Beberapa hari ini Darren benar-benar tidak datang. Dia menyelesaikan beberapa pekerjaan di perusahaan agar nanti bisa lebih lama tinggal di luar kota. Dia masih perlu berjuang untuk mendapatkan Rista. Hati gadis itu sudah benar-benar beku, dan Darren harus bisa mencairkannya dengan kehangatan yang dia berikan.
Sampai hari ini, Xien menatap Rista yang sangat murung. Rista menjadi pendiam. Keceriaannya seolah hilang begitu saja. Dia hanya mencoba tersenyum di depan anaknya. Duta masih bisa dia bohongi, tapi tidak dengan Xien. "Kak makan dulu"
Rista menoleh ke arah Xien, dia tersenyum tipis bahkan hampir tidak terlihat senyumannya itu. "Iya Xie, Duta dimana?"
"Dia sudah makan tadi, aku suapin. Sekarang lagi main di kamar"
Rista mengangguk, lalu dia berjalan menuju dapur. Xien telah memesan makanan dari luar, karena dirinya yang sibuk dengan toko dan Rista yang tidak fokus dalam segala hal membuat Xien melarangnya untuk masak. Rista duduk di kursi meja makan, lalu mulai mengambil makanan ke atas piringnya sendiri. Mulai memakannya dengan perlahan. Rista seperti mayat hidup dalam tatapan Xien. Gadis itu benar-benar kurus kering, dengan lingkar mata yang hitam. Selera makannya pun sangat menurun. Xien takut jika Rista sakit.
"Kak periksa ke dokter saja yuk, kayaknya ada yang tidak beres dengan tubuh Kakak. Kenapa Kakak selalu terlihat lemas akhir-akhir ini"
"Tidak papa Xie, aku hanya sedang kurang tidur saja. Malam suka susah tidur"
Xien merasa yang di katakan Rista bukan alasan yang tepat. Lihatlah tubuhnya, dia terlihat sangat kurus dan wajahnya pun pucat sekali. Xien merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Rista. Namun setiap dia mengajaknya untuk periksa ke dokter, Rista selalu menolaknya dengan berbagai alasan.
Di tempat dan kota yang berbeda, Darren sedang di sibukan dengan beberapa berkas yang tertumpuk di meja kerjanya untuk dia periksa. Darren membenarkan kacamata bacanya, mulai merasa lelah karena seharian hanya duduk diam di depan meja kerja dengan semua berkas yang harus dia cek dan tandatangani.
Di saat seperti ini, Darren selalu mengingat Rista dan wajah anaknya yang belum dia ketahui siapa namanya. Besok pagi, Darren akan segera menemui Rista. Menemui gadisnya yang selalu mengganggu fikirannya selama dia pergi meninggalkan Darren.
"Tunggu Papa Nak, Papa akan meyakinkan Mama mu untuk bisa kembali dan kita bisa hidup bahagia bersama"
Tujuan Darren saat ini adalah membuat Rista kembali luluh padanya, barulah dia akan menjalankan tujuan keduanya. Menikahi Rista dan membangun rumah tangga yang bahagia bersama Rista dan anak mereka. Saat dia masih di sibukan dengan beberapa berkas, pintu ruangan terbuka. Dia adalah Elion, entah apa yang membuatnya datang kesini. Padahal ini belum waktunya dia mengecek semua laporan yang seharusnya dia cek.
"Om"
Elion duduk di kursi depan meja kerja Darren. "Apa kau sudah menemukan Rista dan Duta?"
Duta? Apa itu adalah nama anakku?
Darren mengangguk "Iya, tapi dia masih menjauh dariku"
Elion mengangguk mengerti, pasti memang tidak mudah bagi Rista untuk bisa menerima kembali pria berengsek yang telah menghancurkan hidupnya. "Aku kesini sebenarnya karena di suruh Reina. Kau tahu apa alasan dia memberi tahumu tentang keberadaan Rista? Semuanya jelas bukan karena dia kasihan padamu, justru istriku itu sangat membenci kelakuan mu yang memperlakukan sahabatnya seperti itu. Tapi ada satu hal yang harus kau ketahui tentang Rista, dan ini yang menjadi alasan Reina memberi tahuku tentang keberadaan Rista"
"Apa itu?" Darren mulai merasakan tidak enak dengan perasaannya. Seolah yang ingin di ucapkan Elion adalah hal buruk.
"Rista memiliki penyakit serius, aku saja baru tahu kemarin malam saat Reina bercerita. Dia sakit gagal ginjal setelah melahirkan Duta. Dan selama ini dia selalu melakukan cuci darah rutin. Tapi sepertinya itu tidak cukup, saat ini Reina bilang keadaan Rista semakin memburuk. Laporan dari dokter kalau Rista hanya harus menjalani operasi donor ginjal baru. Sementara sejak dulu, memang dokter sudah menjelaskan tentang itu. Tapi, karena kesulitan biaya yang tidak sedikit juga rumah sakit disana yang tidak memiliki peralatan lengkap jika melakukan oprasi besar yang menjadi hambatan"
Tidak... Ini tidak mungkin.
Seolah mendapat pukulan keras, dada Darren terasa sangat sesak mendengar ucapan Elion barusan. Bagaimana Rista yang berjuang seorang diri selama ini. Dia mempunyai penyakit itu dan dia tetap harus bekerja keras untuk anaknya. Kemana saja Darren selama ini? Wanita sahabat itu dia sia-siakan hanya demi ambisi cinta yang semu. Bodohnya dia karena tidak menyadari keadaan Rista kemarin. Tubuh yang kurus dan wajah yang pucat juga terlihat sangat lelah.
"Om, boleh aku minta tolong?"
Elion mengangguk sebagai jawaban, disaat seperti ini dia memang sudah seharusnya membantu keponakannya yang sedang dalam keadaan terendah dalam hidupnya.
"Tolong bantu aku dengan pekerjaan perusahaan. Aku harus benar-benar menjaga Rista dan memberikan pengobatan yang terbaik untuknya. Jangan sampai penyesalanku semakin besar saat tidak bisa menyelamatkan Ibu dari anakku, jangan buat anakku juga menjadi korban dari apa yang Ayahnya perbuat di masa lalu"
Elion mengangguk "Kau pergilah temui dia, bawa dia dengan sehat dan selamat. Jangan buat istriku semakin kecewa denganmu, dia menyimpan harapan besar padamu agar kamu bisa menyembuhkan sahabatnya"
"Iya Om, aku akan melakukan yang terbaik. Aku tidak akan mengecewakan kalian"
...💐💐💐💐💐💐💐💐💐...
Rista terduduk di kursi yang ada di halaman rumahnya. Dia hanya menarik nafas dan menghembuskannya, begitu seterusnya hanya untuk meredakan rasa sakit yang tiba-tiba datang. Rasa sakit yang selalu dia rasakan. Namun kali ini sakitnya melebihi dari yang dia rasakan biasanya. Rista tersiksa dengan ini. Tapi dia hanya bisa menahannya agar anaknya dan Xien tidak terlalu mengkhawatirkan keadaannya. Hanya Reina yang tahu tentang ini. Tidak satupun yang mengetahuinya karena memang Rista tidak mau memberi tahu siapapun selain sahabatnya itu.
"Rista"
Suara itu membuat dirinya mendongak dan menatap pria yang berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa. Grepp.. Darren langsung memeluk Rista tanpa menghiraukan gadis itu yang terkejut dengan apa yang di lakukannya.
Saat Rista mulai tersadar dari segala keterkejutannya, dia mulai berontak dan ingin Darren segera melepaskan dirinya. "Lepaskan! Apa yang kau lakukan? Jangan membuat aku marah, lepaskan aku"
Darren tidak menghiraukan teriakan Rista, bahkan pukulan gadis itu di dadanya sama sekali tidak membuat Darren melepaskan pelukannya. "Marahlah, lampiaskan segala kemarahan dan kekecewaanmu agar kamu lega. Pukul aku sekuat tenaga kamu, biarkan aku juga merasakan sakit yang kamu rasakan"
Hiks..Hiks.. Pukulan tangan Rista mulai melemah, dia akhirnya pasrah saat Darren memeluknya. Menangis terisak di pelukan pria itu. Meski masih terdengar lirih Rista yang meminta Darren untuk melepaskan pelukannya.
"Lepaskan..." lirih Rista sebelum dia jatuh dalam pelukan Darren dan tidak sadarkan diri.
Bersambung
Nanti up lagi jam 9 malam.. tunggu ya.. kasih hadiahnya dan votenya.. like komen di setiap chapter..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lovely
kasian Rista smoga visa di sembuhkan 🥺
2022-12-02
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
ternyata Resta punya penyakit gagal ginjal Tah kasihan banget ya
2022-12-01
1