bab 8 TCKK kita menikah

Bab 8 TCKK

Setelah tiga hari tidak kuliah akhirnya Nadia memutuskan untuk masuk kuliah hari ini, meskipun ia harus melawan rasa mood yang sangat tidak baik sejak bertemunya dengan Alvin tadi malam, tapi sebisa mungkin Nadia harus berangkat kuliah.

“Nadia, papa titip Rania iyh, soalnya papa ngk bisa antar kekampus”ucap Bram yang menghentikan langkah Nadia ketika melewati ruang makan.

“Kan ada sopir, kenapa harus sma Nadia”ucap Nadia sambil mencomot buah anggur yang ada di atas meja.

“Sopir mau di pakai mama mu, jadi papa minta tolong sama kamu supaya Rania berangkat bersama mu”ucap Bram.

“Ada taksi online hidup jangan di bikin susah”ucap Nadia bingung.

“nadia, papah minta tolong sama kamu apa susahnya sih, tinggal turuti aja kok”ucap Bram kesal.

“Sudah mas, Rania naik taksi aja”ucap Rania menahan emosi Bram.

“Tuh dia katanya mau naik taksi, dianya aja ngk keberatan kok”ucap Nadia sambil meninggal ruang makan.

“Berhenti Nadia atau mobil kamu papah tarik”teriak Bram menghentikan langkah Nadia.

“Apa hak papah menarik mobil saya, anda lupa membeli mobil itu pakai uang tabungan saya, jadi saya berhak dong menentukan siapa aja yang naik ke mobil itu, dan manusia sampah tidak boleh naik ke mobil itu”ucap Nadia yang membuat Bram diam seketika.

Benar adanya, mobil yang di gunakan Nadia saat ini adalah mobilnya sendiri, Nadia membeli mobil itu menggunakan uang tabungan, sedangkan mobil yang diberikan Bram ketika kelulusan Nadia tidak dipakai Nadia sejak kejadian dimana Bram terang-terangan membawa Rania ke rumah mereka.

“Sudah mas, ini masih pagi ngk baik ribut, Rania pakai taksi aja toh sama aja”ucap Rania menghentikan keributan pagi ini.

Selalu saja dua tahun terakhir ini jika Bram dan nadia bertemu pasti yang terjadi hanya pertengkaran saja, Bram yang keras kepala diturun kepada Nadia yang keras kepala juga.

“Jangan naik taksi syang, mas antar aja”ucap Bram lembut.

“Katanya mas meeting pagi ini, emang masih sempat”ucap Rania

“Masih sempat kok, sekarang kita berangkat aja”ucap Bram.

Akhirnya Bram memutuskan untuk mengantar Rania sampai di depan kampus, karna terburu-buru juga jadi ia tidak bisa mengantar sampai di dalam kampus.

Sedangkan Nadia baru aja sampai di kampus, ia melihat Rania turun dari mobil papahnya, ia hanya mengeleng melihat hal itu, sungguh ia sudah kehabisan kata-kata melihat tingkah Rania.

Bhukkk

“Kalau jalan itu pakai mata, itu mata gunanya buat apa sih”ucap Alvin kesal karna Nadia menabrak dirinya.

“dimana-mana jalan itu pakai kaki, iyh mata gunanya melihat ngk mungkin kan makan”ucap Nadia tak kalah kesal lalu meninggalkan Alvin.

“Kedua kalinya lo menabrak gue dan kedua kalinya juga Lo ngk pernh minta maaf, apa susahnya tinggal minta maaf aja”ucap Alvin menahan lengan Nadia.

“Lo..?jangan bilang kita satu kampus”ucap nadia terkejut melihat Alvin di hadapannya, si manusia yang membuat moodmu tidak baik sejak tadi malam.

“Kita memakai seragam yang sama berarti kita satu kampus, bahkan kita satu kelas”ucap Alvin menyentil jidat Nadia.

“Ki..kita satu kelas”ucap Nadia gugup, untuk pertama kalinya Nadia merasa gugup ketika berbicara dengan seorang laki-laki, hilang sudah sikap dingin dan cueknya saat ini.

“Iyah, baru sadar Lo kita satu kelas”ucap Alvin.

“Selama ini gue kemana aja, bagaimna bisa gue satu kampus sama calon suami gue”guman Nadia tapi masih bisa di dengar Alvin.

“Ngk, ini ngk bisa di biarkan, gue harus pindah kelas, setelah selesai kuliah gue harus ke fakultas duluh”,guman Nadia.

“Woy Lo belum minta maaf”ucap Alvin kesal karna melihat Nadia pergi begitu saja dari hadapannya ketika sudah selesai menggerutu.

“Gue rasa Lo ngk gila maaf kan, ini bukan masalah besar jangan di bikin ribet”ucap Nadia cuek lalu melanjutkan langkahnya, kembali sudah sikap dingin dan cueknya.

Karna saking fokusnya dengan pikirannya sendiri ketika di lorong kampus lagi dan lagi Nadia menabrak tembok sehingga membuat jidatnya sedikit memar.

