Pagi ini Rista pergi ke rumah Reina. Dia bersembunyi di balik tembok pagar menunggu Reina keluar dari rumahnya. Dia ingin melihat bagaimana keadaan sahabatnya selama 7 bulan ini. Sampai Reina keluar dari rumahnya dan mulai mengeluarkan motornya dari garasi. Rista berjalan pelan dan menemui sahabatnya.
Rista langsung saja memeluknya, suara tangisan semakin terdengar. Reina hanya diam mematung, tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang telah menghilang ini. Sahabat yang membuatnya kecewa, tapi entah kenapa saat melihat penampilannya saat ini. Reina merasa jika hidup Rista juga tidak baik-baik saja. Entah apa yang di alami gadis itu selama ini.
"Maafin gue Rein, gue bener-bener menyesal telah menyebar gosip itu. Lo pasti kecewa banget 'kan sama gue. Tapi, tolong maafin gue Rein. Gue menyesal" lirih Rista dengan isakannya.
Tangan Reina terangkat perlahan, mengelus punggung Rista yang bergetar hebat. Entah kenapa Reina tidak bisa marah pada sahabatnya ini, meski dia sudah membuatnya begitu kecewa. Tapi, rasa sayangnya pada Rista melebihi itu. Mereka sudah lama bersama dan ini pertama kalinya Rista membuat Reina kecewa. Rasanya tidak adil jika Reina tidak memberinya kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi. Reina juga menyayangi Rista, dia yakin jika apa yang Rista lakukan padanya pasti memiliki alasan lain.
"Jujur, gue marah dan kecewa banget sama lo, Ris. Tapi, entah kenapa gue gak bisa benci sama lo. Meski lo udah hampir ancurin hidup gue. Gue juga benci sama diri gue yang lemah ini. Kenapa gue sampe gak bisa benci sama orang yang jelas-jelas udah khianatin gue. Tapi, lo tetep punya tempat di hati gue"
Rista semakin terisak keras, dia benar-benar menyesal karena terpedaya oleh ucapan Darren yang jelas-jelas hanya memanfaatkan nya. Cinta membuatnya buta sehingga tega menjatuhkan sahabatnya sendiri demi pria yang dia cintai. Rista benar-benar bodoh dalam hal ini.
"Aku akan memaafkanmu, tapi tolong bantu aku saat ini"
Rista tentu menyetujui hal itu. Meski dia belum tahu bantuan apa yang di butuhkan Reina darinya. Mereka sempat bertukar nomor ponsel sebelum kembali berpisah. Hingga malam harinya Reina mengirimkan pesan pada Rista jika besok pagi dia meminta sahabatnya datang untuk membantunya pergi dari rumah Elion. Rista sempat menanyakan alasannya, tapi Reina hanya menjawab jika dia akan jelaskan semuanya nanti setelah mereka pergi dari sana.
...💐💐💐💐💐💐💐💐💐...
"Rista ingin tinggal di luar kota Ayah Ibu, Rista ingin membuka usaha disana. Tabungan Rista sudah cukup untuk modal usaha. Rista ingin memulai hidup baru tanpa harus bekerja ke orang lain"
"Loh memangnya kenapa Nak? Apa kamu tidak betah tinggal disini bersama Ibu. Maaf kalau Ibu selalu membuat kamu menderita ya Nak, selalu membuat kamu tertekan dengan segala permintaan Ibu. Maafin Ibu Nak"
Rista menggeleng cepat, membantah ucapan Ibunya "Tidak Bu, ini memang sudah rencana Rista. Ayah dan Ibu bisa datang ke sana kalau mau bertemu denganku"
"Ayah tidak bisa memaksa kamu untuk tetap tinggal disini bersama kami. Ayah hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk hidupmu. Dimana pun kamu berada"
"Makasih Ayah, Rista disana tidak sendirian kok. Reina juga ikut, kita akan memulai hidup baru disana"
"Baiklah, yang terpenting kalian baik-baik saja disana"
Dan pagi ini Rista benar-benar berpamitan pada keluarganya. Meski sempat ada drama tangis menangis, tapi Ayah dan Ibu mencoba menghormati keputusan anak mereka ini. Ayah dan Ibu tidak bisa melarang keputusan Rista yang mungkin memang yang terbaik untuknya.
"Rista pergi ya Bu"
Dan hari ini adalah hari baru yang akan di mulai. Rista menjemput Reina di rumahnya dan mereka pun pergi bersama menggunakan mobil travel yang sudah di pesan oleh Rista kemarin. Di dalam mobil keduanya hanya diam dengan memandang ke luar jendela. Dua gadis ini memiliki beban masing-masing.
"Jadi kenapa lo pergi ninggalin Om El? Bukannya kalian saling mencintai ya?" Tidak seperti aku dan Darren yang bahkan tidak ada cinta sedikit pun di hati Darren untukku.
"Tante Alena menyuruh gue mengembalikan Mas El pada keluarganya. Karena gara-gara kehadiran gue membuat keluarga mereka menjadi kacau. Mas El bahkan meninggalkan keluarga dan tanggung jawabnya di perusahaan, dia benar-benar melakukan itu hanya demi gue. Dan gue merasa kalau ini tidak benar. Kehadiran gue hanya membuat Mas El semakin menjauh dari keluarganya"
"Ya ampun Rein" Rista langsung memeluk sahabatnya itu. Dia tidak menyangka jika akibat apa yang telah dia lakukan pada sahabatnya ini bisa berdampak seperti ini. Salah Rista sendiri karena terlalu percaya dengan ucapan Darren. Hingga dia menyebar luaskan tentang hubungan terlarang Reina dan Ayah angkatnya. Padahal mereka tidak memiliki darah yang sama dan sah-sah saja jika mereka menikah sekalipun. Tapi semuanya sudah berbeda sejak Rista menyebarkan kabar tidak baik itu.
"Maafin gue Rein, karena gue lo jadi menderita kayak gini. Gue benar-benar menyesal"
Reina mengelus tangan Rista yang melingkar di lehernya. "Gak papa Ris, gue beneran gak papa. Semuanya sudah berlalu, biarkan saja berlalu. Gue tahu kalau lo lakuin itu karena lo juga di manfaatkan sama Darren 'kan. Gue juga gak nyangka kalau dia bisa sejahat ini"
"Dia itu bukan manusia Rein, dia itu iblis. Gue bersyukur karena hari ini gue bisa terlepas dari pria biadab itu. Gue gak bisa terus-terusan menjadi tawanan dia"
"Yaudah Ris, mulai hari ini kita mulai hidup baru tanpa bayang-bayang dari pria di masa lalu kita"
Akhirnya mereka sampai di sebuah kota. Mencari rumah atau kontrakan, hingga mereka menemukan sebuah rumah sederhana yang bisa di bayar dengan di cicil dengan uang muka yang di tentukan pihak pertama. Untung saja mereka memiliki sedikit tabungan untuk bisa membayar uang muka untuk rumah ini. Reina dan Rista mulai membuka usaha disana meski masih belum banyak yang tahu.
Dengan keterampilan Reina dalam membuat kue. Mereka akhirnya berjualan wedding cake atau brithday cake secara online. Hari pertama sudah cukup banyak pelanggan yang memesan kue pada mereka. Akhirnya mereka bisa hidup tenang tanpa gangguan beberapa orang di masa lalunya.
Hingga satu bulan berlalu, Rista merasa ada yang berbeda dari tubuhnya. Gampang sekali lelah dan selalu pusing. Bahkan selera makannya pun hilang. Rista mulai tak nyaman dengan keadaan ini sampai dia memutuskan untuk periksa ke klinik tanpa memberi tahu sahabatnya. Dan apa yang di katakan dokter benar-benar membuatnya ingin mati saja dengan keadaan yang ada.
"Nona sedang hamil, usia kandungan anda baru saja 2 minggu. Masih sangat rentan jadi tolong di jaga baik-baik"
Duar... Bagai mendapat sambaran petir di siang hari. Hidup Rista yang baru saja akan baik-baik saja, langsung terjatuh tersungkur kembali. Hidupnya kembali hancur. Di saat dia ingin meninggalkan semua bayang-bayang pria di masa lalunya. Tapi saat ini malah ada sosok kecil yang menjadi darah dagingnya yang hadir dalam kehidupan Rista.
Tuhan, kenapa dunia sekejam ini padaku?
Bersambung
Like komen di setiap chapter... kasih hadiahnya dan votenya..
Mampir juga yuk di karya temanku ini..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lovely
mending punya anak g punya bapklah daripada bpknya psikopat macam c darren
2022-11-28
0