Keberuntungan

Mereka telah sampai di lantai 5. Di sana juga tak jauh berbeda dengan lantai sebelumnya, yaitu terdapat banyak bercak darah dan pecahan-pecahan kaca. Langkah Kean dan kawan-kawan terus maju. Mereka tak menghiraukan sampah-sampah yang berserakan di sana. 

Dengan hati-hati, mereka menelusuri tiap ruangan yang dilewati. Beberapa kelas hanya memberikan beberapa barang yang sudah tak berguna lagi, lembaran-lembaran uang sepertinya sudah tak bernilai. Beruntung mereka menemukan perbekalan yang sebagian besar siswa membawa bekal berupa roti, ada juga yang membawa sekotak nasi beserta lauknya. Namun tentu sudah tidak enak lagi.

"Ehmm... Dean, apakah menurutmu kita terus melangkah terus ke depan atau cari arah lain?" Kean tiba-tiba bertanya.

"Kita sudah hampir setengah perjalanan dari persimpangan, menurutku lebih baik kita lanjut." jawabnya. "memangnya ada apa?"

"Tidak apa, perasaanku hanya sedikit aneh. Tak ada satupun Reyns di sini. Mungkin kita harus sedikit lebih waspada." Kean kembali melanjutkan langkahnya.

"Hahh... Sepertinya sedikit melelahkan." keluh Vina. "kenapa kau tak kembalikan saja Vina yang asli?" 

Vina melirik mata Rena yang tengah memicing ke arahnya.

"Hahahaha.... Aku masih ingin bermain-main. Lagi pula sepertinya akan ada kejutan di depan sana, aku mulai merasakannya. Sedikit hiburan pasti akan terasa lebih seru!" Celoteh Vina yang membuat mata Rena membulat sempurna, ia mengusahakan diri agar tidak berpikir pada hal yang aneh-aneh.

Di depan sana terlihat perubahan arah koridor yang berbelok ke kanan. Vina maju dan berdiri sebaris dengan Kean dan Dean. "Apakah kau juga merasakannya?" Vina menoleh pada Kean. Ia tampak tersenyum senang.

"hmm.... " Kean menjawabnya dengan anggukan. 

Mereka memasang posisi masing-masing,  lalu dengan perlahan mendekat pada belokan yang membentuk sudut tersebut.

SREEKK....

SREEKKK...

Dari lorong itu muncul dua makhluk aneh yang sebelumnya belum pernah mereka lihat. Makhluk itu sedang menyeret tubuh Reyns yang telah mati. Kedua makhluk itu memiliki sepasang kaki dan tangan layaknya Reyns pada umumnya, Namun memiliki taring dan juga cakar yang tajam.

Mereka mundur perlahan agar tidak menarik perhatian makhluk itu. Vina tampak tersenyum, namun tetap patuh terhadap perintah Kean.

Salah satu makhluk berhasil memergoki mereka yang sedang mematung. Ditatapnya mangsa itu lekat,

"Arggh...!!!"

Seakan memberi isyarat, makhluk yang satunya lagi ikut menoleh ke arah yang sama dan menatap mereka dengan penuh nafsu membunuh, "GGGRRRRR....." Keduanya pun menggeram kuat.

Salah satu dari mereka berlari ke arah rombongan Kean, melompat dan berusaha menerjang mereka. Makhluk yang lainnya mengikuti di belakang dengan pola gerakan berbeda.

Settt....

BRUAKHH!!

Vina berhasil melumpuhkan satu lawannya. Namun monster yang satu berhasil menghindari serangan kedua dari Vina. Makhluk itu tampak lebih cepat juga lebih agresif dari para Reyns.

"Arrggghhhh!!!!"

SRINGGG.....JRKKK....

BRUKHH!!

Kean mengayunkan pedangnya mengarah kepala Makhluk itu. Ia juga berhasil membunuhnya.

"Hufftt, Lumay..... Waww!!!!" Kata-kata Vina terpotong oleh kedatangan 5 makhluk serupa di depan sana. Vina memutarkan Kapaknya dan siap kembali bertempur, Begitu pula dengan yang lain. Lenna tampak sedia dengan tongkat Baseball miliknya.

"GRAAA!!" Mereka mulai menyerang, beruntung Kean dan timnya telah siap menerima serangan sehingga cakar-cakar itu dapat dihalaunya

JRSSS.....

GRAAA!!!

Jleb...Jleb....

BRUSHH....

Dua ekor telah tumbang oleh Vina dan Dean yang melakukan gerakan kombo. Namun belum sempat mereka menarik senjatanya, para kawanan yang lain kembali menyerang dengan membabibuta.

"Shhiitt up!!!" Rutuk Dean. Senjata Dean dan Vina tersangkut di tubuh makhluk tadi. Charlie saat ini membantu Kean menghadapi seekor Makhluk itu, namun mereka gagal. Keduanya harus terpental karena kalah kuat dari lawan. Kean hampir saja terjatuh keluar gedung ketika tubuhnya menabrak kaca samping yang membatasinya dengan daerah luar. Beruntung kaca hanya retak sehingga tidak membuat Kean terbuang keluar.

Situasi makin genting sekarang. Kevin dan Chandra mendapat hasil yang sama dengan Charlie. Mereka harus terpental jauh olehnya. Sedangkan Rian menghadang makhluk itu di depan Dean dan Vina.

"Sial!!!...." Vina merutuk kesal.

Seekor monster reyns melompat dan hendak menerkam Rian. Pria itu menyiapkan pedangnya walaupun hatinya begitu pasrah.

PRAANG!!!

JRATTSS...  

BRUKHH!!!

Tiba-tiba seorang pria muncul dari luar dengan memecahkan salah satu jendela dan berhasil melumpuhkan satu ekor makhluk yang hampir menyerang Vina, Rian, dan Dean. Dengan sekali tebasan, pria itu mampu memenggal kepala makhluk tadi.

"Hahh.... lagi-lagi keberuntungan." Rian tersenyum senang mendapati bantuan tiba-tiba.

...

Matahari tampak muncul dari ufuk timur.

Fian dan teman-temannya telah lama bangun dari tidur nyenyak mereka. Ketiganya tampak sedang mendiskusikan rencana untuk hari ini.

"Fian, apa rencanamu untuk saat ini?" Farel bertanya dengan tampang serius. Fian tampak berfikir sejenak.

"Kita akan pergi ke lantai atas untuk menulusurinya." Farel dan Brayen setuju dengan rencana Fian, mereka segera bersiap-siap untuk berangkat.

Deg!!

jantung Fian berdegub kencang, seakan merasakan hal aneh yang ada di luar. Ditatapnya Brayen dan Farel yang berada di depan pintu.

Ceklek....

"Tunggu!!!"

Fian terlambat, Brayen telah lebih dulu membuka pintu. Hal yang Fian duga terjadi. Makhluk merah dengan taring dan cakar tajam telah menanti mereka di luar.

BRUAKK!!

"GRRRAAAA!!!!" 

Fian menendang daun pintu dengan keras. Tangan makhluk itu terjepit pintu, lengkingan suara monster terdengar nyaring. Gerakanannya sangat cepat, melebihi makhluk reyns lain. Seandainya tadi Fian terlambat sedikit saja, maka entah bagaimana nasib Brayen sekarang.

"Makhluk itu sangat cepat dan kuat, kita harus berhati-hati menghadapinya." Fian mengingatkan semua rekannya.

BRAK!!

Pintu roboh seketika, Fian untung cepat menghindar dan berdiri sejajar dengan Brayen dan Farel.

"GGRRRR....."

Kini di depan pintu tampak 3 monster serupa telah menghadang mereka. Fian maju dan langsung menyerangnya.

SRAKKK.... 

JRETSSS...

Satu ekor berhasil ditumbangkan Fian. Namun, monster lainnya mendorong Fian hingga terpental. Kini Farel dan Brayen harus berhadapan dengan seekor monster itu, sedangkan Fian sendiri sedang berusaha membalikkan keadaan.