“Siapa sih yang membuat tembok disini, ngk strategis banget sih”ucap Nadia kesal sambil mengelus jidatnya.

“Ehh nad, tiga hari Lo ngk masuk sekalinya masuk tuh jidat kenapa..?memar begitu..?habis gapain Lo..?”ucap sindy sambil memeriksa jidat Nadia.

“Lo kenal Alvin..?”bukannya menjawab Nadia malah bertanya balik.

“Kenal sih, itu kan anak baru yang duduk dibelakang Lo”ucap sindy menatap Nadia.

“Jangan bilang Lo baru tau”ucap sindy menebak.

“Mm gue baru tau tadi sih”ucap Nadia lalu duduk di kursinya.

“Astaga Nadia, makaya jadi manusia itu jangan terlalu cuek, hidup itu jangan terlalu cuek dan monoton supaya Lo tau apa yang terjadi disekitar Lo”ucap sindy kesal.

“Gue bukan cuek, emang guenya aja yang tidak suka mengurusi hidup orang lain”ucap Nadia

Tak lama setelah itu dosen masuk di ikuti Alvin dari belakang, ketika masuk kelas mata Alvin langsung menangkap jidat Nadia yang memar.

“Perasaan beberapa menit yang lalu tuh jidat mulus aja, sekarang sudah ada stempel aja, benar-benar gadis barbar”batin Alvin berjalan melewati meja Nadia, tapi tatapan tetap mengarah ke jidat Nadia.

Merasa Alvin terus menatap seketika jantung Nadia berhenti bekerja, refleks tangannya memengang jidatnya yang sedikit memar.

“Dasar laki-laki aneh”guman Nadia sambil mengeleng kepala

Akhirnya mata kuliah pun selesai, semua mahasiswa siap-siap untuk keluar kelas, karna mata kuliah hari ini cukup satu aja, jadi mereka pulang lebih cepat.

“Gue tungguh dirumah, kalau Lo ngk datang gue pastikan mamah Lo tinggal nama aja”bisik Alvin ditelinga Nadia.

Dan hal itu membuat Nadia refleks menghubungin mama Lisa, dan benar saja nomor mama Lisa sudah tidak aktif lagi, dan hal itu membuat Nadia khawatir.

“Kurang ajar Lo Alvin”guman Nadia mengepal tangannya.

“Sind gue duluan”ucap Nadia langsung meninggalkan kelas tanpa merespon teriak sindy yang terus memanggilnya.

“Alvin, tungguh”teriak Nadia berlari ketika melihat Alvin di parkiran.

“Gue ngk ada waktu”ucap Alvin hendak masuk ke dalam mobil.

“Maksud Lo apa njir, jangan pernh Lo nyentuh nyokap gue seujung rambut pun”ucap Nadia menahan lengan Alvin.

“Gue sentuh nyokap Lo tergantung Lo bersikap seperti apa sama gue, datanglah kerumah gue, bersikap Lo seolah-olah kalau kita sudah pacaran lama”ucap Alvin tanpa menatap Nadia “alamt rumah udah gue chat ke nomor Lo”

“Dari mana dia tau nomor telepon gue”guman Nadia sambil membaca pesan yang dikirim Alvin ke ponselnya.

“Gue pikir kalau menerima perjodohan ini gue akan keluar dari masalah besar ini, ternyata bukan gue malah semakin ribet, udah gue ngk kenal orang tuanya Alvin lagi”guman Nadia

Sampai dirumah Nadia langsung berjalan menuju kamar mama Lisa dan benar saja tidak ada mama Lisa di kamar.

“Mba mama kemana..?kok kamarnya kosong”ucap Nadia.

“dari tadi pagi nyonya belum pulang nona, dan sopir yang mengantar nona juga belum pulang”

“Oo iyh dah, mba tolong buatkan aku air es dong kali ini aja, antarkan ke kamar iyh”

“Baik nona”

Sepertinya saat ini Nadia butuh air dingin untuk mendinginkan otakknya yang hampir pecah karna panas, sungguh ia tidak mengerti permainan Alvin, mereka tidak saling kenal tapi mengapa Alvin seakan sudah akrab sekali sama dia.

Nadia juga masih terus berusaha untuk menghubungi mama Lisa, bukan hanya mama Lisa, ia juga menghubungi sopir pribadi mama Lisa, tapi tetap saja hasilnya nihil, nomor keduanya tidak aktif sama sekali.

“Bagaimana ini, apakah aku harus pergi ke rumah Alvin, tapi harus gapain aku sampai disna”batin Nadia berkecamuk dalam hati.

Ting

“Jam satu datang kerumah, berdandan yang cantik, karna malam ini kita harus langsung menikah, gue ngk terima penolakan Nadia Putri Maharani, Lo masih ingin melihat wajah nyokap Lo kan..?”isi pesan dari Alvin.

Brakkk

“Bangs*k Lo Alvin”teriak Nadia sambil melemparkan ponsel ke dinding sehingga ponsel itu pecah tak berbentuk

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!