Tidak akan menyerah begitu saja, Darren akan terus berusaha mendapatkan kembali hati Rista. Wajar saja jika Rista memperlakukannya seperti itu. Tidak langsung membunuhnya saja sudah sangat bersyukur bagi Darren. Tidak mungkin jika Rista akan begitu saja memaafkannya yang jelas-jelas sudah menghancurkan hidupnya.
"Aku tidak akan menyerah"
Hari ini Darren kembali datang ke rumah Rista. Toko kue bahkan belum di buka. Darren melihat Rista yang sedang duduk di salah satu kursi di halaman rumah. Dia terlihat sedang melamun. Lap meja ada ada di tangannya, tapi tangannya sama sekali tidak bergerak untuk mengelap meja. Darren melangkah menghampiri Rista. Menarik kursi dan duduk disana. Rista langsung terkejut, dia melirik ke arah Darren. Rista segera berdiri dan ingin pergi darisana. Namun tangannya berhasil di tahan oleh pria itu.
"Tunggu Ris, berilah aku waktu untuk berbicara denganmu"
"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi. Saya sudah tidak ada waktu untuk berbicara dengan anda"
"Ris..."
"Cukup! saya tidak mau mendengar lagi apa yang akan kamu katakan. Apa tidak cukup selama ini kamu telah menghancurkan aku? Apa tidak puas?"
Rista menghempaskan cekalan tangan Darren lalu dia berlari ke dalam rumah. Tidak lagi memberikan Darren sedikit saja kesempatan untuk bisa bicara dengannya. Rista terlalu kecewa hingga dia bisa hanya untuk berlama-lama menatap wajah pria itu. Darren telah membuatnya hatinya hancur dan takut bertemu dengan dirinya.
Rista menutup pintu rumah dengan kasar lalu jatuh terduduk di lantai dengan tubuh menyandar pada pintu yang tertutup. Tuhan kenapa dia kembali, di saat hidupku baru mulai membaik.
Semua bayangan itu kembali datang, bagaimana Darren memperlakukannya tidak lebih baik dari seekor binatang. Melayaninya setiap dia menginginkannya, lalu di tinggal pergi setelah dia puas. Rista benar-benar hanya menjadi pemuas gairahnya saja. Cinta tulus yang dia miliki telah di manfaatkan oleh pria itu. Darren benar-benar tidak menyadari ketulusan Rista padanya selama ini. Apa sebuta itu mata hatinya?
"Kak Rista" Xien berlari ke arah Rista, terkejut melihat kondisi Rista yang terlihat lemas dan tidak berdaya. Jatuh terduduk di lantai dengan tangisan yang pecah.
"Kak kenapa? Kak Rista kenapa?"
"Xien.. Hiks..." Rista langsung menghambur ke pelukan Xien. Dadanya semakin sesak jika tidak dia keluarkan tangisnya. "Dia kembali Xien, aku harus bagaimana?"
Xien mengelus punggung Rista dengan bingung. Siapa yang kembali? Xien tidak tahu apa-apa tentang Rista, dia juga tidak pernah bertanya karena takut Rista menganggapnya terlalu ingin tahu kehidupannya. "Sudah Kak, tidak papa. Sekarang ayo ke kamar, Kakak harus tenang dulu"
Xien membantu Rista berdiri dan membawanya ke kamarnya. Tidak mungkin Xien membawa Rista ke kamar miliknya saat Duta masih berada disana. Anak itu pasti akan terkejut melihat keadaan Ibunya yang sekarang. Kemarin saja saat Rista berlari dengan ketakutan entah karena apa, Duta sudah menangis histeris seperti itu. Apalagi saat melihat keadaan Ibunya yang sekarang.
Mendudukan Rista di pinggir tempat tidurnya. Xien mengelus punggung Rista agar lebih tenang. "Tenang Kak, sebenarnya ada apa? Kakak bisa bercerita langsung padaku"
"Hiks..Hiks.. Xien, aku sedang tidak tahu harus gimana? Ayahnya Duta datang kembali"
Xien menatap Rista dengan kasihan, dia memang tidak tahu tentang Ayah Duta yang tidak pernah datang ke rumah ini selama dia bekerja bersama Rista. Bahkan Rista pun tidak pernah sekalipun membahas tentang Ayahnya Duta. "Lalu apa yang Kakak rasakan? Apa Kakak masih mencintainya?"
Tangisan Rista semakin keras, dia bukan tidak merasakan itu. Tapi hatinya terlanjur sakit melihat kehadiran Darren kembali. "Entahlah, aku hanya ingin membencinya. Aku sakit karenanya"
"Kak, aku tidak punya pengalaman apapun tentang cinta. Aku juga tidak tahu bagaimana sebenarnya masalah di antara Kakak dan Ayahnya Duta. Tapi, aku hanya bisa kasih saran saja. Tenangkan dulu hati Kakak, yakinkan perasaan Kakak padanya. Benarkah jika Kakak membencinya dan tidak mau menerimanya kembali atau mungkin Kakak hanya masih marah dan kecewa padanya? Yakinkan dulu apa yang Kakak rasakan"
"Aku tidak tahu Xien, aku tidak bisa menerima dia untuk saat ini"
"Yaudah, sekarang Kakak istirahat saja. Tenangkan dulu diri Kakak, biar aku yang buka toko"
Xien keluar dari kamarnya dan membiarkan Rista untuk tenangkan dirinya sendiri. Rista masih duduk diam dengan tatapan kosong. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Hatinya sakit saat melihat Darren. Tapi dia tidak membenci pria itu. Dia juga tidak ingin bertemu pria itu. Rista benar-benar bingung saat ini apa yang sebenarnya dia rasakan.
...💐💐💐💐💐💐💐💐💐...
Xien terkejut saat membuka toko dan dia melihat pria yang sudah berdiri di depan toko kue. Xien meneliti wajah pria itu, wajahnya sangat mirip dengan Duta membuat Xien yakin jika itu adalah pria yang di ceritakan Rista barusan. Dia adalah Ayahnya Duta.
"Maaf Tuan, ada perlu apa?"
Bola mata Darren bergerak ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Rista. "Dimana Rista?"
"Dia sedang istirahat, keadaannya sedang tidak baik"
Darren tahu kenapa keadaan Rista bisa sampai seperti itu. Semuanya pasti karena kehadirannya yang tiba-tiba datang kembali ke dalam kehidupannya. "Apa aku boleh menemuinya?"
"Sebaiknya tidak, keadaannya benar-benar sedang tidak baik. Biarkan dia menenangkan diri terlebih dahulu. Kalau bisa, Tuan jangan datang dulu kesini untuk beberapa hari. Biarkan Kak Rista tenang dulu"
Darren terdiam beberapa saat sampai suara ponselnya yang berdering membuatnya langsung merogoh saku celananya. "Hallo"
"Tuan kapan anda pulang, perusahaan sedang membutuhkan anda saat ini"
"Baiklah, aku akan segera kembali"
Darren memutuskan sambungan teleponnya, lalu dia kembali menatap Xien yang sedang menata beberapa kue dan roti di dalam rak berkaca. "Saya tidak akan datang beberapa hari ini. Tolong jaga Rista dan anakku"
Setelah Darren pergi, Rista muncul di balik pintu toko. Dia mendengar semua yang di ucapkan Darren. Tidak mungkin kalau dia tidak tahu tentang keberadaan Duta. Dia sudah pasti tahu. "Xien, apa dia sudah pergi?"
Xien cukup kaget saat menyadari keberadaan Rista. "Iya Kak, dia juga bilang kalau dia tidak akan datang untuk beberapa hari ini"
Rista berjalan ke dekat Xien dan mengangguk. "Ya, aku mendengarnya"
Rista mulai memulai harinya seperti biasa. Melayani setiap pengunjung yang datang ke toko kue nya. Hatinya masih tidak baik-baik saja. Tapi Rista akan mebcoba untuk terus kuat menghadapi setiap masalah yang menghampirinya.
Tuhan, aku hanya ingin bahagia. Apa dia memang kebahagiaan setelah badai datang?
Sosok Darren yang masih menjadi misteri untuk Rista. Tentang kejadian masa lalu yang jelas dia sangat membencinya. Lalu apa alasannya sekarang dia datang kembali padanya? Apa karena kehadiran Duta?
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya.. berikan bintang rate 5 juga
Yuk mampir di karya temanku.. Ceritanya bagus..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
berikan Rista waktu Darren tidak mudah bagi Rista melupakan perilaku mu dulu
2022-11-30
1
noer faizah
semoga berakhir dengan bahagia
2022-11-30
0