Bab 9 TCKK
Waktu menunjukkan pukul satu, atau karna memang takdir tidak berpihak kepadanya, tepat pukul satu Nadia bangun dari tidurnya padahal jika tidur siang Nadia akan bangun sorenya, tapi entah saat ini Nadia bisa bangun tepat jam satu siang.
Pesan berdandan dengan cantik akan pesan sekilas bagi Nadia, buktinya saat ini Nadia tidak berniat memoles wajah sedikit pun, jadi wajah itu putih mulus tanpa polesan makep up sedikit pun, sedangkan bibir hanya di poles dengan minyak bibir saja.
Nadia langsung pergi ke alamt yang di kirim Alvin, meskipun ponselnya hancur tapi ia masih mengingat sekilas dimana alamt rumah Alvin karna letak rumah Alvin tidak asing bagi Nadia.
“Permisi mas, apakah benar ini alamat rumah alvin”tanya Nadia kepada penjaga rumah.
“Iyh nona Nadia iyh, tuan Alvin sudah menunggu diteras”
“Baiklah”ucap Nadia hendak kembali ke mobil.
“biar kami yang memasukkan mobil anda nona”
“Saya bisa sendiri, buka saja gerbangnya”
“Tolong jangan memperbanyak pekerjaan kamu nona, ini atas permintaan tuan Alvin”
“ohh baiklah”ucap Nadia langsung masuk ke rumah dan benar saja Alvin sudah menunggu di teras rumahnya.
“gue kira seorang Nadia Putri Maharani tidak punya nyali datang kesini”ucap Alvin menatap Nadia.
“Emng peraturan di rumah Lo kayak gini iyh, kalau tamunya harus berhenti di depan gerbang”ucap Nadia kesal sambil mengibas-gibaskan tangannya karna kepanasan.
“Ngk juga sih, tapi tamu yang baru pertma kali kesini biasanya seperti itu”ucap Alvin “lo haus..?”
“Bukan, gue ngantuk”ucap Nadia kesal, bagaimana mana tidak mau ai berjalan kaki dari gerbang utama menuju pintu utama hampir 200meter.
Sejenak Alvin memperhatikan penampilan Nadia, yang hanya menggunakan dress di padukan dengan sepatu pansus senada dengan warna bajunya, tanpa polesan make up sedikit pun.
“tanpa pakai make up gadis ini tetap cantik aja, ngidam apa duluh ibunya pas hamil gadis ini, keluar anaknya secantik ini”batin Alvin menatap penampilan Nadia dari atas hingga kebawah.
“Aduh apaan sih Lo Al, ingat Lo menikah sama dia hanya ingin membalas dendam bang Adrian aja”batin Alvin tersadar ketika sudah memuji ke cantikan Nadia
“ayo masuk, mama sama papa sudah menunggu di dalam”ucap Alvin.
“Aku gapain di dalam, kamu jangan macam-macam iyh”ucap Nadia engga untuk masuk.
“Kamu tinggal mengaku kalau kita pacaran, dan aku juga sudah menceritakan sedikit banyak tentang kamu smaa mereka”ucap Alvin.
“Emang kamu tau tentang aku..?”tanya Nadia.
“Tentu”ucap Alvin.
Akhirnya Alvin dan Nadia masuk ke dalam rumah, ternyata di ruang tamu sudah ada nyonya ayu dan tuan vino yang menunggu kedatangan mereka.
“mah pah ini Nadia, pacarnya Alvin dan seperti yang Alvin minta malam ini kita akan langsung menikah”ucap Alvin to the point’
“Hallo tante, hallo om namanya saya Nadia”ucap Nadia mencium tangan ayu dan vino bergantian.
“wah nak Nadia, kamu pacarnya Alvin..?cantik sekali kamu syang, ternyata Alvin tidak slah pilih calon istri”ucap nyonya ayu antusias
“Ahh iyh Tante, saya sama Alvin pacaran”ucap Nadia gugup.
“kenalkan saya ayu, dan ini papahnya Alvin”ucap nyonya ayu memperkenalkan diri.
“Ma ajak Nadia berbicara sebentar, papah ada urusan sama Alvin”ucap tuan vino “al, ikut papa ke ruang kerja”
Sedangkan Nadia hanya menatap punggung Alvin yang semakin jauh dari pandangannya, jujur sja saat ini ia bingung harus seperti apa untuk pertama kalinya ia menemui lelaki lain seumur hidupnya, karna saking gugupnya untuk duduk pun Nadia tidak sanggup.
“cantik iyh”ucap tuan vino menatap Alvin yabg berdiri dihadapannya “duduklah”
“Maksud papah cantik siapa”ucap alvin.
“Nadia, calon istri kamu, pantasan Adrian tergila-gila kepadanya, orangnya cantik begitu kalau papah masih mudah mungkin saja papa akan jatuh cinta kepadanya”ucap tuan vino terkekh geli “pasti banyak laki-laki yang mengejar-ngejar dia kan”
“Apaan sih pah, orang dia biasa aja masih banyak gadis yang lebih cantik dari pada dia diluaran sana”ucap Alvin.
“Ia banyak, tapi kalau ini cantiknya beda Al, mungkin itu wajahnya belum pernh kenal yang namanya pemutih”ucap tuan vino.
“Kamu jangan terlalu jauh bermain sama dia Al, gadis itu tidak tau apa-apa tentang kematian Adrian, tidak sewajarnya kamu menyalahkan dia”ucap tuan vino masuk ke mode serius.
“Kalau sja dia membuka hati dan peka terhadap perasaan bang Adrian mungkin dia tidak akan bunuh diri pah”ucap Alvin dingin.
