Bab 3 TCKK
Ternyata habis dari ruang makan Nadia tidak langsung menuju ke kamarnya, melainkan ia segaja membelokkan langkahnya menuju kamar orang tuanya.
“Mama”ucap Nadia karna melihat Lisa diam sambil memeluk lutut di atas ranjang.
“Nadia syang, gapain ke kamar mama..?kok tumben pagi-pagi datang kesini..?kamu butuh apa syang”ucap Lisa sambil menghapus sisa air matanya.
“Mama nangis..?jangan bilang mama udah tau kalau papa udah nikah lagi”ucap Nadia langsung ke intinya.
“Jawab Nadia mah”ucap Nadia.
“Iyh mamah tau nak, tapi mama belum tau kalau papah sudah menikahi wanita itu, yang mama tau mereka sudah lama berhubungan di belakang mama”ucap Lisa sambil turun dari ranjang. Yap Lisa kebetulan mendengar dengan jelas ketika Bram mengatakan kalau ia sudah menikahi wanita itu.
sakit
Tentu, jika mereka masih pacaran mungkin Lisa bisa memendam rasa sakit dengan mudah, tapi kalau sudah menikah seperti ini Lisa tidak kuat lagi, seandainya jika tidak ada Nadia ditengah-tengah mereka mungkin Lisa sudah memilih pergi.
“Mama udh tau kalau papa selingkuh tapi mama diam aja..?kok bisa-bisanya seperti apa sih mama..?kenapa mama tidak melarang papah selingkuh.?”ucap Nadia tak habis pikir dengan respon mamanya yang biasa aja.
“Mama ngk bisa berbuat apa-apa nak, mama ngk punya kekuatan untuk melawan papah kamu”ucap Lisa sambil berjalan menuju balkon.
“Mah, jangan seperti ini dong, kalau mama memang ngk punya kekuatan untuk melawan papa paling tidak mama pergi meninggalkan papa”ucap Nadia “setidaknya mamah ngk sakit hati ketika melihat papa bersmaa wanita itu”
“Mama ngk bisa syang, mama ngk akan pernh bisa pergi meninggalkan papa mu karna bagaimana pun papah tidak akan melepaskan mama”ucap Lisa menatap lurus kedepan.
“Apakah aku slaah kalau menganggap mama wanita bodoh yang mau masih mau tinggal dengan suami tukang selingkuh”ucap Nadia.
“Kalau mama ngk mau meninggalkan papah, maka Nadia yang akan pergi meninggalkan kalian semua, Nadia ngk sanggup jika sahabat Nadia menjadi ibu tiri Nadia”ucap Nadia lalu meninggalkan Lisa yang masih setia berdiri di balkon.
“Nadia, jangan pernah pergi meninggalkan mama syang, hanya kamu alasan mama untuk bertahan disini, mama ngk mau kalau kamu menjadi korban broken home”ucap Lisa menahan Nadia lalu memeluk anak gadisnya dari belakang.
“Mah dengar Nadia, jika pun Nadia menjadi korban broken home tidak mengubah segalanya mah, Nadia tidak mempermasalahkan semua itu, yang Nadia pikiran adalah perasaan mama sekarang ini”ucap Nadia.
“Tolong hargai keputusan mama syang, jangan pergi dari rumah ini, hanya kamu kekuatan yang mama punya saat ini”ucap Lisa.
“Baiklah mah Nadia ngk akan pergi meninggalkan mama, Nadia akan tetap di sini demi mama, sekarang mama istirahat iyh, Nadia mau mandi duluh”ucap Nadia sambil menuntun Lisa berjalan menuju ranjang.
“Papah ngk tidur dsini lagi kan..?”tanya Nadia lagi.
“Sudah hampir tiga bulan mama sama papa tidak satu kamar lagi”ucap Lisa.
“Ternyata sudah sejauh itu permasalahan hubungan papa sama Mama, jadi apa lagi yang aku harapkan dari papa”batin Nadia.
“Mama istirahat aja Nadia mau ke kamar duluh”ucap Nadia lalu pergi meninggalkan kamar Lisa berjalan menuju kamar.
Brakkkkkk
Aaaaaaa
Sampai di kamar Nadia langsung menghempas semua barang-barang yang ada di atas meja rias.
“Bangs*k, gue benci sama papa, gue benci sama Lo Rania, kalian semua manusia sampah”teriak Nadia sambil melemparkan foto Bram yang segaja memang Nadia pajang di meja kecil dekat ranjangnya
Sekarang kamar itu sudah berubah menjadi kapal pecah, bahkan melebihi dari kapal pecah, yang awal tempat tidur rapi sekarang sudah tidak berbentuk lagi, bantal dan selimut sudah berserakan di lantai, barang-barang yang disusun rapi sekarang sudah tidak berada pada tempat yang wajar, beruntung kamar itu kedap suara jadi tidak ada penghuni rumah yang mendengar teriak Nadia.
Dalam hitungan detik Nadia menghancurkan barang-barang yang ada dikamarnya. Begitulah Nadia, jika ia marah maka akan susah mengontrol diri sendiri.
Puas menghancurkan barang-barang yang ada dikamar, Nadia langsung mengambil kunci mobil dan meninggalkan tempat kamar itu.
“Nadia, mau kemana kamu, makan duluh ini sudah hampir siang”teriak Bram yang melihat Nadia berjaln melewati ruang makan.
“Anda tidak perlu mengantur hidup saya, kemana saya pergi bukan urusan anda”ucap Nadia dingin tanpa menatap Bram.
Untuk pertma kalinya Bram mendengar suara dingin Nadia, yang duluhnya Nadia adalah gadis manja dan hangat sekarang sudah berubah menjadi gadis diingin, padahal tadi malam dia dan Nadia masih bercanda gurau di ruang tamu.
Nadia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bahkan ia tidak peduli dengan pengguna jalan lainnya, ia tetap melajukan mobilnya tanpa tujuan yang jelas.
Sampai kapan pun ia tidak akan pernh menerima kenyataan ini, kenyataan kalau sekarang Rania sahabat karibnya sudah menjadi ibu tirinya, istri mudah papahnya.
“Gue ngk habis pikir ran, Lo tega menghancurkan keluarga gue, gue ngk nyangka Lo menjadi orang ketiga di tengah-tengah hubungan mama dan papa gue, apa salah gue sma Lo Rania, sampai-sampai Lo tega menghancurkan gue lewat bokap-nyokap gue”lirih Nadia.
Nadia memutuskan untuk pergi ke cafe tempat ia nongkrong ketika sedang ada masalah atapun kecewa, cafe dengan panorama yang cukup menarik untuk menenangkan dirinya karna cafe itu menyediakan roftop sehingga kita bisa melihat pemandangan kota dari atas roftop.
Bugkkkk
“Kalau jalan itu pakai mata, baju saya jadi basah kan, itu mata di pakai buat apa sih”ucap seorang pria menatap tajam Nadia, karna Nadia tak segaja menabrak dirinya sehingga menyebabkan bajunya basah.
“Biasa aja kali, baru juga baju basah tinggal ganti aja gapain di bikin repot sih, dimana-mana jalan itu pakai kaki bukan pakai mata”ucap Nadia dingin
“Dasar cewek, bukannya minta maaf malah balik ngomel”ucapnya pria itu “woi tungguh gue belum selesai berbicara, tanggung jawab Lo”
“Gue ngk ada waktu untuk berbicara sama Lo”ucap Nadia pergi meninggal pria itu.
"mau kemana lo..?tanggung jawab duluh baju gue basah"ucap pria itu menahan nadia.
"trus kalau baju Lo basah Lo gue gapain..?Lo mau pakai baju gue..?"ucap Nadia menghempaskan tangan pria itu.
"setidaknya Lo harus tanggung jawab, gue masih ada meeting jadi tidak mungkin gue meeting dengan kondisi seperti ini"ucap pria itu panjang lebar.
"makaya kalau punya otak itu dipakai, kalau baju basah itu tinggal belikan yang baru saja. Gapain harus dibawah ribet"ucap Nadia kesal.
"tidak semudah itu nona, anda harus tetap tanggung jawab"ucap pria itu lagi-lagi menahan lengan Nadia.
"bisa ngk usah memperbesar masalah, kan cuma basah sedikit aja gapain harus dibawah repot"ucap Nadia dingin "lepaskan"
"bakal gue ingat itu muka cewek satu, dasar menyebalkan"guman pria itu sambil menatap punggung Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments