Bab 18 TCKK
Pagi pun menyapa pelahan sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela dan memantul ke mata Nadia.
Perlahan tapi pasti Nadia membuka matanya dan sejenak memandang langit-langit kamarnya.
Ia dapat merasakan beban berat di perutnya ia tau itu adalah tangan Alvin, karna tadi malam ia ingat betul kalau yang membawa ke kamar adalah Alvin.
Perlahan Nadia memindahkan tangan Alvin dari perut tanpa menganggu si empudu, lalu ia duduk pinggir kasur.
Kepalanya cukup pusing pagi ini, inilah akibatnya kalau Nadia minuman keras pasti kepalanya akan berdenyut-denyut seperti di pukulin.
Duduk di samping kasur untuk mengurangi sakit di kepalanya Nadia menarik rambutnya, karna menurutnya dengan menarik rambut bisa mengurangi rasa sakitnya.
“lo sudah bangun”ucap Alvin khas Suara bangun tidur.
“Mmm”
“Lo kenapa..?”ucap Alvin sambil memeluk bantal yang ia gunakan.
“Ngk papa, kepala gue cuma pusing sedikit saja”ucap Nadia semakin menarik keras rambutnya.
“Jangan di tarik rambutnya, itu makin sakit”ucap Alvin sambil turun dari kasur.
“ini lebih baik”ucap Nadia sambil melepaskan rambutnya.
“Lo biasa minum alkohol”ucap Alvin sambil duduk disamping Nadia.
“Dua tahun terakhir ini minum adalah cara terbaik menenangkan pikiran yang sedang kacau”ucap Nadia tanpa menatap Alvin.
“Lain kali jangan minum lagi, ngk baik buat kesehatan Lo, apalagi lo seorang perempuan akan berpengaruh juga buat perkembangan rahim Lo”ucap Alvin menasehati Nadia.
“Kesehatan..?bahkan gue udah lupa cara hidup sehat yang baik”ucap Nadia tersenyum getir, untuk siapa dia sehat saat ini, salah alasan dirinya untuk bertahan sampai sejauh sudah meninggalkannya.
Tok
Tok
Tok
“Gue buka pintu bentar”ucap Alvin sambil berjalan menuju pintu.
“Maaf nona ini..—“
“Tuan sama nona Nadia tidur satu kamar”ucap pelayan terbata-bata apalagi saat ini alvin hanya menggunakan kaos dalam saja.
“Iyh, kenapa”ucap Alvin bingung, kenapa pelayan Nadia begitu terkejut.
“Vina itu suami saya, sarapannya kasih ke dia saja”ucap Nadia dari kamar, ia menyadari sikap keterkejutan pelayannya.
Alvin langsung mengambil alih sarapan yang dibawah pelayan dan meletakkan di atas meja.
“Aku mau mandi sebentar, nanti Delon akan datang mengantarkan seragam ku”ucap Alvin lalu berjlan menuju kamar mandi.
“Baiklah, di kamar mandi ada kok handuk yang bersih”ucap Nadia.
Dan benar saja beberapa saat kemudian seseorang mengetuk pintu yang Nadia yakini itu adalah Delon.
“Maaf nona syaa mau mengantar seragam tuan Alvin”
“Iyh, alvinya lagi mandi, tadi dia udh bilang kok sama aku”
Setelah Alvin mandi mereka langsung serapa, mengingat Alvin hari ini ada kelas pagi.
“lo ngk kuliah..?”ucap Alvin.
“Tidak”ucap Nadia singkat.
“Baiklah kalau begitu, nanti sore aku jemput disini lagi, aku mau kuliah sebentar”ucap Alvin sambil menyelesaikan makannya.
“Ooo iyh, nanti malam gue mau berangkat berlayar beberapa hari ini kedepan, seklian meninjau pembangunan kapal di Jakarta, jadi nanti sore kita harus pindah ke apartemen”ucap Alvin sambil berdiri.
“kenapa harus pindah..?lagian kalau pun pindah ke apartemen gue aja”ucap Nadia keberatan.
“gue suami mu, sudah sewajarnya Lo ikut gue, kita pindah ke apartemen gue”ucap Alvin tak mau dibantah.
Sedangkan Nadia hanya diam saja, benar Alvin tidak bisa dibantah baik dari segi apapun, ia selalu kalah dengan Alvinn
“Lo punya sisir ngk sih”ucap Alvin sambil mencari sisir di meja rias Nadia.
“Ada, lihat sjaa di laci”ucap Nadia tanpa berniat membantu Alvin mencari sisir.
“Nad ini obat apa..?kamu tidak mengonsumsi obat terlarang kan..?”ucap Alvin sambil menyerahkan bebrpaa butir obat pil ke hadapan Nadia.
Bukan mendapatkan sisir Alvin malah mendapatkan beberpa butir obat. Ketika melihat obat itu pikiran Alvin dihantui pikiran negatif, pikiran mulai mengarah ke obat-obatan terlarang.
Tidak
Tidak mungkin Nadia memakai obat itu, ia tau kalau akan sehat Nadia masih bekerja dengan baik meskipun pikirannya di Landa stres yang cukup berat.
“ngak usah ngadi-ngadi itu pikiran, Itu hanya obat tidur”ucap Nadia dingin.
“Buat apa ada obat tidur dsini..?”ucap Alvin.
“Gue sering minum obat tidur setiap malam, karna gue sering susah tidur”ucap Nadia.
“Sejak kapan..?”ucap Alvin penasaran.
“dua tahun terakhir ini”ucap Nadia.
“Sudah ahh snaa, Lo banyak nanya”ucap Nadia kesal.
“Lo tau ngk ngimna bahaya minum obat tidur kalau di konsumsi setiap hari”ucap Alvin kesal tidak menghiraukan ucapan Nadia.
“Gue tau, tapi mau ngimna lagi, jalan satu-satunya supaya bisa tidur iyh hanya dengan obat tidur itu”ucap Nadia tak mau kalah.
“Tapi lo udah minum beralkohol di campur dengan obat tidur mau cepat mati lo, ini dosisnya tinggi nadia”ucap Alvin marah besar.
“kalau dengan mati gue bisa hidup tenang kenapa tidak..?Lo ngk usah ngurusi hidup gue”ucap Nadia.
“Gue udah terlalu capek, ngk guna juga kan gue hidup..?buat apa dan buat siapa gue hidup..?”ucap Nadia.
“Kalau Lo mau mati ngk kayak gini caranya, kalau perlu Lo langsung terjun aja dari lantai tiga restoran ini”ucap Alvin menatap tajam Nadia.
“Mau sih seperti itu, sudah ahh Lo sebaik keluar dari sini, nanti ngk usah jemput gue, karna gue bisa sendiri pulang kerumah”ucap Nadia
Brakkkk
Nadia membanting pintu kamar mandi dengan cukup kuat, untung ruangan Nadia kedap suara jadi pengunjung atau pelayan tidak akan mendengar mereka berdebat.
Lagi dan lagi Mereke kembali berdebat, sejak awal bertemu hingga menikah Nadia dan Alvin selalu berdebat mulai dari hal-hal kecil sekalipun.
Melihat Nadia masuk ke kamar mandi dengan membanting pintu kamar mandi, akhirnya Alvin memilih meninggalkan ruangan itu, karna jika semakin lama ia disana maka semakin ia tidak bisa mengontrol emosinya.
Alvin melajukan mobil Nadia menuju kampus, pikiran masih dihantui dengan obat tidur dan alkohol, benarkah Nadia mengonsumsi dua benda itu secara bersamaan..?
“Lo dimana, gue butuh bicara smaa Lo”ucap Alvin dari sambung telepon.
“..........”
“aku ingin kamu menyelidiki tentang obat yang aku temukan, pokoknya sebelum aku pergi berlayar kita harus bertemu duluh”
“........”
“Gue kesna sekarang”
Ketika Alvin sedang mencari tisu di mobil Nadia tapi tidak menemukan nya, tangannya teralih untuk melihat di dasbor mobil.
“Obat lagi”guman Alvin.
Bukannya menemukan tissu tapi Alvin malah menemukan obat dengan jenis berbeda dari
yang ia temukan di laci ruangan Nadia.
Pagi ini ia menemukan dua jenis obat yang berbeda yang Alvin yakini Nadia selalu meminum obat yang barusan ia temukan.
Tujuan awal ke kampus kini Alvin membelokkan mobil yang ia kendarai menuju salah satu rumah sakit, ia cukup penasaran dengan obat yang ia temukan.
“Dokter dimas ada..?”
“Ada tuan, beliau di ruangannya”
Alvin langsung berjalan menuju ruangan Dimas, sebelmnya ia sudah menghubungi Dimas tadi ketika di perjalanan.
“Ada yang bisa gue bantu”
“gue mau tanya ini obat apa sih..?”ucap Alvin sambil meletakkan obat-obatan dihadapan Dimas.
“Dari mana Lo mendapatkann obat seperti ini..?Lo baik-baik aja kan..?”
“Dari mana gue dapat itu tidak penting, yang penting obat apa itu”ucap Alvin tidak sabaran.
“Ini obat tidur dengan dosin tinggi dan yang ini obat penenang dengan dosis tinggi juga, emang kenapa..?”
“Jika minum obat tidur sama obat penenang lalu sering minum beralkohol apakah itu bahaya”ucap Alvin tidak menghiraukan pertanyaan Dimas.
“Lo masih nanya bahaya atau tidak..?sebelum gue jawab Lo pasti udah tau jawabannya kan..?”,,, di
.,,.,
“Lo jangan mengajak gue teka teki soal obat, cepat jelaskan”ucap Alvin kesal.
“Itu bisa menyebabkan pusing yang berlebihan setelah bangun tidur apalagi kalau obat itu di campur dengan alkohol, dan keadaan jantung kurang baik hingga tekanan darah tinggi yang menyebabkan seseorang suka marah-marah dan tersinggung”
“Apalagi jika obat tidur di campur dengan alkohol dan obat penenang sangat sulit di definisikan tapi kata kasarnya itu sama saja membunuh diri secara perlahan dengan waktu yang singkat, awalnya memng ketika mengonsumsi ketiga hal itu seseorang akan merasa tenang dan nyenyak tidur, tapi itu akan bereaksi ketika kita sudah bangung tidur”
Apa..?
Tidak mungkin..?
Jangan bilang Nadia mencampur obat tidur itu dengan alkohol mengingat tadi malam Nadia cukup nyenyak tidak bahkan tidak terusik sedikit pun dan yang lebih menyakinkan lagi bangun tidur kepala Nadia pusing.
Apalagi Alvin ingat betul tadi pagi Nadia mengatakan kalau sudah mabuk pasti besok paginya kepalanya akan pusing, dan bagi
Nadia itu sudah hal biasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments