Bab14 Dituduh Mencuri Kornea Mata

"Ibu Dahlan pamit pada saya ya Ibu Dahlan yang saya kenal," ujar Karnito Pak erte setempat.

Ya Mas Dahlan Mbak Jumi ya Mbak Jumi yang saya kenal, bukan perempuan itu, kayaknya kita kita di sini nggak pernah tahu deh sama perempuan itu," ujar Bu Surti tetangga depan rumah.

"Memang itu foto siapa Mas Dahlan," seru Nani yang tak mengerti tentang cerita foto yang dibawa Dahlan.

"Cantik amat, yak, kayak artis yang main Di Drakor sore Hari," seru Ibu Hindun yang memang tergila gila dengan drama Korea yang tayang secara bersambung setiap sore di Salah satu stasiun televisi.

"Jadi istri saya tak pernah bareng sama perempuan ini, ya, Bu Ibu?" Tak ada waktu bagi Dahlan untuk menceritakan kronilogi istrinya menghilang.

"Tak pernah Mas Dahlan," seru Bu Mary yang paling tua di gang itu yang paling heboh.

"Siapa dia Mas Dahlan cantik amat," seru Bu Naila sampai melebarkan mata melihat kecantikan foto di tangan Bu Mery.

"Temannya Mbak Jumi," sahut Bu Mery sok tahu.

"Wah Mbak Jumi hebat punya teman secantik artis Korea," desis Hindun.

"Cantik tapi berduri ini perempuan, Bu," gusar suara Dahlan.

Para Ibu saling pandang dengan tatap penuh tanda tanya.

"Pak Erte kenapa perempuan itu, atuh?' Ibu Mery kepo menatap Pak Ertenya dengan tatap ingin tahu.

Yang lain pun berkerumun ingin Minta bocoran pada ketua Rukun Tetangga mereka siapa gerangan perempuan cantik yang fotonya dibawa Dahlan.

Dahlan meninggalkan rumah kontrakan lamanya dengan kecewa dan sedih, karena tak mendapat petunjuk apa pun.

"Berarti dimana mereka bertemu, ya?" Gumam hati dalam tentang perkenalan Jumini istrinya dengan perempuan yang dilaporkan Ke Polisi itu.

Sampai di rumah dalam keadaan hatinya yang galau, sedih dan gusar langsung disambut kedua mertuanya, dengan pernyataan yang semakin membuatnya murka.

"Ya Dahlan Bapak takutnya perempuan itu sudah memindahkan kedua Mata istrimu, karena menurut Emak istrimu mata perempuan itu mirip sekali dengan mata Jumi!"

Dahlan mendidih otaknya sangat murka, hingga mukanya memerah seperti kepiting direbus.

"Ma?" Dahlan menunggu jawab Narsia dengan tegang. Dadanya bagai bedug yang digebuk sekencang mungkin.

Narsia mengangguk Lesuh.

Dahlan terduduk di kursi bagai tak memiliki tulang belulang untuk menyanggah daging di tubuhnya.

"Berarti istriku .... Oh ...!!!" Dahlan menutup muka dengan kedua matanya. Hatinya hancur membayangkan Jumini istri tercintanya dibius diambil kedua matanya. Oh sadis sekali!

Dahlan menangis sesunggukan memikirkan istrinya yang sudah teraniayah. Diambil kedua matanya. Lalu sekarang kalau sudah meninggal jenazahnya dimana?

Melihat Dahlan menangis Narsia pun terisak isak membayangkan putrinya tak memiliki penglihatan lagi.

"Dahlan!" Zainal masih berusaha untuk tegar.

Dahlan segera mengangkat mukanya. Menghapus air matanya.

"Katakan pada polisi paksa perempuan jahanam itu mengaku, apakah anakku masih hidup atau sudah mat!"

"Jika masih hidup biar Emak rawat di kampung, biar Emak urus dia. Jumi anakkuu uuhh .." tangis Narsia sangat memikirkan hati.

