"Lo, kalo motongnya kayak gitu. Bisa selesai tahun depan"
Rista menatap Reina yang sedang berdiri di depannya dengan berkacak pinggang. Spatula ada di tangan kanannya. Membuat Rista cengengesan menatap wajah kesal sahabatnya itu.
"Apasi Rein, ini udah bener kok"
"Motongnya cepetan Rista, ini udah mau jam makan siang. Masakan gue belum kelar semuanya. Lah, elo malah nambah lama bukan bantuin biar makin cepet"
Rista hanya mampu tersenyum kaku, dia mulai memotong sayurannya lagi. Kali ini benar-benar cepat sampai tidak jelas bentuknya.
"Ya enggak gitu juga Rista Aulia, yang bener napa si. Lo niat belajar masak atau enggak si"
"Ya niat banget lah Rein, kan gue mau masakin Babang Darren tiap hari nanti kalo gue udah jadi istrinya dia"
Reina memutar bola mata malas, sudah terbiasa mendengar sahabatnya ini berkhayal seperti itu. Rista itu benar-benar tidak menyerah untuk bisa mendapatkan hati seorang Riko Darrendra.
"Terserah lo deh, pokoknya yang bener tuh motong sayurannya. Cepetan juga"
Begitulah kebersamaan mereka, Rista dan Reina memang sudah bersahabat sejak duduk di sekolah menengah atas. Dari awalnya Rista yang tidak bisa memasak, hingga dirinya yang kini mulai bisa memegang masalah dapur. Sedekat itu mereka sampai rasanya tidak pernah terfikirkan jika hubungan mereka akan berakhir seperti ini.
Kebodohan Rista membuat persahabatan mereka menjadi sangat renggang. Salahnya yang terlalu di butakan oleh cinta, hingga dia tidak sadar jika Darren hanya memanfaatkannya agar dirinya dan Reina bisa bersatu. Dengan Rista, Darren bisa memisahkan Reina dan Elion tanpa harus dia yang bekerja keras. Rista benar-benar hanya di manfaatkan olehnya.
Hiks.. Hiks.
Malam ini masih sama seperti malam-malam sebelumnya. Rista hanya bisa menangisi nasibnya yang menyedihkan ini. Dia menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa busana. Darren kembali marah karena dirinya menentang keinginannya. Karena Rista mengatakan jika Reina lebih pantas bersama Elion daripada dengan pria tamperamen seperti Darren.
"Jangan menangis" Darren memeluk Rista dari belakang, menempelkan pipinya di kepala gadis itu. "...Jika kau tidak mau aku melakukan lebih kasar dari ini. Kau tahu jika aku tidak suka saat kau membahas tentang Reina dan Elion. Kenapa kau masih berani membahasnya? Apa ancamanku tidak berarti apa-apa untukmu"
Hiks..Hiks..
Rista semakin menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Darren sudah tidak waras, dia menyiksa gadis yang jelas-jelas telah mencintainya selama ini hanya demi mengejar cintanya pada Reina yang semu. "Biarkan saja kau melakukan apa yang kau mau, perlakukan aku sampai kau puas. Yang jelas aku bersyukur karena aku yang mengalami ini, bukan Reina. Dia lebih baik bersama Om El daripada pria psicopat sepertimu"
"Kau berani hah?" Darren menjambak rambut Rista sampai kepala gadis itu tertarik ke belakang dengan meringis sakit. "... Kau tahu, sudah berapa lama aku memendam perasaan padanya, tapi dia malah mencintai Ayah angkatnya sendiri. Kau sudah tahu bagaimana kekejamanku, jadi jangan pernah membuatku marah lagi. Mengerti hmm?"
Jambakan tangan Darren di kepalanya semakin kuat. Rista hanya menangis menahan sakit, namun kali ini dia tidak mau hanya diam dan tidak melawan. Rista harus menghentikan penderitaan nya selama 6 bulan ini. Dia harus menghentikan semuanya. Rista mendongak dengan rambut yang masih di jambak oleh Darren. Menatap wajah Darren dengan berani.
"Yang kau rasakan itu hanya obsesi, kau hanya merasa terkalahkan oleh Pamanmu yang bisa mendapatkan cinta Reina. Kau hanya terobsesi padanya, kau tidak mencintainya Riko Darrendra!"
Arghh..
Rista menjerit saat kulit kepalanya terasa hampir lepas karena jambakan tangan Darren. Beberapa helai rambut terlepas dari kepalanya.
"Kau berani sekali! Ingat Rista, kau hanya gadis tak berarti dalam hidupku. Kau hanya sebatas pemuas naf*su untukku. Reina adalah segalanya bagiku. Jangan sekali-kali kau berkata jika aku hanya terobsesi pada Reina. Aku mencintainya, sangat mencintainya. Bukan kamu yang aku cintai, tapi dia!"
Deg...
Rista hanya terdiam mendengar itu, ya memang dirinya tidak akan pernah berarti apa-apa bagi Darren. Dia hanya mencintai Reina, bukan dirinya. Bodohnya dia yang mencintai pria seperti Darren sampai dia rela membuat hidup sahabatnya hancur.
Rista harus pergi dari sini, dia harus terbebas dari tahanan Darren ini. Rista harus menemui sahabatnya dan meminta maaf secara langsung padanya. Menceritakan semuanya pada Reina. Tidak peduli jika Reina akan membencinya, karena itu pantas dia dapatkan setelah apa yang dia lakukan pada sahabatnya itu.
Darren turun dari tempat tidurnya, memunguti pakaiannya yang berserak di atas lantai. Lalu, memakainya dan keluar begitu saja dari kamar yang di tempati Reina.
Terobsesi.. Tidak aku jelas mencintai Reina. Bukan hanya obsesi semata.
...💐💐💐💐💐💐💐💐💐...
Siang ini Darren pergi ke kota untuk bekerja setelah semalaman menyiksa Rista. Dan di villa ini selalu terpasang gembok dan pintu rumah yang terkunci rapat. Sekilas villa ini seperti kosong, para warga di sekitarnya mengira jika villa itu kosong dan hanya di kunjungi oleh Darren seminggu 3 atau 2 kali saja.
Bahkan ada rumor yang mengatakan jika villa itu berhantu. Karena banyak warga sekitar yang tidak sengaja melihat bayangan lewat di balik jendela villa, belum lagi ada suara-suara tangis dan jeritan tidak jelas dari dalam villa itu. Tidak tahukah mereka jika itu adalah Rista, wanita malah yang di sekap oleh pria psicopat seperti Darren.
Rista selesai mandi dan makan, dia menyiapkan beberapa bekal makanan seperti roti dan minuman di dalam tasnya. Membawa beberapa pakaian saja. Dia sudah tidak tahan untuk terus berdiam di sini, di bawah kekangan Darren yang tidak punya lagi hati nurani. Setelah di rasa semuanya siap, Rista mulai berjalan ke arah pintu belakang dengan menggendong ransel di punggungnya. Rista mencoba membuka pintu tapi tetap terkunci. Dia mencari jalan lain ke arah jendela, tapi percuma karena setiap jendela di villa ini di tutupi dengan jeruji besi. Membuat Rista tidak mungkin menggunakan jalan ini.
Akhirnya hanya ada satu kaca jendela yang tidak memakai jeruji besi. Itu adalah sebuah kaca jendela permanen di atas meja kompor di dapur. Jendela itu tidak bisa di buka tutup karena itu adalah jendela permanen. Rista mengambil sebuah ulekan batu dan naik ke atas meja kompor lalu memecahkan kaca jendela itu dengan alat seadanya. Terus memecahkannya sampai semua kaca terlepas dari jendela itu. Rista berusaha naik ke atasnya meski sedikit sulit, tapi dia tidak menyerah. Terus berusaha sampai dia bisa keluar dari villa bagai neraka ini.
Rista sudah berada di halaman belakang villa, dia celingukan mencari jalan keluar. Semua di pagar dan di benteng dengan tinggi. Satu-satunya cara hanya dengan dirinya melompati benteng pembantas itu. Rista mencari pijakan untuk bisa dia memanjat benteng. Dia menemukan tong sampah kosong, menaruhhya secara terbalik di dekat benteng lalu dia naik ke atasnya dan berusaha naik untuk memanjat benteng tinggi itu.
Akhirnya Rista bisa terlepas dari neraka menyakitkan itu.
Bersambung
Jangan lupa dukungannya.. Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya juga..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lovely
nah gtu donk pintar mnding kabur daripada mncintai laki² bejad macam s darren buat c Darren ngemis² cinta
2022-11-28
1
mom's Azril
lanjut Thor
2022-11-20
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
cepetan lari Resta
2022-11-20
0