Bab 3 Pingsan

Sepulang sekolah Fatih dan ketiga temannya melakukan aksinya.

Tanpa perasaan Fatih menyuruh Rijal membersihkan kelas.

Rijal hanya bisa mengepalkan kedua tangannya mencengkram gagang empel.

"Yang benar be**,"

Bentak Fatih sambil melempar Rijal dengan kertas yang Fatih remas hingga membentuk bulat.

Rijal dengan sabar menyelesaikan pekerjaannya yang harus di kerjakan Fatih.

Sesudah selesai membersihkan kelas kini Fatih menyeret Rijal ke toilet.

Fatih dan ke tiga temannya hanya menjadi mandor saja. Bahkan Fatih malah tersenyum dengan ke tiga temannya membahas balapan yang tadi malam Moreo lakukan.

Tanpa peduli pada Rijal yang sudah kecapean. Bagaimana tidak cape, sesudah membersihkan kelas yang tak bersih-bersih karena Fatih mengotorinya lagi kini harus membersihkan toilet yang begitu banyak sendirian tanpa bantuan dari siapapun.

Keringat bercucuran membasahi dahi Rijal, bahkan baju yang di kenakan Rijal sudah basah kuyup. Bukan hanya basah karena keringat, tapi juga lusuh. Berkali-kali Rijal menggelengkan kepala yang tiba-tiba mulai terasa berat.

Hingga penglihatan Rijal mulai kabur dan

Brak ....

Fatih, Rangga, Raja dan Moreo langsung terdiam saling pandang satu sama lain.

Mereka berempat langsung berlari ke arah suara tadi.

Deg ...

Keempat orang itu diam mematung melihat Rijal sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Dasar lemah! sok, bersikap kuat!

"Fatih, gimana ini. Rijal benar-benar pingsan,"

Panik Raja ketika baru selesai memeriksa Rijal yang memang benar-benar pintar.

"Oh sittt, kalau ketahuan pak Anwar bisa habis kita!"

Seloroh Rangga ikut panik begitupun Moreo. Ketika sahabat Fatih berusaha membangunkan Rijal tapi tidak berhasil.

Fatih terlihat malah santai saja gak takut apapun. Bahkan di wajah Fatih tidak terlihat rasa peduli apapun.

"Woy, loe malah diam. Ini gimana?"

Kesal Rangga melihat Fatih malah tak peduli dan cuek saja. Ketiga sahabat Fatih panik karena sampai bikin orang pingsan. Mereka juga takut kena imbasnya.

Mereka bukan takut karena itu juga, tapi mereka panik karena merasa bersalah. Walau mereka tukang tauran di luar sekolah dan tak takut senjata. Karena mereka berurusan dengan orang yang mengusiknya. Tapi, Rijal tidak salah apapun tapi mereka malah mem buli nya dan sialnya sampai pingsan.

Ini keterlaluan!

"Suttt, kalian lebay banget. Tinggal bawa ke rumah sakit gampang kan!"

Rangga, Raja dan Moreo melongo mendengar penuturan Fatih. Yang malah melengos saja pergi.

"Kalian urus si lemah itu!"

"Fatih, loe mau kemana?"

Ketiga sahabat Fatih benar-benar kesal dengan kelakuan Fatih. Bisa-bisa malah pergi dalam keadaan begini. Walau mereka sudah tahu karakter Fatih seperti itu tetap saja mereka kesal. Fatih memang kadang aneh, kadang menolong kadang juga menindas tanpa ampun. Jika di tanya, Fatih pasti selalu menjawab. Jika orang butuh pertolongan ya tolong, jika orang layak di tindas ya tindas.

Jadi gak heran jika Fatih malah nyelonong pergi. Entah pergi kemana Fatih membuat ketiga sahabatnya benar-benar kesal dan marah. Tapi mereka tak bisa melawan, mereka hanya menurut dan secara sembunyi-sembunyi membawa Rijal keluar dari toilet.

Tanpa mereka sadari bahwa ada sepasang mata tajam menatap mereka. Terutama pada Fatih yang pergi begitu saja tanpa tanggung jawab dan malah melempar kesalahannya pada temannya.

"Saya tahu, bapa dari tadi menyaksikan semuanya!"

Deg ...

Pak Anwar terkejut mendengar suara Fatih yang sudah ada di belakangnya.

Bagaimana bisa!

Pak Anwar langsung berbalik menatap sosok muridnya yang tak pernah takut hukuman. Bahkan guru-guru yang lain kapok jika berurusan dengan Fatih.

Pak Anwar melihat Fatih dari atas sampai bawah. Yang berdiri santai dengan wajah datarnya. Bahkan sesudah membuat orang pingsan Fatih tidak terlihat merasa bersalah dan tak takut apapun. Fatih malah santai berdiri di hadapan pak Anwar seakan menunggu hukuman apa lagi yang akan di berikan padanya.

Jika orang lain melakukan kesalahan akan kabur begitu saja maka tidak dengan Fatih. Fatih malah mendatanginya seakan siap dengan konsekuensinya.

"Pulang lah,"

Ucap pak Anwar datar nan terkesan dingin. Fatih mengerutkan kening merasa tak percaya guru satu ini selalu punya cara lain menghukum murid-murid nya.

Ternyata sudah menyerah juga!

"Baiklah,"

Dengan santai Fatih menyalami pak Anwar dan melengos begitu saja. Pak Anwar tersenyum seringai menatap punggung Fatih yang menjauhinya.

Apa kalian pernah dengar, pepatah mengatakan. Jangan pernah membalas kekerasan dengan kekerasan. Balas lah kekerasan dengan kelembutan.

Itulah yang pak Anwar lakukan, mencoba memahami dan mengerti sifat Fatih. Namun pak Anwar bukan orang bodoh dan guru yang tak tanggung jawab. Pak Anwar tahu apa yang harus dia lakukan.

Kesatria!

Pak Anwar menggelengkan kepala dengan bibir menyeringai merogoh kantong celananya guna mengambil ponsel.

"Bapak yakin, suatu hari nanti kamu akan menjadi seorang pemimpin hebat!"

Batin pak Anwar langsung menelepon seseorang.

***

Sedang di tempat lain, di sebuah menara tinggi. Seseorang baru selesai mengerjakan pekerjaannya.

Rasa lelah terlihat jelas dari wajah yang sudah tak muda lagi. Walau begitu, tapi masih tetap terlihat gagah dan berkarisma. Bahkan pesonanya semakin terpancar.

TOK ... TOK ...

Ketukan pintu terdengar membuat seseorang itu mempersilahkan masuk.

"Makan siang!"

Seseorang itu langsung berdiri dan berjalan ke arah shopa.

"Bagaimana kabar Alexa, apa dia baik-baik saja?"

"Alexa masih terlihat murung, dia belum bisa merelakan kepergian anak kami!"

Lilir Daniel menunduk, membuat Farhan menepuk-nepuk punggung asisten sekaligus sahabatnya itu.

Ya, satu Minggu yang lalu Alexa, istri Daniel ke guguran anak kedua mereka. Dan, Alexa masih sedih akan hal itu karena dia menyalahkan dirinya sendiri yang ceroboh tak mendengar kata-kata Daniel.

"Bawalah Alexa jalan-jalan, supaya dia bisa melupakan sejenak kesedihannya."

"Baiklah,"

Dua sahabat itu langsung makan bersama sambil melanjutkan obrola-obrolan kecil. Hingga Farhan dan Daniel selesai makan.

"Oh ya, katanya putra mu satu sekolah sama Aurora?"

"Iya, anak itu pemalas, katanya biar bisa nyontek sama Aurora!"

Farhan dan Daniel jadi terkekeh mendengar tingkah lucu Putra pertama Daniel. Yang memang dari kecil suka sekali menempel dengan Aurora. Dari dulu memang putra Daniel dan Alexa itu cengeng dan Aurora yang akan selalu membelanya. Wajar saja jika Vinsen menempel terus. Bahkan waktu sekolah SD Vinsen di buli tak melawan, dan Aurora yang melindunginya.

Dret ... dret ....

Tawa mereka berhenti ketika ponsel Farhan berdering. Farhan langsung mengambil ponselnya yang berada di atas meja kerjanya.

Alis Farhan menyatu menatap nama yang berada di layar ponselnya. Anak buah Farhan menelepon. Lalu Farhan tanpa pikir panjang mengangkatnya.

"Ada apa?"

Farhan langsung ke intinya, ada apa anak buahnya menelepon.

" ........., "

Seketika rahang Farhan mengeras dengan tangan mengepal erat. Daniel yang melihat sahabatnya berubah marah merasa heran. Siapa yang menelepon Farhan!

"Ada apa?"

Tanya Daniel cepat ketika Farhan mematikan teleponnya.

"Aku harus pulang, ada sesuatu yang terjadi!"

"Tapi, meeting siang ini?!"

"Handle saja!"

Tanpa menunggu jawaban Daniel Farhan langsung pergi.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, Komen, dan Vote Terimakasih ....

Maaf ya jika Author kemungkinan bisa Update satu hari satu Bab. Karena ada sedikit pekerjaan lain. Semoga kalian sabar menunggu!!!