"Farel, jaga sebelah kanan!!" Brayen beralih ke bagian sebelah kanan monster sedangkan Farel yang diintruksi Brayen segera memposisikan diri di bagian kiri tubuh monster. Mereka bertempur sengit, beruntung Farel berhasil menusukkan pedangnya tepat di bagian jantung.

"Arggh!!!"

 BREZZTT!!!

dipenggalnya kepala makhluk itu oleh Brayen. Monster itu berhasil ditumbangkan.

Beralih pada Fian, dirinya berhasil kembali dalam posisi berdiri, ia siap menghadapi monster yang menerjangnya tadi.

"Kau sedikit menyulitkan....." Fian tersenyum, lalu meraih celuritnya di lantai. 

"Argghhhhh....." 

Monster itu kembali menyerang, namun dengan sigap Fian menghindar dan menusukkan celuritnya di area perut lalu menebas kepalanya di udara. Gerakannya sangat cepat dan lihai. Dengan sedikit usaha, ia berhasil membunuh kedua makhluk itu. Brayen yang baru saja ingin menolong malah mematung melihat keahlian Fian. 

Siapa sebenarnya dia? Gumamnya dalam hati.

Fian mengelap senjatanya lalu menoleh pada 2 rekannya, "Apakah ada yang terluka?" Brayen menggeleng, lalu Fian segera mengajak mereka untuk bergegas.

"Kita harus cepat, keadaan ternyata cepat berubah!" Jelasnya yang disanggupi anggukan kedua kawannya.

Mereka bertiga segera keluar dari ruangan, mereka berjalan cepat mengikuti langkah Fian.

"Brayen, tampaknya kita harus segera bertemu dangan tim yang kemarin. Mereka pasti mengalami hal yang sama saat ini. Kita harus segera mengingatkannya." Fian berkata dengan mimik serius. Farel dan Brayen sedikit bingung. "Bagaimana cara kita ke sana? Di bawah nampaknya penuh dengan para Reyns dan makhluk tadi." Tanya Farel.

"Kalian tenang saja. Aku memiliki rencana untuk itu." Ujarnya. Fian tersenyum, dirinya berhenti mendadak dengan pandangan tertuju pada sebuah pintu gudang yang sedikit terbuka. Bukan pintu dari gudang itu yang menarik perhatiannya, melainkan sebuah benda yang ada di dalamnya.

"I have a plan!" gumam Fian.

..

Dean masih tertegun melihat pria yang baru saja membantunya tadi. Siapa dan bagaimana dia datang tengah bergumul di kepalanya.

Zzrreerkkk....

pria itu mencabut celuritnya. Ia juga membantu Vina melepaskan kapaknya dari tubuh monster.

"Hmmm... Terimakasih atas bantuannya! Ini sedikit membantu." Ujar Vina sembari menenteng kapak di pundak. Tanpa menjawab, pria tadi berbalik dan menampakan wajahnya ke arah Kean dan yang lain, dia adalah Fian. Ia berhasil masuk dari gedung kedua.

Masih tersisa 3 ekor monster di sana. Para monster itu tampak siap menyerang, siap memangsa. Kean kembali bangkit dan melangkah maju menuju depan bersama Fian, Vina, Lenna, dan Charlie yang juga baru bangkit dari hantaman monster tadi. Kini mereka siap menghadapi ketiga  Monster itu.

"GRRRAAAA....!!!!!!" 

Serangan baru di mulai dengan Fian dan Vina berlari menuju salah satu monster sebagai serangan pembuka. Fian berhasil melumpuhkan kaki dan kedua tangannya untuk membuat Vina melompat dari belakang dan menghantamkan kapaknya tepat pada kepala monster itu.

BRUAAKKHHH....!!!

Satu monster tumbang.

Charlie dan kean bekerja sama menahan serangan monster. Lenna mengayunkan tongkatnya dan...

BRAKKH..!!! 

Craattts...

Kepala monster itu hancur seketika. Lenna tersenyum puas karena berhasil membunuh musuhnya. Ia mengira jika kepala monster itu lebih kuat dibanding reyns, nyatanya sama saja.

Tinggal tersisa satu ekor yang berhasil menerobos menuju Dean dan Kevin. Fian yang melihatnya segera melemparkan pecahan kaca ke arah punggung. 

"Arggghhhhh...." 

Lentingan amarah terdengar nyaring, namun itu tak menghentikan niat Vina untuk membantainya.

 CCZZRAAASSHHH.....

 DUKK..DUKH....DUKK....

Sebuah tebasan tepat mengenai leher sang Monster, kepalanya pun lepas dan menggelinding ke arah Vina.

"Hmm.... Sepertinya cocok dibuat pajangan dinding!!" Gumamnya sembari menenteng kepala makhluk itu. Lidahnya yang panjang masih terjulur ke bawah, membuat Vina mengikuti ekspresi dari kepala monster itu yang ia hadapkan pada kawan-kawannya.

"Hati-hati dengan taringnya! Virus itu bersarang di sana." Charlie mengingatkan. Vina segera membuang kepala itu keluar,

"Hiii.... Menjijikkan...." Vina jadi bergidik sendiri.

"Huftt.. Terima kasih atas bantuannya! Kami tak tau apa yang akan terjadi bila kau tak datang." Ucap Kean tulus. Fian hanya tersenyum dan mengangguk.

Sriieeettt....  

"Hey Fian!!! Kau meninggalkan kami terlalu jauh. Untung jalanan di sana sepi." Brayen merutuk kesal. Fian terkekeh melihat dua temannya yang baru datang dengan nafas terengah.

"Hehehehe... Maafkan aku. Aku terburu-buru tadi." Fian tersenyum sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Farel menggelengkan kepalanya dengan wajah ditekuk.

Kean melangkah ke arah jendela yang merupakan jalan masuknya Fian dan 2 kawannya. Ia melihat ada kail grapping hook mengait di tiang jendela dan tali panjang yang menghubungkan gedung kedua dengan gedung yang mereka tempati. Kean takjub melihat alat yang mereka gunakan untuk meluncur.

"Dari mana kalian mendapatkan alat ini?" Kean menunjuk tali yang melintang di luar.

"Hahaha.... Kami menemukannya di gudang peralatan darurat. Grapping Hook launcher." Jawab Brayen tersenyum. Ia mengingat saat Fian memberitahukan rencananya dengan menggunakan Grapping launcher untuk meluncur.

mendengar kata gudang, Fian membuka suaranya. "Apakah kalian ada yang tau di mana gudang penyimpanan benda bersejarah di gedung ini?"

Lenna mengacungkan jarinya tanda ia mengetahui letak tempat yang Fian cari. "Kau beruntung, tempatnya kebetulan tak jauh dari sini. Kita juga bisa menggunakan tempat itu untuk beristirahat sejenak." Ujarnya. Mata biru Fian berbinar dan mengangguk setuju. Nampaknya ada sebuah benda yang membuat Fian tertarik.

...*************...

Episodes
1 Ada apa ini?
2 kanibal
3 Virus Reyns
4 perjalanan yg melelahkan
5 We are the legend
6 Rencana Evolusi.
7 Petanda dalam mimpi
8 Keunikan Vina
9 Keberuntungan
10 Perkenalan
11 Dendam masa lalu
12 Kisah sedih Geysa
13 Tiga prajurit perang
14 Kisah Vina...
15 kisah Vina [part 2]
16 Pembentukan Team
17 Team Survey one
18 Team Survey Two
19 Feeling Fian
20 Pertunjukan Yang Sebenarnya
21 Rencana Cadangan
22 Run!!!
23 The runners..
24 sama skak....
25 Kapten John, Elwis, dan Dokter Richard
26 Bad Plan or Good Plan???
27 Pesta Senjata
28 Luka Vina
29 Hubungan The Tree dengan Charlie.
30 Teka-Teki Dokter Charlos
31 Fian VS Pria The White Eagle
32 I'm Home!!!
33 Rumah Fian
34 Rumah Fian [Part 2]
35 Rencana Kepergian Charlie
36 Mengecek Pangkalan Militer
37 Ceroboh....
38 Rencana Perjalanan
39 perpisahan...
40 Perjalanan Menuju Desa Fan
41 Perjalanan Menuju Desa Fan [part 2]
42 Perjalanan Menuju Desa Fan [Part 3]
43 Perjalanan Menuju Desa Fan [part 4]
44 Bertemu Para Survivor
45 Selamat Datang Di Desa Fan!!!
46 Keadaan Markas The Tree....
47 perkenalan singkat....
48 Undangan Pelatihan.
49 Diskusi malam
50 Ujian Awal...
51 Keheningan Meja Makan.
52 Hujan Pertama...
53 "Welcome back, my Friend!!"
54 kembali lengkap.
55 What is Wrong With Me???
56 Latihan Lanjutan
57 Serangan di Desa
58 Kecemasan Rian
59 Serangan Reyns Kedua...
60 Konflik....
61 Informasi dari WSA
62 Perjalanan Menuju Pelabuhan.
63 Perjalanan Menuju Pelabuhan [Part 2]
64 Pelabuhan....
65 Are You Fine???
66 Harapan Dalam Tujuan....
67 Firasat Deri....
68 Really???
69 The Wrong Grudge...
70 Welcome Zein, Lia!!!
71 Zein....
72 Pulau Kundari...
73 Am I A Tough Boy???
74 Sebuah Rencana
75 Selalu Ada Akal...
76 Putus Asa...
77 pengorbanan.
78 Nigeria Island
79 Akhirnya Usai....
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ada apa ini?
2
kanibal
3
Virus Reyns
4
perjalanan yg melelahkan
5
We are the legend
6
Rencana Evolusi.
7
Petanda dalam mimpi
8
Keunikan Vina
9
Keberuntungan
10
Perkenalan
11
Dendam masa lalu
12
Kisah sedih Geysa
13
Tiga prajurit perang
14
Kisah Vina...
15
kisah Vina [part 2]
16
Pembentukan Team
17
Team Survey one
18
Team Survey Two
19
Feeling Fian
20
Pertunjukan Yang Sebenarnya
21
Rencana Cadangan
22
Run!!!
23
The runners..
24
sama skak....
25
Kapten John, Elwis, dan Dokter Richard
26
Bad Plan or Good Plan???
27
Pesta Senjata
28
Luka Vina
29
Hubungan The Tree dengan Charlie.
30
Teka-Teki Dokter Charlos
31
Fian VS Pria The White Eagle
32
I'm Home!!!
33
Rumah Fian
34
Rumah Fian [Part 2]
35
Rencana Kepergian Charlie
36
Mengecek Pangkalan Militer
37
Ceroboh....
38
Rencana Perjalanan
39
perpisahan...
40
Perjalanan Menuju Desa Fan
41
Perjalanan Menuju Desa Fan [part 2]
42
Perjalanan Menuju Desa Fan [Part 3]
43
Perjalanan Menuju Desa Fan [part 4]
44
Bertemu Para Survivor
45
Selamat Datang Di Desa Fan!!!
46
Keadaan Markas The Tree....
47
perkenalan singkat....
48
Undangan Pelatihan.
49
Diskusi malam
50
Ujian Awal...
51
Keheningan Meja Makan.
52
Hujan Pertama...
53
"Welcome back, my Friend!!"
54
kembali lengkap.
55
What is Wrong With Me???
56
Latihan Lanjutan
57
Serangan di Desa
58
Kecemasan Rian
59
Serangan Reyns Kedua...
60
Konflik....
61
Informasi dari WSA
62
Perjalanan Menuju Pelabuhan.
63
Perjalanan Menuju Pelabuhan [Part 2]
64
Pelabuhan....
65
Are You Fine???
66
Harapan Dalam Tujuan....
67
Firasat Deri....
68
Really???
69
The Wrong Grudge...
70
Welcome Zein, Lia!!!
71
Zein....
72
Pulau Kundari...
73
Am I A Tough Boy???
74
Sebuah Rencana
75
Selalu Ada Akal...
76
Putus Asa...
77
pengorbanan.
78
Nigeria Island
79
Akhirnya Usai....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!