pergi akan ada bodyguard yang mengawal."

Tegas Queen karena tak mau ambil resiko lagi. Queen diam hanya ingin melihat sejauh mana putranya menyelesaikan urusan di Jalan. Jika putranya tidak bisa menyelesaikannya maka Queen sendiri yang akan turun.

"No Bun, adek tak mau bodyguard. Cukup sama mang Diman saja ya!"

Rengek Aurora tak mau, jika begini jadinya lebih baik tadi Aurora tak memberi tahu sang bunda sama sekali.

"Tidak sayang, keputusan bunda tak bisa di rubah. Ini demi keselamatan kamu, jika adek gak mau bodyguard maka suruh kakak selesaikan masalahnya!"

Aurora mengerucutkan bibirnya gemes, sedang Fatih hanya melotot menatap sang bunda tak percaya. Sama saja ucapan sang bunda mengatakan kalau dia lemah tak bisa menyelesaikan masalah terutama tak bisa menjaga adiknya.

"Aistt ... mau kemana!"

Fatih terhuyung ke belakang ketika Queen menarik kerah bajunya. Membuat Fatih kembali duduk di samping sang adik.

"Jangan harap bunda akan lupa sama hukuman nya!"

Glek ...

Sial!

Fatih menelan ludahnya kasar karena tidak menyangka ingatan sang bunda begitu tajam. Bagaimana tidak tajam, Queen belum setua itu. Bahkan usinya baru menginjak tiga puluh delapan tahun, dan masih bisa membuat adik lagi untuk Fatih dan Aurora.

"Tidak cuma adek, kakak juga sama. Sekarang pergi dan pulang sekolah akan di antar sama bodyguard. Jadi! gak ada alasan buat kakak telat sekolah lagi!"

"What!!!"

Pekik Fatih melotot tak percaya, bahkan Fatih sampai berdiri. Saking terkejutnya. Sial, jika Fatih di antar jemput yang ada dia malah di tertawakan oleh sahabat-sahabat nya.

"No Bun, jangan itu dong hukumannya. Gimana kalau beres-beres rumah saja ya!"

Rayu Fatih memeluk sang Bunda, Queen hanya diam saja. Karena keputusan Queen sudah tak bisa di ganggu gugat lagi. Bahkan Farhan sendiri menyerahkan penuh keputusan pada Queen.

Aurora hanya diam, karena malas berdebat. Yang ujung-ujungnya sang Bunda tidak akan pernah merubah keputusan nya. Yang ada malah di tambah, yakin Aurora. Jadi diam lebih baik.

"Ayolah Bun,"

Rengek Fatih tak terima, Fatih bukan anak mami jika harus di antar jemput.

"Sudah jangan merengek, tak mempan!. Kalian masuk kamar, ganti baju dan istirahat!"

Tegas Queen langsung beranjak, rasanya kepala Queen mau pecah saja. Yang satu anaknya tak bisa di atur dan kini anak bungsunya jadi incaran orang lain gara-gara kakaknya.

Bagaimana kalau Queen hamil lagi, entah bagaimana sifat anaknya nanti.

.

Sedang di tempat lain, Shofi baru sampai di rumahnya.

Dia berjalan gontai menaiki anak tangga di mana kamarnya berada.

Shofi mengerucutkan bibirnya gemas, melihat Susana rumah nampak sepi. Entah kemana perginya kakak nya. Selalu saja gak ada.

Selalu pulang malam, entahlah Shofi gak mau ambil pusing. Karena hidupnya juga sudah pusing. Kali ini Shofi hanya bisa mempersiapkan diri, bagaimana kedepannya dia menjalankan hari-hari.

Shofi yakin 💯 % Fatih tak akan melepaskannya. Entah harus bagaimana Shofi menghadapi anak songong itu. Kerjaannya selalu saja memerintah, seperti kakaknya.

Mengingat kejadian di sekolah membuat Shofi kesal dan kesal. Tapi, kekesalan itu berubah jadi tertawa ketika mengingat raut wajah Fatih yang menahan malu dan amarah pada dirinya.

Shofi menghentikan langkahnya ketika tepat di depan cermin berdiri. Shofi merasa ada yang kurang. Perlahan Shofi menengok ke arah cermin. Seketika Shofi terkejut melihat pantulan dirinya di cermin.

"Oh my good, kaca mata!"

Pekik Shofi terkejut dia tidak memakai kaca mata jeleknya.

Shofi mencari di dalam tasnya tapi tidak ada.

"Perasaan aku gak pernah membukanya!"

Gumam Shofi bingung, sambil mengingat-ingat apa dia melepaskannya atau tidak. Seketika mata Shofi membulat ketika ia sudah mengingatnya.

Shofi membuka kaca mata itu ketika dia sedang melawan para berandalan itu.

Cantik!

Kata itu terngiang kembali di telinga Shofi. Pantas saja bocah SMP itu menyebut dirinya kakak cantik. Dari mata ini, ya ketika Shofi melepas kaca matanya maka terlihat jelas keindahan matanya yang di hiasi bulu mata lentik.

"Untung saja tadi langsung pergi, kalau tidak! Ah ... aku gak tahu apa yang akan terjadi!"

Monolog Shofi menghela nafas berat.

Shofi ingat mungkin dia menaruh kaca mata itu di kursi ketika Shofi membawa Aurora duduk.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dia suka bully anak cupu,Jadi kamu jgn jadi cupu banget walaupun itu cuma drama doang..

2023-06-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!