Episodes
1 Bab 1 King Fatih Al-biru
2 Bab 2 Drama di pagi hari
3 Bab 3 Pingsan
4 Bab 4 Lemah!
5 Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6 Bab 6 Bunda
7 Bab 7 Menjalankan hukuman
8 Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9 Bab 9 Di tolak
10 Bab 10 Filosofi Alin
11 Bab 11 Kemarahan Amira!
12 Bab 12 Maaf!
13 Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14 Bab 14 Keputusan Queen
15 Bab 15 Salah sasaran
16 Bab 16 Fitnah dalam diam!
17 Bab 17 Berujung Malu!
18 Bab 18 Penyelamatan
19 Bab 19 Jadi penguntit
20 Bab 20 Kemarahan
21 Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22 Bab 22 Mampus aku!
23 Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24 Bab 24 Jangan Lemah!
25 Bab 25 Gue, gak lemah!
26 Bab 26 Mencari tahu!
27 Bab 27 Cunning and smart
28 Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29 Bab 29 Pertengkaran!
30 Bab 30 Mengingat
31 Bab 31 You are mysterious!
32 Bab 32 Pertengkaran kecil
33 Bab 33 Belum saatnya?
34 Bab 34 Mimpi
35 Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36 Bab 36 Tentang Bunga
37 Bab 37 Olimpiade
38 Bab 38 Olimpiade II
39 Bab 39 Sang juara
40 Bab 40 Kakak Cantik
41 Bab 41 Tingkah Aurora
42 Bab 42 Kamu bisa Shofi
43 Pemenang Give Away
44 Bab 43 Pengecut
45 Bab 44 Sudah gila
46 Bab 45 Kembalinya Trauma
47 Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48 Bab 47 Kekesalan Moreo
49 Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50 Bab 49 Mulai bercerita
51 Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52 Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53 Bab 52 Keluarga rumit
54 Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55 Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56 Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57 Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58 Bab 57 Kecemasan
59 Bab 58 Ke mall
60 Bab 59 Wujud asli
61 Bab 60 Keadaan Amira
62 Bab 61 Sejak kapan?
63 Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64 Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65 Bab 64 Mari berteman
66 Bab 65 Arti sebuah sahabat
67 Bab 66 Kita berteman
68 Bab 67 Sosok sempurna
69 Bab 68 Pulang bareng
70 Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71 Bab 70 Rumah sakit
72 Bab 71 Hanya jadi catur
73 Bab 72 Dasar pedofil
74 Bab 73 Cepat sembuh
75 Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76 Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77 Bab 76 Benang merah
78 Bab 77 Kejadian tak terduga
79 Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80 Bab 79 Pengorbanan
81 Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82 Bab 81 Yang terjadi
83 Bab 82 Benang merah yang sempurna
84 Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85 Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86 Bab 85 Saling memiliki
87 Bab 86 Dasar ceroboh!
88 Bab 87 Terluka
89 Bab 88 Bianglala
90 Bab 89 Hanya sebatas teman
91 Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92 Bab 91 Maaf saya telat!
93 Bab 92 I love you, my brother!
94 Bab 93 Ngapain di sini?
95 Bab 94 Loe egois!
96 Bab 95 Aku pergi!
97 Bab 96 Tentang Amelia
98 Bab 97 Kesakitan Amelia
99 Bab 98 Ulang tahun Aurora
100 Bab 99 Kisah masa lalu
101 Bab 100 Pergi untuk selamanya
102 Bab 101 Aib yang terkuak
103 Bab 102 Kesakitan Amelia
104 Bab 103 Farasit
105 Bab 104 We love mom, forever
106 105 Ke Bogor
107 Bab 106 Kampoeng Awan
108 Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109 Bab 108 Real winner!
110 Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111 Bab 110 Perubahan Angel
112 Bab 111 Hormon kehamilan
113 Bab 112 Taman Mini
114 Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115 Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116 Bab 115 Benar-benar pergi!
117 Extra prat
118 Extra prat 2
119 Ungkapan Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1 King Fatih Al-biru
2
Bab 2 Drama di pagi hari
3
Bab 3 Pingsan
4
Bab 4 Lemah!
5
Bab 5 Cinderella menjadi Upik Abu
6
Bab 6 Bunda
7
Bab 7 Menjalankan hukuman
8
Bab 8 Pungsi dan Filosofi!
9
Bab 9 Di tolak
10
Bab 10 Filosofi Alin
11
Bab 11 Kemarahan Amira!
12
Bab 12 Maaf!
13
Bab 13 Ternyata, dia adiknya!
14
Bab 14 Keputusan Queen
15
Bab 15 Salah sasaran
16
Bab 16 Fitnah dalam diam!
17
Bab 17 Berujung Malu!
18
Bab 18 Penyelamatan
19
Bab 19 Jadi penguntit
20
Bab 20 Kemarahan
21
Bab 21 Si gadis Cupu bukan Cuhu!
22
Bab 22 Mampus aku!
23
Bab 23 Tak bisa bersembunyi!!!
24
Bab 24 Jangan Lemah!
25
Bab 25 Gue, gak lemah!
26
Bab 26 Mencari tahu!
27
Bab 27 Cunning and smart
28
Bab 28 Masalah loe dengan gue!
29
Bab 29 Pertengkaran!
30
Bab 30 Mengingat
31
Bab 31 You are mysterious!
32
Bab 32 Pertengkaran kecil
33
Bab 33 Belum saatnya?
34
Bab 34 Mimpi
35
Bab 35 Kekesalan Shofi ( I Hate You)
36
Bab 36 Tentang Bunga
37
Bab 37 Olimpiade
38
Bab 38 Olimpiade II
39
Bab 39 Sang juara
40
Bab 40 Kakak Cantik
41
Bab 41 Tingkah Aurora
42
Bab 42 Kamu bisa Shofi
43
Pemenang Give Away
44
Bab 43 Pengecut
45
Bab 44 Sudah gila
46
Bab 45 Kembalinya Trauma
47
Bab 46 Kekesalan tingkat dewa
48
Bab 47 Kekesalan Moreo
49
Bab 48 Shofi asli bukan Shofi cupu!
50
Bab 49 Mulai bercerita
51
Bab 50 Tolong jangan pergi lagi
52
Bab 51 Baru sadar, bahwa loe itu lemah!
53
Bab 52 Keluarga rumit
54
Bab 53 Tolong, bawa aku pergi dari sini!
55
Bab 54 Bukan 'kita' tapi 'Kakak'!
56
Bab 55 Gue tahu, gue tampan!
57
Bab 56 Menghabiskan waktu bersama
58
Bab 57 Kecemasan
59
Bab 58 Ke mall
60
Bab 59 Wujud asli
61
Bab 60 Keadaan Amira
62
Bab 61 Sejak kapan?
63
Bab 62 Gue takut loe akan jatuh cinta!
64
Bab 63 Lalu aku harus bagaimana?
65
Bab 64 Mari berteman
66
Bab 65 Arti sebuah sahabat
67
Bab 66 Kita berteman
68
Bab 67 Sosok sempurna
69
Bab 68 Pulang bareng
70
Bab 69 Loe terluka karena, gue!
71
Bab 70 Rumah sakit
72
Bab 71 Hanya jadi catur
73
Bab 72 Dasar pedofil
74
Bab 73 Cepat sembuh
75
Bab 74 Indah, Cantik dan Nyaman
76
Bab 75 Apa loe gak merindukan gue?
77
Bab 76 Benang merah
78
Bab 77 Kejadian tak terduga
79
Bab 78 Tunggu Schwager, dek!
80
Bab 79 Pengorbanan
81
Bab 80 Sebuah benang merah yang mulai tersusun
82
Bab 81 Yang terjadi
83
Bab 82 Benang merah yang sempurna
84
Bab 83 Kalau aku bukan kakak nya
85
Bab 84 Saya bukan kakak kandung kamu!
86
Bab 85 Saling memiliki
87
Bab 86 Dasar ceroboh!
88
Bab 87 Terluka
89
Bab 88 Bianglala
90
Bab 89 Hanya sebatas teman
91
Bab 90 Izinkan gue tetep memanggil loe, Philo!
92
Bab 91 Maaf saya telat!
93
Bab 92 I love you, my brother!
94
Bab 93 Ngapain di sini?
95
Bab 94 Loe egois!
96
Bab 95 Aku pergi!
97
Bab 96 Tentang Amelia
98
Bab 97 Kesakitan Amelia
99
Bab 98 Ulang tahun Aurora
100
Bab 99 Kisah masa lalu
101
Bab 100 Pergi untuk selamanya
102
Bab 101 Aib yang terkuak
103
Bab 102 Kesakitan Amelia
104
Bab 103 Farasit
105
Bab 104 We love mom, forever
106
105 Ke Bogor
107
Bab 106 Kampoeng Awan
108
Bab 107 Biarkan waktu berhenti sejenak
109
Bab 108 Real winner!
110
Bab 109 Kamu sungguh sempurna
111
Bab 110 Perubahan Angel
112
Bab 111 Hormon kehamilan
113
Bab 112 Taman Mini
114
Bab 113 Resepsi pernikahan Bunga
115
Bab 114 Kita sama-sama sakit!
116
Bab 115 Benar-benar pergi!
117
Extra prat
118
Extra prat 2
119
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!