Zainal sangat sedih melihat keadaan istrinya. Ia harus kuat tidak boleh lemah harus bisa membuat istrinya just juga.

"Mak jangan terus menerus begini nanti dirimu sakit, kalau Kita lemah nanti siapa yang akan merawat Jumi putri kita ..

" Dirangkulnya Narsia istrinya.

'"Hatiku bukan lagi teriris, Pak, tapi tertunduk rasanya mengingat nasib anak kita, Pak ..." Narsia terisak isak di pelukan suaminya. Rasanya sakit tak terobati oleh dokter mana pun.

"Bagaimana pun keadaan Jumi saya yang bertanggung jawab untuk merawatnya, Mak. Saya cinta Jumi bagaimana pun keadaan dia, Pak, percayalah.." mantap suara Dahlan.

"Tapi bagaimana kalau anakku sudah buta, Lan, apa kamu masih mau menerimanya?" Sangat sedih suara Narsia menatap Dahlan diantara derai air matanya.

Dahlan turun dari kursinya, berjalan dengan lututnya menuju ketempat duduk Narsia.

"Mak," seru Dahlan bersimpuh di depan Narsia, "Dahlan yang membawa Jumi ke Jakarta, sekarang dia buta, tetap Dahlan tak akan meninggalkannya, Pak, sumpah, Mak, Dahlan tetap mencintau Jumi dan tetap akan bersamanya sampai maut memisahkan kami,"

Zainal terkejut menatap menantunya."Bangun Dahlan, bangunlah, duduk di sebelahku," ujarnya dengannada penuh haru.

Dahlan duduk di samping Zainal.

Zainal menepuk pundak Dahlan, "Bapak bangga denganmu, penuh Rasa terima kasih atas cinta dirimu terhadapJumi, rupanya kami tak keliru memilihmu sebagai menantu. Terima kasih ya, Nak, terima kasih,"

"Saya sangat mencintai Jumi, Pak," sahut Dahlan menghapus air matanya.

*

Menunggu hasil tes DNA membuat semuanya tak tenang.

Jumini yang kini hanya tinggal bersama Delia begitu tertekan. Delia selalu menguatkan hati Jumini. Tapi perempuan yang disubukkan dengan perawatan wajahnya akibat cakaran Zainal itu, sangat cemas,bagaimana kalau tiba tiba saja hasilnya negatif?

"Jangan memikirkan yang bukan bukan.Polisi pasti akan bekerja maksimal. InsyaAllah rumah sakit juga akan memeriksa jaringan tubuhnya dengan milik orang tuamu dengan jujur dan amanah sesuai dedikasih mereka di bidang media,"

"Ya Bu saya hanya khawatir saja, jika sampai negatif darimana saya harus memunculkan Jumini yang wajahnya sudah berubah total,"

"Oh ya apakah masih bisa wajah aslimu itu dikembalikan Jum?" Delia asal nyeletuk.

Jumini terkejut oleh pertanyaan Delia.

"Pasti bisakah kan sekarang sekarang jaman canggih?!" Ujar Delia.

"Mungkin bisa ya ..." Gumam Jumini, "Tapi biayanya darimana!"

Jumini tercekat.

Gemetar

Merinding.

Biaya operasi mukanya menghabiskan satu miliyar dua ratus lima puluh juta lebih. Berarti untuk operasi kedua kali dengan permintaan wajah aslinya harus punya uang sebesar itu. Atau bahkan lebih karena dokter ahli kulit Dan kecantikan harus mempertaruhkan ilmu mereka demi mengembalikan kembali wajahnya pada wajah Jumini aslinya.

"Biayanya saya tak sanggup, Bu ..."getir suara Jumini.

"Ya sudah pasrahkan dirimu pada Tuhan, pasrah saja, Dik," tak sampai hati juga Delia melihat perempuan muda yang menderita akibat ulahnya itu.

Selama masa menunggu Dahlan setiap hari ke Kantor polisi. Memastikan perempuan yang dilaporkanmya itu masih Ada.

