“jadi cewek itu ibu tirinya Nadia..? berarti bokapnya Nadia selingkuh dong..?asli ini benar-benar gila, zaman sekarang masih ada seperti itu”batin Alvin terkejut setelah mendengar perbedabatan Nadia dan Rania.
“Lo ngk ngerti posisi gue Nad, gue juga ngk mau menikah dengan bokap Lo kalau ngk di paksa, gue ngk mau jadi orang ketiga ditengah-tengah hubungan bokap nyokap Lo, gue sayang sama Lo nad, gue ngk bermaksud menghianati persahabatan kita, maafin gue Nad”lirih Rania menatap mobil yang di kendaraan Nadia semakin jauh.
“Jadi ternyata Lo istri mudah bokapnya Nadia..?”ucap Alvin menatap Rania.
“Itu bukan urusan Lo, ngk usah merasa kenal sama gue”ucap Rania.
“Gue memang ngk kenal smaa Lo, tapi sesama manusia Lo memang perempuan yang tidak punya hati, kalau pun gue berada di posisi Nadia gue akan melakukan hal yang sama, bahkan gue akan membunuh Lo pada saat itu juga”ucap Alvin.
“Jadi Lo dengar perbicaraan kami tadi..?ngk punya sopan santun”ucap Rania menatap tajam Alvin.
“mobil gue terparkir disini dan kalian berbicara disitu jadi wajar dong gue dengar semua, dan gue ngk habis pikir aja sih, Lo tega menikah sama bokap sahabat Lo sendiri”ucap Alvin lalu masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran.
“Miris sekali”guman Alvin sambil menatap Rania dari kaca spion mobilnya.
Alvin tidak ambil pusing dengan pembicaraan Nadia dan Rania waktu di parkiran tapi ia cukup terkejut ketika mengetahui fakta itu, dimana Rania yang notebene sahabat Nadia tega menjadi orang ketiga di hubungan bokap nyokap Nadia, dan menurutnya apapun alasannya tidak sewajarnya Rania melangkah sejauh itu.
Setelah dari kampus, Alvin memutuskan untuk pergi kekantor, karna secara perlahan ia juga harus mengantikan posisi mendiang Adrian sebagai CEO di perusahaan keluarga mereka.
Setelah kepergian Adrian untuk pertama kalinya Alvin menginjakan kakinya di ruang kerja kakaknya, jika duluh ia waktu libur semester ia hanya berkunjung ke ruang kerja papa vino.
“Bagaimna apakah kamu sudah menemukan apa yang saya perintahkan”ucap Alvin, karna sebelumnya ia sudah memerintahkan Delon sebagai asisten pribadi Adrian untuk menyelidiki foto perempuan yang ada di kamar Andrian.
“Sudah tuan, di dalam map itu semua data-data perempuan itu”ucap Delon sambil menyerahkan map warna merah kehadapan Alvin.
Perlahan tapi pasti, Alvin membuka map yang serahkan oleh Delon, membaca setiap bait kalimat dengan seksama, bahkan untuk menyakinkan kembali Alvin beberpaa kali mengulang membaca data itu.
“Nadia Putri Maharani”beo Alvin bingung.
“Iyh tuan, ternyata gadis yang selama ini di sukai mendiang tuan Adrian adalah mahasiswa nya sendiri”ucap Delon membenarkan ucapan Alvin.
“kamu tidak salah informasi kan Lon”ucap Alvin memastikan kembali.
“Tidak tuan, bahkan foto yang dipajang di makam ada yang di upload di Instragram nona Nadia”ucap Delon menyakinkan Alvin.
“ternyata sebelum gue beraksinya kehidupannya udah miris aja, tapi gue akan membuat hidupnya semakin miris, Lo harus merasakan kematian bang Adrian”batin Alvin sambil tersenyum licik.
“Gue ngk nyangka ternyata bang Adrian mencintai mahasiswa nya sendiri,bahkan sampai rela bunuh diri, hanya demi gue gadis sialan”.
“Lon, lakukan cara apapun supaya wanita itu bisa teringkat denganku, aku tidak peduli bagaimana caranya, mau licik atau apalah, yang penting wanita itu terikat dengan ku”ucap Alvin mulai memikirkan rencananya untuk membalas kematian Adrian.
“Baik tuan”
“Saya mau kamu bergerak cepat Lon”ucap Alvin.
“baik tuan, secepatnya akan saya pastikan nona Nadia teringkat dengan anda”
Alvin tak habis pikir ternyata orang yang di cintai Adrian adalah mahasiswa nya sendiri, wajar sih kalau Adrian jatuh cinta kepada sosok Nadia yang dimana wanita itu cantik apa adanya jadi hal yang wajar jika banyak pria yang tergila-gila kepada Nadia, apalagi Nadia merupakan pewaris tunggal dari perusahaan Maharani grup, suatu perusahaan yang cukup berpengaruh di kota itu setelah perusahaan Pratama family.
Alvin akuin bahwa Nadia sudah masuk dalam tipikal gadis yang sempurna, bahkan menurutnya untuk mencari kekurangan Nadia cukup sulit dikalangan remaja zaman sekarang.
Nadia mengantar sindy pulang kerumahnya karna sindy kebetulan tidak membawa mobil ke kampus.
Sampai dirumah Nadia berpapasan dengan Bram baru pulang dari kantor, Nadia keluar dari mobil begitu juga Bram yang baru saja keluar dari mobil, ternyata di teras sudah ada Rania menunggu kedatangan mereka, lebih tepatnya Rania yang menyambut kepulangan Bram dari kantor.
“Mas sudah pulang”ucap Rania sambil mencium tangan Bram.
“Sudah syang, bagaimana harimu”ucap Bram.
“Cukup menyenangkan”ucap Rania sambil mengambil alih tas kerja Bram.
“Nadia, papah mau ngomong, papah tungguh di ruang kerja”ucap Bram yang melihat Nadia melewati mereka begitu saja.
“Saya tidak punya waktu”ucap Nadia cuek tanpa menatap Bram.
“Nadia, begitu caramu berbicara dengan orang tua, percuma kamu kuliah, sepertinya tidak di ajari sopan santun saja”teriak Bram kesal dengan sikap dingin Nadia.
“iyh saya memang tidak diajari sopan santun, karna orang tua syaa sibuk selingkuh dan akhirnya menikah dan kembali lagi sibuk dengan istri mudahnya”ucap Nadia menatap Bram sekilas lalu melanjutkan langkahnya.
“Pokoknya papah tunggu di ruang kerja”ucap bram tak mau di bantah.
“Saya sibuk banyak kerjaan, kalau memang penting tunggulah sampai pekerjaaan saya selesai”ucap Nadia.
Sedangkan Bram hanya menarik napas panjang melihat tingkah Nadia yabg semakin dingin kepadanya.
“Maaf papah Nadia, kamu semakin susah papah gapai nak”batin Bram menatap kepergian anak semata wayangnya.
“sudahlah mas, jangan terlalu di pikirkan nanti Nadia akan berubah pada waktunya, sekarang kita kekamar yuk”ucap Rania membuyarkan lamunan Bram.
“Sandiwara aja trus Rania, dasar manusia picik”guman Nadia tersenyum miring ketika mendengar ucapan Rania.
Seperti ucapan Bram sebelumnya supaya Nadia menemui di ruang kerja, mau tidak mau Nadia harus kesana.
“Ada apa..?”ucap Nadia dingin.
“begitu caramu berbicara kepada orang tua, ngk punya sopan santun”ucap Bram menatap tajam Nadia.
“Langsung ke intinya aja, ada apa anda memanggil saya kesini”ucap Nadia tanpa menghiraukan tatapan Bram.
“Kamu akan papa jodohkan dengan teman bisnis papa”ucap Bram langsung ke pada intinya.
“Di jodohkan..?”ucap Nadia tersenyum sinis “siapa anda mengatur jodoh saya..?punya hak apa anda menjodohkan saya”
“Jaga ucapan mu Nadia, aku ini orang tuamu kalau kamu melupakan hal itu”ucap Bram menahan emosinya.
“sejak anda membawa wanita itu ke dalam rumah ini, sejak saat itu juga saya tidak menganggap anda orang tua saya lagi, saya hanya mempunyai mama tidak mempunyai papa”ucap Nadia tanpa ragu sedikit pun.
“Berarti kamu anak haram dong, kalau tidak mempunyai papa”ucap Bram.
“Lebih baik Nadia menjadi anak haram daripada mempunyai orang tua seperti anda, pengecut”ucap Nadia segaja menekan kata pengecut.
“Stop Nadia, semakin lama kau semakin kurang ajar, mana Nadia papa yang lemah lembut dan penurut”ucap Bram tak habis dengan ucapan Nadia. “Papa semakin tidak mengenal kamu nadia”
“Mana papa Nadia yang duluh, papa yang perhatian dan hangat terhadap keluarga sendiri, bukan si tukang selingkuh”ucap Nadia membalikkan ucapan Bram “nadia juga tidak mengenal anda lagi, bahkan kita seakan orang asing di rumah ini”
“Nad..”
“Stop pah, Nadia capek pah, Nadia capek dengan keadaan ini, Nadia capek pura-pura kuat pah, Nadia capek terlihat cuek dengan masalah di rumah ini, Nadia capek melihat keadaan mama seperti itu”ucap Nadia seketika itu tangis Nadia benar-benar pecah.
“Apa papah belum puas menyakit Nadia sama mama, papa selingkuh dan menikah dengan sahabat Nadia sendiri, membawa wanita itu kerumah ini seakan tidak terjadi apa-apa, kurang sakit dimana lagi kami pah, sakit pah, sakit sekali”teriak Nadia sambil menangis.
“Lalu sekarang papa mau menjodohkan aku lagi, sandiwara macam apa ini Bangs*k”teriak Nadia habis sudah kesabarannya selama ini.
Berpura-pura cuek melihat masalah besar yang menimpah keluarganya, selalu mencoba menahan air mata ketika melihat keadaan mamanya bersama dengan kebersamaan papanya dengan Rania sahabatnya sendiri.
Hampir dua tahun Nadia terlihat biasa saja, tapi sekarang..?Nadia benar-benar lelah, ia sudah menyerah. Ia pikir selama ini bersikap dingin dan cuek sangat mudah, tapi kenyataannya semua sangat sulit.
“Kenapa pah, atas dasar apa menjodohkan Nadia..?tolong pah jangan buat Nadia semakin gila”tangis Nadia semakin pilu tak habis pikir dengan rencana papahnya, belum cukup ternyata Bram telah menyakiti istri pertamanya.
“Papa kalah tender nad, dan papa harus membayar taruhan itu”lirih Bram.
“Anj*Ng, Bangs*k, papa pikir Nadia barang ahhh..?papa punya banyak uang dan perusahaan untuk mengantikan kerugian tender itu pah, kenapa harus Nadia pah..?Nadia bukan barang pah, Nadia punya hati pah, papah pernh ngk mikirin perasaan Nadia”ucap Nadia semakin terisak.
“Karna mereka menginginkan kamu Nadia, anak perempuan tunggal dari keluarga Maharani”ucap Bram melemah.
“Bolehkah Nadia menyesal telah di lahirkan di keluarga ini..?boleh sekarang juga marga Maharani di lepas dari nama Nadia..?aku benci di lahirkan di keluarga ini”bentak Nadia, tangis itu seketika hilang ketika mendengar ucapan Bram, air mata yang awalnya hendak menetes seketika mengering begitu saja.
Plakk
“Jaga ucapan kamu Nadia, tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu, kamu sudah menghina nama besar keluarga kita”bentak Bram setelah menampar Nadia.
“Keluarga kita..?keluarga anda, anda iyh anda dan syaa iyh saya”ucap Nadia menatap tajam Bram, bekas tamparan Bram seakan tidak terasa lagi di pipi Nadia saat ini.
“Sampai kapan pun Nadia tidak akan menerima perjodohan ini, Nadia tidak peduli mau perusahaan keluarga ini hancur atau tidaknya, dan mulai sekarang stop mengurusi hidup Nadia pah, kita putus hubungan”ucap Nadia lalu meninggalkan ruangan itu.
Brakkkk
Nadia menutup pintu dengan sangat kuat, sehingga figuran yang segaja di tempel terjatuh dan pecah.
“Maafkan papa Nadia, papah tidak bisa berbuat apa-apa nak”batin Bram menatap sendu Nadia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments