Kisah Vina...

Senja mulai berganti malam. Kini waktu telah menunjukkan pukul 07.00. Mereka melakukan kegiatan makan malam bersama.

Rena melirik Vina nakal. Gadis itu masih nampak cantik dengan senyum yang tidak juga lepas dari bibirnya.

"Apakah kau akan melupakan janjimu lagi wahai dewi pelupa?" godanya. Vina kemudian teringat akan janjinya pada Rena.

"Hey...... Bisakah kau menungguku setelah selesai makan?" Vina menatap Rena cemberut.

"Adu..du.... Dah ya!! Ok ditunggu, awas kalau lupa lagi!" Ingatnya. Vina mengangguk senang. 

Geysa yang tengah tersenyum melihat Vina dan Rena tanpa sadar sedang berada dalam pengawasan Lenna, Lenna tersenyum lalu mengelus kepala Geysa lembut. Geysa langsung menoleh ke arahnya sebelum kembali mengembangkan senyum. Ia tampak seperti seorang peri cilik.

"Bagaimana kau bisa sampai di tempat ini Geysa?" Tanya Lenna. Geysa lalu menceritakan semuanya yang dia alami sebelum dirinya ditolong oleh Fian. Lenna ikut sedih mendengar kisahnya. Diva yang sedari tadi berada di samping Lenna sekilas juga mendengar cerita Geysa.

"Kau gadis hebat Geysa! Mulai sekarang kamu  anggap kami sebagai kakakmu, ya!" Diva berpindah tempat dan merangkul tubuh mungil Geysa.

"Baik kak, terimakasih sudah menerima aku. Seandainya kakak Vino masih..... " Geysa menunduk sedih. Raut muka cerianya kini berganti murung. Lenna berusaha meyakinkannya untuk tetap kuat.

"Sudahlah Geysa, aku yakin kakakmu pasti bangga padamu di sana. Dia pria paling hebat loh... Pemberani lagi. Kau harus bisa sepertinya." ucapnya dengan senyum tulus.

Geysa yang mendengarnya seketika kembali tersenyum. Ia menoleh pada Lenna dan menatap matanya.

"Kakak sangat cantik!" 

Geysa berucap jujur yang membuat Lenna sedikit tersipu karena pernyataan dari Geysa.

"Ahh... Kau ini. Kau juga cantik."

"hmm.... Jadi yang dibilang cantik hanya Lenna nih??" 

Diva nampak cemburu, merajuk bagai pohon layu. Geysa terkekeh mendengarnya..

"heheheh.....kakak juga cantik," kekehnya. Ia kembali melanjutkan memakan roti yang tadi sempat tertunda.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Makan malam pun akhirnya usai. namun mereka belum juga beranjak pergi, mereka melanjutkan kegiatan dengan obrolan ringan.

Di sana, Kean, Dean, dan Charlie sedang berdiskusi bersama Fian, Farel, dan Brayen. Sedangkan Kevin, Chandra, dan Rian sedang asik bercanda tawa di dekat jendela sembari menatap langit bertabur bintang. Para wanita seperti Della, Diva, Lenna, Laras, dan Geysa juga sedang bercerita tentang kehidupan mereka sebelumnya. Hanya tinggal Rena dan Vina yang sedang duduk di pojokkan yang ikut memandangi langit, hanya berjarak beberapa meter dari tempat Kevin dan temannya.

"Vina, apakah kau sudah siap?" tanya Rena dengan sorot mata memohon. Vina menghela nafasnya pelan, menatap Rena dengan malasnya.

"Kau ini ya!!" Ujarnya dengan wajah malas. Rena terkekeh malu.

Laras diam-diam memperhatikan Vina dan Rena yang sedang memandang langit. Ia tampak penasaran dengan mereka berdua. Laras pun akhirnya memutuskan untuk mendengar obrolan mereka secara diam-diam.

Vina mengangguk lalu tersenyum. "Baiklah Rena, dengarkan baik-baik!" Rena tersenyum senang, lalu Vina mulai menceritakan masa kecilnya.

[Flashback on.......]

"Vina!!! Kenapa kau begitu bodoh? Apakah dirimu tidak pernah belajar kalau piring digunakan sebagai alat makan bukan untuk dibanting!??" bentak seorang wanita paruh baya dengan tatapan nyalangnya. Menatap Vina yang tengah merengkuh lutut di lantai

"i-iya mah. Maafin Vina!"

"Hahhh?? Siapa yang kau panggil mamah? Saya??? Hahaha... Jangan mimpi kamu!"

"Tapi kan, pap..."

PLAKK...!!!

Kata-kata Vina terpotong oleh sebuah tamparan keras di pipi kiri. Wanita itu tak segan-segan menampar wajah Vina sampai memerah.

"Kau tau? Jika bukan karna harta, aku tak sudi menikah dengannya." 

Wanita itu bersikap dingin. Vina hanya bisa menangis pasrah sembari memegangi pipi kiri yang memar.

"Ada apa lagi sih bu??? Kenapa ribut sekali?"

Seorang wanita yang sama sombongnya tiba dengan gaya yang dibuat elegan. Seakan dialah yang memiliki tahta sebagai wanita tercantik di bumi.

"Dia telah membuat piring itu pecah Lea, hampir setiap minggu dia melakukannya." 

Wanita yang dipanggil ibu tetap berada dalam emosinya, menunjuk Vina seakan gadis itu bukan lagi manusia, "ingat kata-kataku!  Harta ayahmu!! Hanya itu!" 

Senyum sinis mengartikan kata selamat tinggal. Dia melengos pergi seakan tidak terjadi apa-apa.  

Lea, wanita yang terlihat sedikit lebih tua dari Vina pun melangkah mendekat, membungkukkan badan lalu berkata, "Bagaimana rasanya? Kau harus mulai mengerti akan arti kepedihan!" Kemudian ikut melangkah pergi bersama wanita yang dipanggil 'ibu' olehnya.

Vina menangis tanpa henti di kamar. Ia meringkuk tak berdaya. Kesepian, mungkin itu yang ia rasakan setiap hari. Sisanya hanyalah siksaan dari kedua wanita tak beradap yang hanya menganggap Vina sebagai serangga pengganggu.

Setiap pagi dan malam, Seorang pria yang dianggap Vina sebagai 'Cahaya' nya datang hanya sekedar untuk menyapa. Pria itu terkadang membangunkan Vina dengan lembut di pagi hari, memberikan senyum dan selalu berpamitan sebelum pergi.

"Vina, selamat pagi!" ucapnya lembut. Menyambut pagi Vina setelah melewati panjangnya malam. Vina tersenyum, tetapi sering kali juga ia menyambut sapaan itu dengan tangis. Ia benar-benar rindu. Rindu sosok ayah dalam rumah.

"Kenapa kamu sedih Vina??"

"Aku sangat merindukanmu, ayah!" 

Hanya itu yang berani dikatakan pada ayahnya. Ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk memberitahu soal kedua wanita yang telah menyiksanya hampir setiap waktu itu.

"Maaf Vina, kau sudah besar. Jadi harus bisa ditinggal ayah ya! Ayah sangat sibuk dengan urusan pekerjaan. Nanti bila ayah ada waktu, kau akan ayah temani di rumah!" Jawabnya dengan senyuman tulus yang selalu memberikan harapan untuk Vina. Vina selalu menceritakan semua masalahnya pada pria yang dipanggil ayah itu. Jika malam hari ia baru pulang lalu melihat Vina telah tertidur, ia  akan meletakan berbagai macam benda di samping kasurnya. Vina menganggapnya sebagai hadiah malam dari sang ayah tercinta.

Pada awalnya kehidupan Vina baik-baik saja, ia bahkan mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya. sampai pada suatu hari hari ibunya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. kecelakaan yang membuat hidup Vina ikut berubah. 

Beberapa tahun setelah kepergian istrinya, ayah Vina memutuskan untuk menikah lagi dengan orang yang Vina anggap sebagai iblis di rumah.

Vina sama sekali tak ingin membuat ayahnya kecewa. Jadi ia menerima rencana pernikahan itu. Sejak saat itulah kehidupan Vina berubah menjadi siksaan yang hanya meninggalkan luka setiap waktu. Hanya sosok ayah yang selalu ia nanti, yang memberi perlindungan dan kehangatan di saat ia berada dalam sunyi.

Hal tragis seakan tidak hentinya membuat hidup Vina menjadi semakin tersiksa. Ayah Vina yang begitu dicintainya harus meregang nyawa di tangan iblis wanita itu. Iblis yang selalu membuat Vina kian menderita.

Hari itu ayahnya datang lebih awal dari sebelumnya. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri anak semata wayangnya disiksa dengan kejam oleh istri dan anak angkatnya. Seketika sebuah pertengkaran hebat terjadi, membuat kegaduhan di dalam rumah mewah bernuansa elit itu.

"Kengapa kau tak pernah memberi tahu ayah?"

"Aku hanya tidak ingin ayah terbebani karnaku.."  

Vina menangis, ada rasa lega bercampur rasa bersalah di hatinya. Dirinya sudah bisa menebak jika akhirnya ayah dan ibu tirinya harus berpisah.

"Dan kau!!!! Wanita Jalang!!!" 

Ayah Vina mengusir istri dan anak angkatnya dengan nada gusar. Memeluk Vina yang masih menangis sendu. Bahkan hanya untuk menatap wajahnya saja ayah Vina tak mampu, ia selalu menyalahkan dirinya akibat terlalu lalai oleh hal berbau materialistis.

Wajah iblis itu kian geram. Sebuah pisau yang terletak di meja makan itu ia raih, lalu...

CRASSH.....

Pisau itu tertancap tepat di are jantung ayah Vina. Vina terdiam, menatap benda tajam di depannya yang telah terciprat noda merah

"Ayah!!!!!!!" 

Vina histeris. Ia melihat genangan darah  kental mengalir di lantai. Senyum itu sekilas nampak beriringan dengan hembusan nafas terakhirnya yang bisa dirasa jelas oleh Vina.

Vina masih saja menangis. Darah di tangannya membuat ia kian geram. Rasa marahnya memuncak dan membuat dirinya hilang kontrol.

"HAHAHAHA..... giliran kau anak Sial!" Ia mendekat pada Vina yang tengah memeluk sang ayah. Vina mengangkat kepalanya sebentar, takut menatap pisau yang mengarah padanya. Pandangannya kabur, dan...... Gelap.

SYUTTT...

GREPP...

Ayunan tangan itu dapat ditangkis sempurna. Terlihat senyum sinis Vina dari balik rambutnya yang berantakan menutupi wajah

"Apa yang???? Kau?" 

Dirinya menjauhi Vina. Rasanya terkejut bukan main mendapati serangannya mampu ditahan hanya menggunakan tangan kosong.

Vina tersenyum sinis dengan tatapan penuh dendam. Lalu meletakkan tubuh itu di lantai.

"Hahhhh..... Kau memaksaku untuk keluar." 

Vina melangkah perlahan. Memberikan pancaran aura yang membuat orang di sekitarnya merinding. Baru kali ini ibu tiri Vina mendapati sifat anaknya yang begitu menyeramkan.

"Vina, jangan mendekat! Akan ku bunuh kau!"

Vina hanya tersenyum, membiarkan hunusan pisau mendarat ke arahnya.

Tapp!!

Sekali lagi serangannya dapat ditahan dengan mudah.

"Apa yang terjadi?" 

Vina tersenyum sinis, lalu menendang perut wanita itu hingga terlempar beberapa meter.

"Ibuu!!!"

 Jleb!

"Aaaaaa!!!!"

 Vina menancapkan pisau itu di paha kakak tirinya. Membuat ia berteriak histeris.

"Kau pembunuh!" teriak ibu dan anak itu berbarengan.

Vina memendam senyumnya. Menatap mereka dengan intimidasi yang begitu kuat, membuat keduanya terdiam mematung

"Bukankah ini yang kalian inginkan? Kau yang telah membunuh seluruh kebahagiannya. Dan aku..., Aku hanya membalaskan dendamnya."

Vina menyeringai kembali. Diarahkannya sebuah tendangan tepat mengenai perut ibunya untuk yang kedua kali, seketika ia muntah darah.

"Aku akan membuat pesta malam ini. Kalian, selamat menikmati!!!" ia pergi menuju dapur dan menebas selang tabung gas menggunakan pisau yang ada di sana. Sebuah korek api dibawanya sebelum ia pergi.

ia kembali mendekati ibu tirinya lalu tersenyum puas, "Ini adalah karma untukmu!!!" dia menyilet tubuh kedua orang itu di sembarang tempat. Menikmati alunan suara-suara teriakan histeris. Beberapa kalipun mereka memohon Vina enggan untuk mengampuninya. Jiwa Vina dalam keadaan tertutup sepenuhnya.

Setelah puas menyiksa, Vina menyalakan pemantik api. Lalu setelahnya ia lempar menuju dapur yang terbuka pintunya.

KABOMM..!!!!

Ledakan besar terjadi di sana. Ia berhasil keluar dengan tepat waktu. Vina kemudian tersenyum puas lalu memikirkan rencana selanjutnya.

***********

Episodes
1 Ada apa ini?
2 kanibal
3 Virus Reyns
4 perjalanan yg melelahkan
5 We are the legend
6 Rencana Evolusi.
7 Petanda dalam mimpi
8 Keunikan Vina
9 Keberuntungan
10 Perkenalan
11 Dendam masa lalu
12 Kisah sedih Geysa
13 Tiga prajurit perang
14 Kisah Vina...
15 kisah Vina [part 2]
16 Pembentukan Team
17 Team Survey one
18 Team Survey Two
19 Feeling Fian
20 Pertunjukan Yang Sebenarnya
21 Rencana Cadangan
22 Run!!!
23 The runners..
24 sama skak....
25 Kapten John, Elwis, dan Dokter Richard
26 Bad Plan or Good Plan???
27 Pesta Senjata
28 Luka Vina
29 Hubungan The Tree dengan Charlie.
30 Teka-Teki Dokter Charlos
31 Fian VS Pria The White Eagle
32 I'm Home!!!
33 Rumah Fian
34 Rumah Fian [Part 2]
35 Rencana Kepergian Charlie
36 Mengecek Pangkalan Militer
37 Ceroboh....
38 Rencana Perjalanan
39 perpisahan...
40 Perjalanan Menuju Desa Fan
41 Perjalanan Menuju Desa Fan [part 2]
42 Perjalanan Menuju Desa Fan [Part 3]
43 Perjalanan Menuju Desa Fan [part 4]
44 Bertemu Para Survivor
45 Selamat Datang Di Desa Fan!!!
46 Keadaan Markas The Tree....
47 perkenalan singkat....
48 Undangan Pelatihan.
49 Diskusi malam
50 Ujian Awal...
51 Keheningan Meja Makan.
52 Hujan Pertama...
53 "Welcome back, my Friend!!"
54 kembali lengkap.
55 What is Wrong With Me???
56 Latihan Lanjutan
57 Serangan di Desa
58 Kecemasan Rian
59 Serangan Reyns Kedua...
60 Konflik....
61 Informasi dari WSA
62 Perjalanan Menuju Pelabuhan.
63 Perjalanan Menuju Pelabuhan [Part 2]
64 Pelabuhan....
65 Are You Fine???
66 Harapan Dalam Tujuan....
67 Firasat Deri....
68 Really???
69 The Wrong Grudge...
70 Welcome Zein, Lia!!!
71 Zein....
72 Pulau Kundari...
73 Am I A Tough Boy???
74 Sebuah Rencana
75 Selalu Ada Akal...
76 Putus Asa...
77 pengorbanan.
78 Nigeria Island
79 Akhirnya Usai....
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ada apa ini?
2
kanibal
3
Virus Reyns
4
perjalanan yg melelahkan
5
We are the legend
6
Rencana Evolusi.
7
Petanda dalam mimpi
8
Keunikan Vina
9
Keberuntungan
10
Perkenalan
11
Dendam masa lalu
12
Kisah sedih Geysa
13
Tiga prajurit perang
14
Kisah Vina...
15
kisah Vina [part 2]
16
Pembentukan Team
17
Team Survey one
18
Team Survey Two
19
Feeling Fian
20
Pertunjukan Yang Sebenarnya
21
Rencana Cadangan
22
Run!!!
23
The runners..
24
sama skak....
25
Kapten John, Elwis, dan Dokter Richard
26
Bad Plan or Good Plan???
27
Pesta Senjata
28
Luka Vina
29
Hubungan The Tree dengan Charlie.
30
Teka-Teki Dokter Charlos
31
Fian VS Pria The White Eagle
32
I'm Home!!!
33
Rumah Fian
34
Rumah Fian [Part 2]
35
Rencana Kepergian Charlie
36
Mengecek Pangkalan Militer
37
Ceroboh....
38
Rencana Perjalanan
39
perpisahan...
40
Perjalanan Menuju Desa Fan
41
Perjalanan Menuju Desa Fan [part 2]
42
Perjalanan Menuju Desa Fan [Part 3]
43
Perjalanan Menuju Desa Fan [part 4]
44
Bertemu Para Survivor
45
Selamat Datang Di Desa Fan!!!
46
Keadaan Markas The Tree....
47
perkenalan singkat....
48
Undangan Pelatihan.
49
Diskusi malam
50
Ujian Awal...
51
Keheningan Meja Makan.
52
Hujan Pertama...
53
"Welcome back, my Friend!!"
54
kembali lengkap.
55
What is Wrong With Me???
56
Latihan Lanjutan
57
Serangan di Desa
58
Kecemasan Rian
59
Serangan Reyns Kedua...
60
Konflik....
61
Informasi dari WSA
62
Perjalanan Menuju Pelabuhan.
63
Perjalanan Menuju Pelabuhan [Part 2]
64
Pelabuhan....
65
Are You Fine???
66
Harapan Dalam Tujuan....
67
Firasat Deri....
68
Really???
69
The Wrong Grudge...
70
Welcome Zein, Lia!!!
71
Zein....
72
Pulau Kundari...
73
Am I A Tough Boy???
74
Sebuah Rencana
75
Selalu Ada Akal...
76
Putus Asa...
77
pengorbanan.
78
Nigeria Island
79
Akhirnya Usai....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!