Bab 19
Alvin tidak menyangka kalau Nadia akan mengonsumsi obat tidur dan obat penenang, belum lagi obat itu di campur dengan alkohol, mau tidak percaya tapi ini nyata adanya.
Karna hari mulai siang, akhirnya Alvin memutuskan untuk ke kantor saja, apalagi beberapa hari ke depan ia akan berangkat berlayar, rencana sebelumnya berangkat ia harus menyelesaikan pekerjaan yang ada disini.
“Lon aku mau kamu mencari kegiatan Nadia dua tahun terakhir ini”
“Maksudnya tuan”
“Kamu sudah cukup pintar untuk mengartikan apa maksud saya”ucap Alvin yang tidak mau berbicara dua kali.
“Baik tuan, saya akan segera laksanakan”
“Bagaimana dengan keberangkatan syaa berlayar, apakah semua sudah beres”
“sudah tuan, tuan akan berlayar selama lima hari sekalian meninjau pembangunan kapal pesiar kita, dan tuan akan berlanjut berlayar ke Bali sambil meresmikan kapal barang yang akan beroperasi”
“Baiklah, kamu boleh keluar”
Setelah Delon keluar Alvin kembali disibukkan dengan dokumen yang sudah menumpuk di
meja kerja.
Memeriksa setiap lembar dokumen tanpa terlewatkan sedikit pun.
Seperti perintah Alvin sebelumnya sebagai istri yang baik Nadia memutuskan untuk pulang ke rumah Alvin, ia belum pulang kerumah orang tuanya, ia masih cukup trauma dengan kepergian mamanya.
“Loh nad sudah pulang nak”ucap nyonya ayu menyambut Nadia.
“Sudah mah”ucap Nadia tersenyum.
“Iyh sudah kamu istirahat ngih, pasti kamu kelelahan kan”ucap nyonya Ayu “nanti di antar sama pelayan iyh”
“Ngk usah mah, Nadia bisa sendiri kok ke kamar kak Alvin, lagian sudah tau juga kok dimana kamarnya”ucap nadia.
“Baiklah mamah tinggal duluh iyh, mau antar makan siang ke kantor papah”ucap ayu lalu pergi meninggalkan Nadia.
Seperginya nyonya Ayu, nadia bukannya pergi ke kamar Alvin tapi malah pergi ke kamar pembantu, kamar yang ia tempati sejak menginjakan kaki dirumah itu.
“Nona ada yang bisa kami bantu..? sepertinya nona sedang kebingungan”
“Bisa minta tolong ambilkan baju ganti syaa dari kamar Alvin..?kalau bisa pindahkan semua baju-baju sya ke kamar ini”ucap Nadia.
“Tapi nona, kami disuruh nyonya ayu buat menyusun barang anda di kamar tuan Alvin”
“jangan ambil semua, sisahkan aja beberapa supaya mama ngk tau kami pisah kamar, kalian tau kan ngimna hubungan pernikahan dengan Alvin, mungkin tidak perluh aku jelaskan seperti apa”ucap Nadia.
“bukannya nona dan tuan Alvin saling mencintai makaya memutuskan untuk menikah”
“Panjang ceritanya, dan kalaupun di ceritakan mungkin satu Minggu tidak akan selesai”ucap Nadia.
“Baiklah nona, kami akan segera pindahkan bebrpa barang nona kesini”
Pelayan mengambil barang-barang nya yang ada di kamar Alvin, sedangkan Nadia memutuskan untuk menunggu di kamar pembantu.
Ketika sore pun menyambut semua pelayan sudah disibukkan dengan kegiatan untuk menyiapkan makan malam.
“apakah Nadia sudah pulang”ucap Alvin baru pulang dari kantor.
“Sudah tuan, nona Nadia sedang berada di kamarnya”
Alvin langsung naik ke kamarnya yang ia yakini Nadia sedang berada disnaa. Sampai dikamar ternyata Alvin tidak menemukan dimana Nadia, sejak ia berpikir apakah ia salah kamar dan pada kenyataannya ia tidak salah kamar.
Karna tidak menemukan dimana Nadia, akhirnya Alvin memutuskan untuk keluar dari kamar.
“Nadia di kamar mana.?emang kamar sya ada berapa”ucap Alvin ke salah satu pelayan yang kebetulan lewat.
“nona Nadia di kamar pembantu tuan”
Yap hampir saja Alvin lupa kalau selama disiini Nadia menempati kamar pembantu, dan untungnya saja ia bertanya kepada pelayan kalau ia bertanya kepada mamah ayu, akan beda ceritanya.
Alvin langsung masuk ke kamar pembantu yang Nadia tempati, ia masuk tanpa mengetuk. Sampai dikamar ia melihat Nadia sedang tidur sambil memeluk bantal guling seperti anak kecil.
“Tidur muluk nih anak tapi bisa punya usaha cafe”guman Alvin sambil duduk disamping ranjang Nadia.
Lagi dan lagi Alvin memandang wajah Nadia yang terlelap dengan damai.
“cantik”guman Alvin sambil menyisihkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah Nadia.
Alvin akui kalau Nadia sangat cantik, wajah putih mulus tanpa ada goresan sedikit pun, wajar kalau banyak pria yang mengejar-ngejar nadia.
Dapat ia pastikan kalau Nadia habis menangis kelihatan dari mata Nadia yang masih basah dan sedikit bengkak, mungkin Nadia cukup lama menangis.
“Nad bangun kita harus pindah sekarang”ucap Alvin mengoyangkan tubuh Nadia.
Sepertinya Nadia baru saja tertidur terbukti dari ketika tubuhnya di goyang sedikit ia langsung membuka matanya.
“Harus banget sekarang iyh”ucap Nadia dengan suara serak, serak bukan karna habis bangun tidur tapi serak karna habis menangis.
“Iyh, soalnya besok gue mau berangkat berlayar, jadi sekarang kita harus pindah”ucap Alvin sambil berdiri.
“Gue tunggu di mobil”langsung pergi dari kamar.
“Tapi barang gue kayak ngimna, belum juga di kemas”teriak Nadia terkejut.
“Nanti pelayan yang antar ke apartemen”teriak Alvin.
Mau tidak mau Nadia mengikuti Alvin untuk pindah ke apartemen, sampai di halaman rumah Nadia mencari dimana mobil Alvin karna cukup sulit mencari mobil yang digunakan Alvin karna di garasi cukup banyak mobil yang terparkir.
“Nadia”pekik Alvin keluar dari mobilnya lalu buru-buru menghampiri Nadia.
“Kenapa Lo ngk ganti baju duluh, Lo ngk nyadar para penjaga disini lihatin Lo terus”pekik Alvin lagi.
“Emng kenapa kalau di lihat”ucap Nadia bingung kenapa Alvin harus seheboh itu.
“Pyaman yang Lo pakai tipis Nadia, lekuk tubuh Lo kelihatan, tolong kalau mau jadi penggoda itu jangan disini”ucap Alvin sambil membuka jas kerjanya lalu memakaiankan kepada Nadia.
Karna Nadia keluar dari rumah menggunakan pyama berbentuk gaun yang cukup tipis sehingga cukup memperlihatkan kemolekan tubuh Nadia.
Plakkkkkkk
Mendengar kata penggoda keluar dari mulut Alvin, Nadia langsung menampar Alvin di depan para penjaga dan pelayan.
“Jaga mulut Lo iyh, sejak kapan gue jadi penggoda..?Lo ngk tau apa-apa tentang gue, jadi berhenti sok tau segalanya tentang gue paham”ucap Nadia menekan setiap kata-kata nya.
“Kalau bicara itu mikir duluh, ok gue salah, tapi ngk seharusnya Lo berbicara seperti itu tentang gue, Lo ngk punya hak atas hidup gue”ucap Nadia dingin.
Tanpa sadar Alvin telah menyakiti hati Nadia dengan menyebut gadis itu penggoda, apalagi saat ini keadaan hati Nadia sedang sensitif jadi wajar kalau Nadia mudah tersinggung.
“Nad”teriak Alvin mengejar Nadia.
“Tungguh nad, kita sama-sama berangkat”ucap Alvin menahan tangan Nadia “pakai mobil gue aja”
“stop ngejar gue Alvin Pratama, gue benci sama Lo”ucap Nadia dingin menatap Alvin tajam.
“Ok, gue minta maaf nad, gue ngk segaja berbicara seperti itu, ayolah itu hal biasa”ucap Alvin tanpa rasa bersalah sedikit pun.
“ngk segaja Lo bilang..?tapi Lo sadar mengucapkan itu Alvin, otak sama mulut Lo bekerja dengan baik ketika mengucapkan itu”ucap Nadia semakin kesal kepada Alvin.
“Ok buat Lo itu hal biasa tapi tidak buat gue, itu sudah di luar kendali, karna pada dasar gue ngk pernh menjadi penggoda paham Lo”ucap Nadia menghempaskan tangan Alvin.
“Saran gue sebaiknya Lo lebih belajar menghargai perasaan orang”ucap Nadia lagi “mana kunci mobil gue, gue bisa berangkat sendiri”
“Ngk, kita satu mobil aja”ucap Alvin tidak memberikan kunci mobil Nadia yang kebetulan ada di kantong celananya.
“gue ngk sudi satu mobil sama manusia kayak lo. Baiklah gue bisa naik taksi”ucap Nadia meninggalkan garasi mobil.
Apa..?
Naik taksi..?
Malam-malam seperti ini..?dengan pakai tipis seperti itu..?
Sungguh Alvin tidak bisa membayangkan hal itu. Dia memang tidak mencintai Nadia tapi biar bagaimana pun Nadia itu istri jadi wajar kalau ia tidak rela tubuh Nadia menjadi pusat perhatian. Apalagi Nadia akan satu mobil dengan pria lain yang notabennya sopir taksi online.
“Please, kali ini Lo nurut smaa gue nad, ngk mungkin Lo naik taksi dengan pakaian seperti ini”ucap Alvin menurun volumen suara sambil memeluk Nadia dari belakang.
“Lepas gue Alvin, gue mau naik taksi aja”ucap Nadia sambil melepaskan pelukannya Alvin.
“Ngk Nadia, please naik mobil sama. Gue minta maaf soal yang tadi”ucap Alvin sambil mempererat pelukannya.
Entahlah dorongan dari mana ia dengan begtu refleks memeluk Nadia dari belakang, hatinya mengatakan tidak rela jika Nadia harus satu mobil dengan pria lain apalagi malam-malam seperti ini.
“Tolong Al, lepasin gue”rengek Nadia, keluar sudah sikap manjanya Nadia.
“Kita satu mobil Nadia”ucap Alvin sambil membalikan tubuh Nadia.
“Tolong kali ini Lo nurut sama gue”ucap Alvin sambil menuntun Nadia masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments