Istriku Bukan Boneka
Prolog
Apa yang kita anggap spekta belum tentu membuat pasangan suka.
Contohnya dengan Jumi atau Jumini bela Bela in operasi muka ala Korean Style, tapi nyatanya suaminya tak sejalan dengan pemikirannya.
Yuk ikuti bagaimana rumah tangga mereka setelah ada wajah Korea menyusup
Selamat membaca
Jangan lupa jempolnya ya
Terima kasih
Salam sehat dan semangat.
Jumini yang akrab dipanggil Jumi baru pulang dari Korea. Perempuan dua puluh enam tahun itu kini ia merasa sebagai wanita beruntung. Betapa tidak, karena kini ia tak lagi berwajah sebagai Jumi perempuan kampung yang menurutnya biasa saja. Bahagia memenuhi tinggal dadanya. Karena wajahnya kini bak artis Korea yang jelita.
Jumini merasa sempurna sebagai perempuan dengan memiliki wajah baru. Kulit putih mulus menggantikan kulitnya yang sawo matang. Hidung mancung bertengger dibatas sepasang bibirnya yang mungil memerah alami. Kedua pipi merona, dengan sepasang alis yang sudah ditato berwarna hitam kecoklatan
Sudah setengah jam ia mengatur dirinya di depan cermin. Sesekali ia tersenyum dan sesekali tertawa sendiri.
"Cantik sekali aku ini," pujinya pada diri sendiri. Tak sia sia terbang ke Korea," batin Jumi yang sudah berhasil operasi plastik wajah di Korea Selatan. Makanya wajahnya kini berubah total Dari wajah manis sederhana Jumini, menjadi wajah petpafuan Dari beberapa artis Korea.
Negara yang kerap dijuluki The World's Plastic Surgery Capital itu, sudah memenuhi angan Jumi untuk menjadi perempuan cantik.
"Pasti Bang Dahlan akan bangga dan bahagia jika pulang ke rumah nanti," tak sabar Jumi menunggu kedatangan suaminya dua hari lagi.
Rasa Rindu sudah memenuhi dadanya pada lelaki yang menikahinya dua tahun lalu, dan mereka belum dikarunia anak.
Dahlan seorang pelatuk yang memiliki waktu termasuk tak banyak bersama Jumi istrinya. Namun begitu setiap pulang dari melaut, lelaki lulusan sebuah Sekolah Tinggi Pelajaran itu, selalu menumpahkan kasih sayang penuh pada Jumi sang istri.
Sehingga Jumi merasa kebersamaannya yang terkadang sebulan atau sampai dua bulan bersama sang suami begitu membuatnya bahagia, walau kemudian ia harus menanggung rindu Karena ditinggal Dahlan belayar hingga jangan waktu enam bulan kadang sampai delapan bulan baru pulang.
Mereka melampiaskan rasa rindu lewat hubungan telepon. Video call hampir setiap malam.
Tapi sejak sepuluh hari lalu Jumi menolak untuk dihubungi secara video call. Tentu saja ia tak bersedia walau suaminya memohon Mohon karena kangen, karena dirinya berada di Korea dan sedang menjalani masa pemulihan pasca operasi plastik di wajahnya.
Jangan ditanya bagaimana wajahnya membengkak kemerahan sekeluarnya dari klinik operasi plastik wajahnya.
Luka bekas operasi merubah wajahnya itu sangat menyiksa dirinya. Sakit bila tersentuh wajah yang baru dioperasi itu. Nyeri tak terkirakan.
Jumini harus super sabar dan super duper bisa menahan rasa nyeri yang terjadi pada peradangan sel sel yang mengeluarkan bahan kimia untuk membantu penyembuhan Luka.
Kini penderitaan itu membuahkan hasil. Wajah Jumi telah delapan puluh Lima persen berubah, selain sinar mata tetap sebagai riak mata miliknya. Bentuk pipi yang tirus, serta hidung mungil mancung dan sepasang bibir mungil tipis memerah mendominasi dirinya menjadi Korean Style.
Jumi memang meminta pada dokternya supaya menyerupai wanita Korea. Dengan menculik gambar beberapa artis negara yang tak terlalu besar itu, kini dokter ahli bedah plastik itu telah berhasil menjadikannya orang lain.
"Sayang ayolah kita PC Kan Abang sudah kangen hampir sepuluh bulan tidak jumpa denganmu," bujuk rayu Dahlan tak mempan.
"Abang sabar ya sayang, nanti setelah Abang Di rumah pasti Abang semakin sayang pada Jumi,"
"Memangnya kenapa sayang?" Penasaran suara Dahlan kemarin Malam.
"Ada kejutan untuk Abangku sayang," ujar Jumini yang memang untuk membahagiakan Dahlan rela bersakit sakit merubah tampilan wajahnya.
"Oke sayang Abang sudah nggak sabar ingin melihatmu, awas ajah nanti pasti Abang habisi kamu ..." Ujar Dahlan tertawa senang.
Jumini tersenyum mengenang telepon Dahlan yang selalu menumpahkan kerinduannya. Cintanya dan kesediaannya.
"Bang Jumi suka khawatir Abang main cewek di sana, kan banyak yang cantik dan menarik, dibanding Jumi yang orang kampung lagipula nggak cantik," Rajuk Jumini yang memang selalu cemas jika Dahlan terpikat gadis cantik dan putih kulitnya, serta mungil tubuhnya bak artis Korea.
"Sayangnya Abang cuma Jumi. Abang nggak akan tergoda cewek mana pun," ujar Dahlan selalu menekankan tentang cinta dan kasih sayangnya.
Jumi tersenyum. Kini ia tak perlu lagi cemas dan ketakutan Dahlan terpikat cewek lain, toh dirinya kini tampil modis dan putih mulus serta cantik bak artis Korea kesukaannya.
Pakaiannya pun sudah pula berubah. Dari baju longgar kini diganti kaos pas Di badan serta celana ketat.
Rambut panjangnya telah ia potong terlepas menggantung di atas pundaknya. Bak gadis manja kini penampilannya dengan bentuk rambut lurus m, menggantikan rambut ikal legam miliknya.
Dahlan dan Jumini pasangan muda yang berangkat dari kampung halaman. Berdua mereka mesra ke Jakarta. Menumpang di rumah saudara Jumi beberapa hari, lalu mengontrak rumah petak sederhana di perkampungan. Hingga tiga Bulan kemudian Dahlan diterima sebagai pelaut dengan pangkat Masinis di sebuah kapal perusahaan milik Dubai.
Setiap Bulan Dahlan mengirimkan uang gajinya separuh pada Jumini. Perempuan kampung macam Jumini sangat pandai berhemat. Uang kiriman Dahlan lebih banyak ditabung. Ia makan seadanya, karena prinsipnya bersama Dahlan ingin beli rumah.
Bukan hanya uang gaji yang diterima Jumini. Bahkan setiap Dahlan pulang belayar suaminya menyerahkan sisa gaji yang masuk ke rekening lelaki itu, pada dirinya. Pokoknya semua keuangan Dahlan setiap pulang belayar diserahkan pada Jumi.
Kali ini Dahlan belayar untuk kali kedua, dan Jumi yang suka nonton drama Korea, atau istilahnya Drakor itu terobsesi ingin memiliki kecantikan bak artis yang kerap ditontonnya.
Si Jumi ini sangat naif pikirannya. Ia mengira Dahlan akan lebih menyayanginya setelah dirinya merubah wajahnya jauh lebih cantik.
"Aku sederhana saja Bang Dahlan sangat sayang padaku, apalagi secantik ini," batin perempuan yang memilih pindah rumah dari petakannya ke sebuah rumah di komplek perumahan.
Dahlan setuju saja yang penting istrinya senang, sewa yang empat kali lebih besar dari rumah petakannya tak masalah.
Dengan uang tabungan pemberian suaminya yang belayar sudah dua puluh bulan, tentu saja biaya operasi wajah tak jadi masalah. Kisaran gaji suaminya lumayan perbulannya dibayar dolar. Puluhan juta tiap bulan masuk ke rekeningnya. Sehingga dengan tempo dua puluh bulan belayar pundi pundi uang Jumi mencapai ratusan juta rupiah.
Besok suaminya belayar. Ini adalah hari pertamanya Jumini menempati rumah yang disewanya lewat agen. Maka kini tak Ada lagi foto lama yang ia padang disetiap sudut rumahnya. Bahkan foto pernikahannya dengan Dahlan dan foto lainnya telah ia sulap dengan wajah Koreanya kini.
Jumi tersenyum menatap foto foto dirinya dengan Dahlan dengan wajah barunya.
Ah, rasanya perempuan itu tak sabar ingin segera bertemu suaminya besok. Pasti lelaki itu
Tibalah hari kedatangan Dahlan. Jumini berdandan semodis dan secantik mungkin untuk menyambut suaminya.
Tampilannya bagai bumi dan langit dengan Jumini waktu ditinggal Dahlan belayar dulu. Inilah yang dibanggakan Jumi. Tampil cantik dan modern untuk menyambut suami tercinta.
Dahlan mengetuk pintu. Tapi ternyata pintu sengaja tak dikunci Jumi. Maka lelaki itu masuk.
"Assalamu'alaikum, Jumi sayang Abang datang bawa selangit rindu padamu,"
"Wa' alaikum salam," jawab Sumi dari kamar.
Dahlan tercengang merasa Ada yang aneh saat memandang foto Jumi berwajah Korea digantung di dinding kamar.
"Wah aku salah masuk rumah," batin Dahlan panik.
Saat itu Jumi muncul.
Dahlan tercengang semakin yakin salah masuk rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments