Darren menatap terharu saat melihat seorang anak laki-laki sedang asyik bermain beberapa wahana permainan di taman hiburan ini. Kini Darren tahu apa arti dari mimpinya waktu itu. Anak laki-laki itu jelas sekali adalah anak yang dia lihat dalam mimpinya. Darren yakin jika anak itu adalah benih yang dia tanam di rahim Rista. Tanpa sadar, Darren telah menanamkan benih yang subur di rahim Rista hingga gadis itu hamil. Namun sayangnya, kehamilannya itu tidak dia ketahui sampai hari ini dia melihat anak itu. Darren berjalan ingin menghampiri Rista yang sedang duduk di sebuah kursi kayu disana, saat seorang anak berlari ke arah Rista juga dan menabraknya. Mata Darren berkaca-kaca melihat anak itu. Ini adalah anaknya, sudah sebesar ini dan dia baru tahu keberadaannya di dunia ini. Darren menggendong anak itu saat dia kesusahan untuk berdiri setelah jatuh karena menabrak Darren.
"Bunda...." Duta menoleh pada Rista yang duduk di belakang orang yang menggendongnya.
Rista masih mematung di tempatnya, bagaimana bisa pria yang tidak lagi ingin dia temui malah berada di depannya sekarang. Menggendong anaknya. Rista berjalan mendekat pada anaknya itu. Mengambil alih Duta dari gendongan Darren.
"Maaf jika anak saya ceroboh Tuan, saya permisi"
Rista sudah ingin berbalik saat sebuah tangan kekar menahannya. Rista menoleh dan menatap tangan yang memegang lengannya. Dia menghempaskan tangan itu hingga terlepas dari tangannya. Rista berjalan cepat meninggalkan pria itu. Duta yang berada di gendongannya hanya kebingungan melihat Ibunya yang terlihat sangat ketakutan. Anak itu hanya memluk leher Ibunya karena takut terjatuh saat jalan Ibunya yang sangat cepat dan terburu-buru. Duta melihat pria tadi masih mengejar Ibunya dengan terus memanggil nama Ibunya.
"Rista.. Ris tunggu"
Darren terus mengejar Rista, menabrak beberapa pengunjung taman hiburan yang menghalangi jalannya. Rista sudah keluar dari kawasan taman hiburan, dia berdiri di pinggir jalan untuk siap menyebrang. Dia siap melangkah untuk menyebrangi jalan, saat sebuah tangan berhasil menahannya. Darren berhasil mengejar Rista.
"Kita perlu bicara Ris..." Darren mencekal lebih kuat pergelangan tangan Rista, tidak ingin gadis itu kembali pergi meninggalkannya. "...Aku tahu kesalahanku, tapi tolong jangan seperti ini Ris"
Rista masih mencoba melepaskan cengkraman tangan Darren di tangannya. "Lepas, saya tidak mengenal anda. Apa mau anda? Ingin menghancurkan hidup saya lagi?"
"Tidak Ris, maafkan aku. Maaf dengan semua kesalahanku selama ini"
"Lepaskan!"
"Aku tidak akan melepaskan kamu sampai kamu mau bicara denganku"
Duta semakin mengeratkan pelukannya di leher Rista. Takut dan bingung dengan keadaan ini. Rista melihat ke sekitarnya, cukup ramai. Jadi dia bisa mulai mengatur rencana agar terlepas dari Darren.
"Tolong... Tolong.." Air mata penuh dramatis mulai keluar dengan mimik wajah tersiksa saat beberapa orang melihat ke arahnya. "Pak.. Bu.. Tolong saya dan anak saya mau di jahatin Bu. Orang ini mau menculik kami dan menjual organ tubuh kami. Tolong Bu.. Pak.."
Berhasil, beberapa orang langsung datang dan mengeroyok Darren tanpa ampun. Memang kabar yang sedang ramai-ramainya saat ini adalah tentang penculikan yang di ambil organ tubuh manusia dan di jual ke luar negara dengan ilegal. Dan berhasil, Rista berhasil menarik perhatian beberapa orang hingga dirinya bisa lari dari Darren.
"TUNGGU DULU!!" Teriak Darren dengan emosi saat beberapa orang memukulinya dengan seenaknya. Dia masih bisa menghindari meski beberapa tubuhnya tetap terkena pukulan karena memang kalah jumlah. Semeuanya mulai melangkah mundur karena takut melihat tatapan dingin Darren.
"Siapa kalian berani memukuli ku Hah? Dia itu istri dan anakku. Kita memang sedang ada masalah, jadi dia bersikap seperti itu..."Darren mengeluarkan kartu namanya di dalam dompet. Melemparkan pada mereka dan dia berlalu pergi. "Baca itu"
Seseorang mengambilnya dan membaca identitas di dalam kartu nama itu. "Wahh. Dia pemilik perusahaan, jadi mana mungkin dia penculik"
"Mana lihat" Akhirnya orang-orang berbondong-bondong untuk melihat kartu nama Darren dan akhirnya mereka tahu jika Darren memang bukan penculik seperti yang di katakan Rista.
Rista mengelus kepala anaknya yang terlelap setelah dia nangis ketakutan karena hal yang baru saja terjadi. Untung saja Rista masih bisa lepas dari Darren. Rista tidak habis fikir, kenapa pria itu sampai bisa menemukannya. Padahal sudah 5 tahun lebih dia pergi dari kota asalnya. Rista kira Darren sudah pasti melupakannya dan tidak akan mencarinya. Tapi kenapa saat ini dia malah berada disini dan menemukannya.
Cerita lama bersama lukanya yang hampir bisa Rista tutup. Kini terbuka kembali saat pria di masa lalunya datang. Membuka luka di hatinya yang baru saja akan sembuh. Rista berdiri dan berjalan ke arah jendela kamar. Berdiri disana dengan menatap pemandangan di luar jendela kamar. Jalanan yang ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Juga taman hiburan yang masih buka dan masih ramai sampai sekarang. Padahal hari sudah hampir gelap.
Rista menoleh ke arah anaknya terlelap di atas tempat tidur. "Maafkan Bunda Nak, karena Bunda kamu sampai shock seperti tadi"
Rista merasa sangat bersalah pada anaknya saat melihat Duta yang terus menangis ketakutan saat dia kembali ke rumah. Bukan karena Rista sengaja melakukan itu. Tapi dia tidak siap bertemu dengan Darren. Rista tidak ingin melihat wajahnya lagi, pria yang telah menyakitinya. Pria yang menghancurkan hidupnya selama ini. Rista masih belum siap untuk bertemu apalagi berbicara dengan pria itu.
Tuhan, kenapa dia harus datang lagi?
Kehadiran Darren yang secara tiba-tiba itu benar-benar membuat Rista sangat terkejut. Tidak menyangka jika pria itu akan menemukannya. Padahal sudah 5 tahun lebih, dan Rista kira Darren sudah bahagia dan melupakan dirinya. Rista menghembuskan nafas kasar, dia menutup tirai jendela lalu berjalan keluar kamar untuk membantu Xien beres-beres. Hari ini toko tutup lebih cepat.
"Xien, aku bereskan meja di depan ya"
"Iya"
Rista berjakan ke halaman rumah, dimana meja-meja bundar berjajar sesuai posisinya. Rista mulai mengelap meja-meja disana dan merapatkan kursi. Fikirannya memang kacau, tapi dia tetap harus bekerja dengan baik untuk anaknya. Semangat menghasilkan uang untuk sekolah anaknya tahun depan. Rista tidak peduli lagi dengan kehadiran Darren. Biarkan saja pria itu terus menemuinya, tapi Rista tetap tidak akan pernah menganggapnya ada. Seperti waktu dulu saat dirinya pun di anggap tidak ada oleh Darren. Dan benar saja, saat Rista baru saja selesai mengelap meja, pria yang sedang dia fikirkan datang.
"Ris"
"Mau apalagi si Tuan? Saya sudah bilang kalau saya tidak mengenal anda. Kenapa anda maksa sekali" Rista berlalu meninggalkan Darren yang mengikutinya dari belakang.
"Ris, aku mohon Ris. Dengarkan aku sebentar. Aku hanya butuh waktu 30 menit untuk bicara denganmu"
Rista berbalik, dia menatap dingin pria itu. "Bahkan waktu 6 bulan pun anda sia-siakan untuk bisa bicara baik-baik dengan saya. Jadi waktu 30 menit tidak akan ada artinya"
Darren mematung menatap Rista yang masuk ke dalam rumah dan menutup pintu lalu suara kunci pintu terdengar. Seolah melarang Darren untuk bisa menyusulnya masuk. Mengingatkan pria itu jika dia tidak bisa lagi masuk.
Bersambung
Like komen di setiap chapter... kasih hadiahnya dan votenya.. berikan rate binatang 5 juga ya..
Yuk mampir juga di karya temanku ini.. ceritanya bagus...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
bener RIS cuwekin aja Darren nya biar dia bener" berjuang seperti dulu kamu
2022-11-29
0
lovely
ga suka novel pelakor palagi perselingkuhan bikin emosiii nha gtu donk buat s darren ngejar² dulu klo lluluh bgtu saja rugi
2022-11-29
1