Tapi ia enggan untuk bertemu dengan Jumini cantik. Nanti saja jika hasil tes sudah keluar akan dibuatnya perempuan itu babak belur jika tidak mengakui perbuatannya mengambil paksa kedua Mata Jumini. Saat ini ia sangat tak ingin bertemu muka dengan penjahat yang telah menyekap istrinya antara hidup dan mati itu.

Walau polisi mengadakan kontak dengan rumah sakit, untuk mencari data pasien bernama Jumini, Dahlan pun mencari ke berbagai rumah sakit kecil, bahkan ke puskesmas, dan rumah sakit di pelisok.

Untuk itu ia .eminta bantuan beberapa orang yang dibayarnya untuk menemukan istrinya itu.

Sedangkan Zainal yang ingin bertemu Jumini di kantor polisi tak diijinkan oleh pihak kepolisian, dengan alasan keamanan.

Polisi khawatir Zainal berbuat anarki, sehingga bisa menghalangi penyelidikan lebih tuntas pada Jumini.

"Saya hanya ingin bertanya dimana anak saya setelah dia operasi matanya untuk dipindahkan ke mata dia yang buta itu Pa!" Zainal berusaha untuk memaksakan kehendaknya pada polisi.

"Maaf Pak, bukan menghalangi atau apa pun tapi biar polisi yang akan introgasi si tertuduh, Pak,'

Zainal terpaksa meninggalkan kantor polisi dengan hati tak puas.

*

Jumini duduk di hadapan polisi dengan pertanyaan atau tuduhan baru.

"Betul Saudari sebelumnya buta, dan mata yang ada pada Saudari ini adalah milik Ibu Jumini yang asli?!"

Bersambung.

*

Episodes
1 Bab. 1 Wajah Cantik Untuk Suami Tercinta
2 Bab 2 Istri Cantik Jelita Ditolak Suami
3 Bab 3 Dilaporkan Ke Polisi
4 Bab.4 Tanda Di Tempat Rahasia
5 Bab 5 Rencana Tes DNA
6 Bab.6 Bertemu Sahabat Lama
7 Bab.7 Dilaporkan Sebagai Pencuri
8 Bab 8 Menjemput Mertua Dengan Gugup
9 Bab 9 Mertua Berharap Istri Hamil
10 Bab 10 Disambut Peluk Dan Tangis Jumi Jelita
11 Bab.11 Ditampar Ayah Sendiri
12 Bab 12 Menuju Tes DNA
13 Bab 13 Mencari Jejak Istri Tercinta
14 Bab14 Dituduh Mencuri Kornea Mata
15 Bab 15 Jelang Dibacakan Hasil Tes DNA
16 Saat Hasil Tes DNA Dibaca
17 Gejolak Jiwa Yang Mengganggu
18 Wajah Cantik Penuh Duka
19 Pertemuan Suami Istri
20 Tak Bisa Bercinta
21 Rencana ke Psikolog
22 Hati Yang Tersiksa
23 Rencana Pisah Tempat Tinggal
24 Bab. 24 Perasaan Dan Hati Bertolak Belakang
25 Bab.25 Pasrah Dalam Luka
26 Bab 26. Bertekat Berjuang Sendiri
27 Bab.27 Kecurigaan Seorang Ibu
28 Bab.28 Pencarian Yang Tak Memberikan Hasil
29 Bab. 29 Semakin Mumet Kedua Orang Tua Akan Berkunjung
30 Bab 30 Persiapan Ke Jakarta
31 Bab.31 Menjadi Idola Di Tempat Baru
32 Bab 32 Dukungan Secara Moral
33 Bab.33 Telepon Dari Orang Tua Tentang Mertua Mau Datang
34 Bab.34 Pertemuan Dengan Sajak Yang Langsung Jatuh Hati
35 Bab 35 Kencan Pertama
36 Bab 36 Dukungan Suami Perempuan Yang ditaksirnya
37 Bab.37 Pasrah Jika Diceraikan Mertua
38 Bab.38 Sajak Terpikat Jumini Jelita
39 Bab.39 Menjemput Orang Tua Ke Bandara
40 Bab.40 Menolak Menantu Cantik Jelita
41 Bab. 41 Hati Yang Gundah
42 Bab.42 Perhatian Dan Cemburu Pada Jumini
43 Bab 43 Demi Cinta Ingin Memiliki Wajah Lama Lagi
44 Bab. 44 Pertemuan Pilu
45 Bab.45 Sidang Pertama Perceraian
46 Bab. 46 Rencana bercerai Tetap Berlanjut
47 Bab 47 Setelah Bercerai Dan Pengunjung Penggemar Jumini
48 Bsb.48 Supaya Tidak Terobsesi Operasi Wajah
49 Bab 49 Mimpi Indah Perjaka Jatuh Cinta
50 Bab.50 Kembali ke jakarta
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab. 1 Wajah Cantik Untuk Suami Tercinta
2
Bab 2 Istri Cantik Jelita Ditolak Suami
3
Bab 3 Dilaporkan Ke Polisi
4
Bab.4 Tanda Di Tempat Rahasia
5
Bab 5 Rencana Tes DNA
6
Bab.6 Bertemu Sahabat Lama
7
Bab.7 Dilaporkan Sebagai Pencuri
8
Bab 8 Menjemput Mertua Dengan Gugup
9
Bab 9 Mertua Berharap Istri Hamil
10
Bab 10 Disambut Peluk Dan Tangis Jumi Jelita
11
Bab.11 Ditampar Ayah Sendiri
12
Bab 12 Menuju Tes DNA
13
Bab 13 Mencari Jejak Istri Tercinta
14
Bab14 Dituduh Mencuri Kornea Mata
15
Bab 15 Jelang Dibacakan Hasil Tes DNA
16
Saat Hasil Tes DNA Dibaca
17
Gejolak Jiwa Yang Mengganggu
18
Wajah Cantik Penuh Duka
19
Pertemuan Suami Istri
20
Tak Bisa Bercinta
21
Rencana ke Psikolog
22
Hati Yang Tersiksa
23
Rencana Pisah Tempat Tinggal
24
Bab. 24 Perasaan Dan Hati Bertolak Belakang
25
Bab.25 Pasrah Dalam Luka
26
Bab 26. Bertekat Berjuang Sendiri
27
Bab.27 Kecurigaan Seorang Ibu
28
Bab.28 Pencarian Yang Tak Memberikan Hasil
29
Bab. 29 Semakin Mumet Kedua Orang Tua Akan Berkunjung
30
Bab 30 Persiapan Ke Jakarta
31
Bab.31 Menjadi Idola Di Tempat Baru
32
Bab 32 Dukungan Secara Moral
33
Bab.33 Telepon Dari Orang Tua Tentang Mertua Mau Datang
34
Bab.34 Pertemuan Dengan Sajak Yang Langsung Jatuh Hati
35
Bab 35 Kencan Pertama
36
Bab 36 Dukungan Suami Perempuan Yang ditaksirnya
37
Bab.37 Pasrah Jika Diceraikan Mertua
38
Bab.38 Sajak Terpikat Jumini Jelita
39
Bab.39 Menjemput Orang Tua Ke Bandara
40
Bab.40 Menolak Menantu Cantik Jelita
41
Bab. 41 Hati Yang Gundah
42
Bab.42 Perhatian Dan Cemburu Pada Jumini
43
Bab 43 Demi Cinta Ingin Memiliki Wajah Lama Lagi
44
Bab. 44 Pertemuan Pilu
45
Bab.45 Sidang Pertama Perceraian
46
Bab. 46 Rencana bercerai Tetap Berlanjut
47
Bab 47 Setelah Bercerai Dan Pengunjung Penggemar Jumini
48
Bsb.48 Supaya Tidak Terobsesi Operasi Wajah
49
Bab 49 Mimpi Indah Perjaka Jatuh Cinta
50
Bab.50 Kembali ke jakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!