“Adrian mencintai nadia dalam diam Al, kalau sja Adrian mengungkapkan perasaan mungkin sana Nadia membuka hatinya”ucap tuan vino.
“Apapun itu pah, Nadia tetap menjadi penyebab kematian bang Adrian, dan Alvin akan membalas kematian bang Adrian”ucap Alvin tegas.
“Baiklah terserah kamu, yang penting papah sudah ingatkan jangan menyakiti Nadia terlalu dalam”ucap tuan vino.
“ hitungan beberapa jam kalian akan segera menikah, ingat satu hal Alvin, calon istrimu adalah gadis cantik, jangan terlalu menyakitinya soalnya banyak pria diluaran sana yang menunggu jandanya”ucap tuan vino menghentikan langkah Alvin yang hendak meninggalkan ruangan itu.
Alvin keluar dari ruang kerja papahnya dengan sedikit gelish, benar!!! Nadia gadis yang cantik kalaupun suatu saat ia membuang Nadia maka pria di luaran sana banyak menunggu jandanya Nadia.
Ya kalau suatu saat pas ia membuang Nadia tidak menaruh perasaan terhadap gadis itu mungkin keadaan akan biasa sjaa, kalau ia membuang Nadia tapi ia sudah jatuh cinta mungkin akan runyap urusannya, karna pada dasarnya cinta datang karna terbiasa bukan..?.
“Ngk, pokoknya gue ngk boleh sampai jatuh cinta smaa Nadia, ingat tujuan Lo Al”guman Alvin menyakinkan dirinya, tak dapat disangkal ketika mendengar ucapan papah vino membuat Alvin sedikit goyang untuk menjalankan aksinya.
Acara yang ditungguh pun tiba, selesai sholat magrib acara pernikahan Nadia dan Alvin pun dimulai.
Dengan di hadiri pihak keluarga saja acara itu berjaln, acara yang sangat sederhana, dekor yang apa adanya, tamu yang datang pun bisa di hitung jari.
Nadia yang mengunakan kebaya bekas pernikahan nyonya ayu tidak melunturkan kecantikan gadis itu, polesan make up yang tipis di wajahnya menambah kesan cantiknya. Jangan tanya Alvin, ia hanya mengunakan stelan jas yang biasa ia gunakan ke kantor.
Tapi siapa sangka walaupun pernikahan itu singkat dan sederhana tak dapat dipungkiri bahwa penikahan itu sah secara agama dan negara, padahal bisa sjaa Alvin menikahi Nadia secara sirih bukan..?.
“kalian sudah sah menjadi suami istri, suami jaga dan sayangilah istrimu karna dia adalah tulang rusukmu yang selama ini hilang, jangan buat dia menangis karna air mata istri yang terjatuh setetes saja sama aja rejeki mu yang terbuang, nafkahilah dia dengan ikhlas”
“Istri, turut terhadap suamimu, layani dia dengan baik, ikutilah dia kemana dia melangkah dan ridho suami adalah jalan istri menuju kesorga”
Setelah penasehat pernikahan memberikan ceramah terhadap mereka maka berakhirnya acara sakral itu.
Semua tamu undangan memberikan selamat kepada mereka tak terkecuali Rania yang turut hadir dalam acara itu.
Ia cukup senang dengan pernikahan Nadia, karna secara otomatis Nadia tidak tinggal bersamanya lagi, jadi tidak ada lagi yang menatapnya sini hampir setiap hari, dan yang paling penting ia tidak akan mendengar perdebatan Nadia dengan Bram yang hampir setiap hari beda pendapat.
Sedangkan Nadia, sepanjang acara berlangsung tidak ada senyun sedikit pun diwajahnya, jika Alvin meminta tersenyum pun Nadia hanya memberikan senyum tipis aja sangat tipis sekali.
“gue mau ke toilet”bisik Nadia ketika melihat Bram hendak berjalan menuju mereka.
“nanti pelayan akan membantumu”ucap Alvin sambil melambaikan tangannya memanggil pelayan.
Sedangkan Bram hanya menatap sendu punggung Nadia, segitunya bencinya kah Nadia kepadanya sampai di hari pernikahan pun Nadia harus menghindarinya.
“Saya titip Nadia kepadamu, dia duluh gadis yang baik dan periang, tapi ia berubah menjadi gadis yang dingin dan cuek”ucap Bram menatap Alvin.
“Mm”ucap Alvin cuek.
“Nak Alvin, mamah titip Nadia iyh, jika kau tidak sanggup lagi menjaganya pulangkan dia denngan baik-baik kerumah kami”ucap mama Lisa sambil mengelus punggung Alvin.
“baik mah, Alvin akan menjaga Nadia sebisa Alvin, Alvin sanggup menjaga Nadia sampai hari tua nanti”ucap Alvin lembut berbeda ketika bersama Bram.
“Titip salam sama Nadia iyh, mamah langsung pulang aja, sering-sering lah bermain kerumah”ucap mama Lisa lagi.
“Mama pulang naik apa..?biar diantar smaa sopir aja”ucap Alvin.
“Mama ada sopir pribadi yang menjemput, dia sudah menunggu didepan”ucap mama Lisa
Sedangkan Bram hanya menatap keakraban Alvin dan juga Lisa.
Hampir dua tahun ia dan Lisa tidak bertegur sapa, ketika ia hendak menegur Lisa selalu menghindar, jangankan untuk bertegur sapa bahkan dalam dua tahun ini bisa dihitung pakai jari berpaa kali mereka makan dalam satu meja yang sama.
Akhirnya acara singkat itu selsai, hanya dihadiri bebrpa pihak dari keluarga saja lebih tepatnya hanya di hadiri oleh para pekerja dirumah itu saja bahkan dari pihak Nadia hanya tiga orang saja yakni Bram, Lisa dan juga Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments