Kehidupan Rista benar-benar berubah sejak kehadiran Duta dalam hidupnya. Tidak terasa jika usia Duta sudah 4 tahun. Dan kabar baiknya setelah 5 tahun berpisah, kini Reina telah kembali bersama pria yang dicintainya. Yaitu Elion, ayah angkatnya sendiri. Rista ikut bahagia saat Reina sudah mendapatkan kebahagiaannya kembali. Meski sekarang Rista hanya seorang diri, Reina telah di bawa pergi oleh suaminya ke kota asal mereka. Dan Elion tidak membiarkan Rista begitu saja. Dia memperkerjakan satu karyawan wanita untuk membantu dirinya di toko kue.
"Makasih Om El karena sudah membuat Rein bahagia" kata Rista, mengucapkan segala terimakasih karena sahabatnya kini telah bahagia. Setidaknya Rista tidak merasa bersalah lagi jika Elion dan Reina telah benar-benar kembali. Karena perpisahan mereka juga terjadi karena dirinya yang di perdaya oleh Darren.
"Terimakasih juga karena kamu sudah menjaga Reina dan Rion selama ini. Dan Ris, apa kamu tidak mau memberi tahunya tentang keberadaan Duta?"
Rista tersenyum ketir, dia tahu arah tujuan ucapan Elion. "Jangan Om, tolong jangan memberitahunya tentang Duta. Biarkan aku bahagia bersama Duta saja. Tanpa kehadirannya"
Elion mengangguk, dia tidak mau terlalu ikut campur urusan sahabat istrinya dan juga keponakannya. Ingin sekali Elion memeberi tahu Darren tentang Rista dan keberadaan Duta. Tapi dia tidak akan memberi tahunya jika Rista saja melarangnya.
Dan sejak hari itu hidup Rista hanya di sibukan dengan toko kuenya. Xien, gadis muda yang di pekerjaan oleh Elion cukup membantu Rista. Dia adalah gadis blasteran yang ternyata sangat mengerti tentang kue dan roti. Membuat Rista benar-benar terbantu dengan keberadaannya. ReinaRista Bakery kini telah mempunyai beberapa menu baru karena kehadiran Xien.
"Bunda"
Panggilan dari anak laki-laki yang benar-benar fotocopy dari wajah Ayahnya. Rista menoleh pada anaknya itu. "Ada apa Duta?"
Duta duduk di sofa single yang ada di toko kue. Memang sengaja di sediakan untuk anaknya yang kadang suka menemaninya di toko. Wajah anak itu cemberut. "Bunda, kenapa Rion punya Papa dan Duta tidak?"
Pernyataan itu semakin sering di tanyakan anaknya ketika Rion sudah pergi dari rumah mereka. Mungkin Duta merasa kesepian kareka sudah tidak adalagi teman bermain. Rista juga tidak bisa terus-terusan menemani anaknya itu kara memang dia juga di sibukan dengan pekerjaan di toko kue nya. Rista tetap harus menjalankan usahanya untuk membiayai Duta. Apalagi sebentar lagi Duta akan sekolah, tidak mungkin Rista hanya bisa leha-leha saja. Sementara kebutuhannya yang semakin banyak.
Rista mendekat ke arah anaknya, berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya. "Duta yang sabar ya, karena memang Duta tidak mempunyai Ayah. Duta tidak perlu sedih, karena mempunyai Bunda saja cukup. Apa Duta tidak senang bersama Bunda?"
Duta memeluk Rista, tangan mungilnya melingkar sempurna di lehernya. "Duta sayang Bunda, Duta senang bersama Bunda. Tapi apa tidak bisa jika Duta tinggal bareng sama Ayah dan Bunda?"
Deg..
Tidak bisa Duta. Gumam Rista. Tidak mungkin dia bisa bersama Darren. Pria yang telah menghancurkan hidupnya. Pria yang menghancurkan segala tujuan dalam hidupnya. Darren membuat Rista takut akan cinta. Membuatnya membeci cinta dan tidak akan pernah percaya lagi tentang.
"Duta dengerin Bunda..." Rista melepas pelukan anaknya dan menatap anaknya dengan lekat. "...Bunda sama Ayah Duta memang tidak bisa bersama. Karena Ayah Duta tidak tahu kalau Bunda ada disini. Dia juga pasti sudah bahagia bersama dengan keluarganya juga"
Baiklah, akhirnya Rista hanya bisa memberikan alasan itu. Berharap Duta tidak lagi menanyakan tentang Ayahnya. "Bunda sayang Duta, tapi kalau Duta terus menanyakan tentang Ayah. Apa mungkin Duta merasa tidak senang tinggal bersama Bunda?"
"Tidak Bunda, Duta senang dan bahagia tinggal bersama Bunda"
Rista tersenyum, dia tahu jika dia telah menekan anaknya untuk tidak terus bertanya tentang Ayahnya. Tapi dia terpaksa melakukan itu karena memang dia tidak bisa menjelaskan apapun pada Duta selain melarangnya untuk terus bertanya tentang keberadaan sang Ayah. Jujur setiap pertanyaan itu membuat Rista sakit. Dia tidak bisa menolak kenyataan jika Duta juga membutuhkan sosok seorang Ayah. Tapi, tidak dengan Darren. Pria itu tidak akan mau memiliki anak dari wanita yang sangat dia benci.
...💐💐💐💐💐💐💐💐💐...
"Rista.. Maafkan aku Rista.. Jangan pergi"
Dalam bayangan putih, Rista berjalan menjauh dengan menggandeng tangan seorang anak laki-laki. Darren terus memanggilnya, namun Rista tidak menoleh sedikit pun. Lalu anak laki-laki itu menoleh ke arahnya dan tersenyum pada Darre. Dia.. Anak itu sangat mirip dengannya.
"Selamat tinggal Ayah, aku bahagia dengan Bunda"
Deg..
"Rista..."
Darren terbangun dari tidurnya, keringat dingin membasahi tubuhnya. Bayangan itu seolah nyata, Darren melihat Rista. Dan apa tadi? Seorang anak yang memanggilnya Ayah. Mungkinkah dia adalah...
"Rista sebenarnya apa yang terjadi, kau dimana? Sudah 5 tahun lebih aku terus mencarimu tapi tetap tidak menemukanmu. Kau hilang bak di telan Bumi"
Darren mengusap wajah frustasi, hidupnya berantakan sejak Rista pergi. Penyesalan demi penyesalan mulai datang menghampirinya. Dia tidak menyadari jika hatinya telah memiliki perasaan yang lebih pada Rista. Darren mencintainya. Dan bodohnya dia baru menyadarinya. Semuanya tertutup dengan obsesinya pada Reina.
Benar kata Rista, dirinya hanyalah terobsesi pada Reina. Bahkan sekarang Reina sudah bahagia bersama Elion dan anak mereka. Lalu apa kabar dengan Darren. Pria itu hanya terjebak dengan rasa sakit akibat penyesalannya. Salahnya sendiri memperjuangkan angan semu, sementara yang sudah jelas-jelas berada di depan mata yang jelas tulus padanya. Dia sia-siakan.
Darren turun dari tempat tidur, dia berjalan ke arah ruang ganti dan bersiap untuk pergi ke perusahaan. Selesai bersiap dia turun ke lantai bawah dan menemui Ayah dan Ibunya.
"Sarapan dulu Darren" kata Alena, Ibunya
"Tidak perlu Mam, aku harus segera ke perusahaan. Hari ini aku harus ke perusahaan Kakek juga"
Perusahaan yang ditinggalkan Elion karena perseteruannya dengan mendiang Neneknya yang juga di sebabkan olehnya. Darren benar-benar menjadi pria yang serakah saat itu. Hingga ke serakahan itu malah membuatnya hidup tidak tenang. Dia menjadi sangat sibuk karena harus mengurus dua perusahaan sekaligus. Perusahaan Ayahnya dan juga perusahaan Kakeknya. Meski Elion sering datang dan membantunya mengecek setiap laporan. Tapi tetap saja dia yang bertanggung jawab penuh atas perusahaan ini. Darren ingin sekali menyerahkan kembali perusahaan Kakeknya pada Pamannya, Elion.
Hingga jam makan siang, Darren bahkan melewatkan makan siang hanya karena kesibukannya dalam pekerjaan. Beginilah hidupnya setelah Rista pergi. Penyesalan demi penyesalan terus menggerogoti hatinya hingga terasa semakin sakit. Darren merindukan gadis itu. Gadis yang dia hancurkan hidupnya.
"Maaf Ris, aku terlalu egois karena saat ini aku mengharapakan kamu kembali bersamaku"
Ya, Darren memang egois. Dia aku itu. Setelah apa yang dia lakukan pada Rista. Kini, dia masih berharap jika Rista akan kembali padanya dan memulai kisah baru dalam hidupnya. Tidak akan semudah itu Darren. Rista telah trauma dengan cinta dan kamu.
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya juga.. bingang rate 5 juga ya..
Yuk mampir di karya temanku,.. Ceritanya bagus..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sri Maeliza Nurjannah
pengen cepet ketemu Duta sama Darren
2022-11-26
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
makanya Darren kl di bilangin nurut,dulu Rista udh perah bilang kan kl kamu itu terobsesi sama Reina tp kamu gk percaya,nyesel kan sekarang kamu nya
2022-11-26
0