bab 5 TCKK

Nadia dan sindy akhirnya keluar dari ke kelas menuju kantin, seperti biasa Nadia akan menjadi pusat perhatian kaum pria jika masuk ke kantin, bukan karna Nadia yang berpakaian seragam pelayaran tapi memang Nadia yang cantik natural tanpa polesan make up, wajah putih mulus dengan buluh mata yang tebal tak lupa alis mata yang lentik, jadi tak heran jika Nadia akan masuk mahasiswa tercantik di kampus itu.

Tak jarang juga mahasiswa dari jurusan umum mengagumi Nadia, akan tetapi Nadia aja yang menutup dirinya dari kaum lelaki bahkan ia membangun tembok pertahanan yang cukup kuat untuk membatasi kedekatan dengan lawan jenis.

Seperti biasa Nadia dan Sindy akan selalu duduk di meja paling pojok ketika berada di kantin dengan alasan tidak nyaman makan di tengah-tengah keramaian.

“Hey, segitunya banget lihat Nadia, suka Lo sama dia..?”ucap Bastian menempuk pundak Alvin yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik Nadia.

“Lo kenal..?”bukannnya menjawab pertanyaan Bastian Alvin malah bertanya balik.

“Cihhh kebiasaan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Lo tanya sama semua penghuni kampus ini siapa yang tidak mengenal Nadia”ucap Bastian sambil duduk di samping Alvin.

“Bahkan anak gedung sebelah pun mengenal Nadia, Nadia tuh cewek terpopuler dikampus ini, Cuma ke populeran tertutup dengan sikap dingin dan cuek kepada semua orang, tapi itu tidak membuat kaum adam berhenti menyukai Nadia”ucap Bastian menatap meja Nadia sekilas. “Siapa yang tidak mengenal Nadia, putri tunggal pemilik perusahaan Maharani grup, perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan, dan masih banyak lagi usahan keluarganya”

“Cuek dan dingin”beo Alvin bingung.

“Iyh, duluh waktu zaman SMK Nadia itu adalah sosok gadis yang hangat, penuh dengan canda tawa, pokoknya baiklah, tapi sejak masuk di dunia perkuliah dia berubah menjadi sosok gadis yang cuek dan dingin, bahkan dia akan berbicara jika kita bertanya saja”ucap Bastian.

“penyebab dia berubah apa..?”tanya Alvin penasaran.

“Gue juga ngk tau pasti sih, perubahan dia termasuk cepat, duluh tuh mereka bersahabat tiga orang, Cuma sejak masuk kuliah mereka jadi sering berdua, padahal teman mereka yang satu kuliah di kampus ini, cuma beda gedung dan jurusan sama kita”ucap Bastian.

“Tumben Lo kepo sama cewek, suka Lo sama dia..?”ucap Bastian menggoda Alvin.

“Ngk lah, wajah gadis itu tidak asing, kayak pernah gue lihat tapi gue lupa dimana”ucap Alvin jujur.

“Elehh alasan Lo basih, tapi wajar sih kalau Lo suka sama Nadia, Nadia cantiknya begitu”ucap Bastian “tapi gue cuma ragu Lo bisa ngk naklukin Nadia”

“Gue ngk suka sama cewek itu, dia bukan tipe gue”ucap Alvin menatap tajam Bastian.

Sedangkan Bastian hanya terkekeh geli melihat tingkah Alvin.

“Woy Nadia, Lo kalau jalan tuh pakai mata, kan seragam gue jadi kotor”ucap Laura menatap tajam Nadia.

Mendengar bentakan dari meja Nadia sontak perhatian semua mahasiswa tertuju ke sana tak terkecuali Alvin dan Bastian.

“Dimana-mana jalan itu pakai kaki, bukan pakai mata”ucap Nadia datar lalu berjalan melewati Laura

“Kemana Lo..?bukannya minta maaf malah main pergi ngituh aja”ucap Laura menahan lengan Nadia.

“Kemana gue bukan urusan Lo”ucap Nadia menghempaskan tangan Laura.

“Urusan kita belum selesai, Lo belum minta maaf”teriak Laura.

Sedangkan Nadia hanya tersenyum miring menatap laura sekilas lalu melanjutkan langkahnya.

Bukannya Nadia tidak mau minta maaf, Cuma Nadia sadar bukan dia yang menyebabkan makanan laura tumpah, tapi karna kaki Laura saja yang kesandung kursi bertepatan Nadia berdiri dari kursinya.

“Kalau mau cari gara-gara tuh ngk begitu atuh cara Laura, orang Nadia ngk jalan kok tadi, dia cuma berdiri dari kursinya”ucap sindy memadang remeh Laura.

“Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri Nadia tuh segaja nyenggol gue iyh, emng Lo pikir gue buta”ucap Laura menatap tajam sindy.

“Mata Lo ngk buta Laura, cuma otak Lo yang buta sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah”ucap sindy “gue saranin Lo makan wortel deh, biar otakku Lo ngk buta”

“Apa hubungannya njir”ucap laudra kesal.

“Ngk ada hubungannya sih, gue kan Cuma nyaranin, bukan suruh Lo makan”ucap sindy lalu meninggalkan kantin menyusul Nadia ke kelas.

“Dua manusia itu ngk ada bedahnya emng, wajar kalau lengket trus, dasar manusia sama-sama goblok”ucap Laura meninggalkan kantin.

Setelah kepergian Laura maka kondisi kantin pun kembali kondusif, mahasiswa kembali fokus ke makanan yang ada dihadapan mereka.

“Cukup menarik”guman Alvin pelan.

“Bukan cukup, tapi sangat menarik, itu belum seberapa sikap cueknya Nadia, masih banyak lagi”ucap Bastian yang mendengar ucapan Alvin.

“Bukan Nadia yang menarik, tapi temannya itu”ucap Alvin mengelak.

“Sama, Nadia sama sindy itu beda cuma setipis kulit bawang saja, sama-sama cuek plus mulutnya pedas kalau lagi berbicara”ucap Bastian.

“Terserah Lo dah, dari tadi Lo muji Nadia muluk, apa hebatnya sih tuh cewek”ucap Alvin kesal lalu meninggalkan kantin.

“Gue tau Al, Nadia cukup menarik perhatian Lo”guman Bastian sambil menatap kepergian Alvin.

Setelah hampir satu jam istirahat kini jam kedua pun dimulai, keadaan kantin pun kembali sepi bak kuburan, mahasiswa dikampus itu cukup disiplin belajar jika waktunya belajar istirahat jika waktunya istirahat.

Kebetulan kelasnya Nadia hari ini dosen tidak masuk mengajar dengan alasan masih berlayar, jadi Nadia memutuskan untuk pulang dari pada berdiam diri di kampus.

“Nad, Lo mau kemana..?”ucap sindy.

“Pulang”ucap Nadia singkat lalu mengambil tasnya.

“Belum waktunya njir, Lo kira ini kampus bapak Lo”ucap sindy.

“Capek, gue bayar disini jadi terserah gue lah”ucap Nadia cuek lalu meninggalkan ruang kelasnya.

“Nad”ucap sindy menghentikan langkah Nadya.

Sedankan Nadia hanya berbalik badan tanpa menjawab panggilan sindy, sejenak matanya menangkap sosok Alvin yang juga kebetulan sedang menatap dirinya.

“Gue ikut, kating titip absen iyh, gue smaa Nadia”teriak sindy lalu menyusul Nadia yang sudah di ambang pintu, dan teriak sindy langsung memutuskan kontak mata Nadia dan Alvin yang saling bertautan.

Sedangkan Alvin hanya menatap punggung Nadia dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, mungkin dalam otakkanya terdapat banyak teka teki yang harus di pertanyakan tentang siapa Nadia.

“Ehh emng bisa iyh pulang kalau ngk ada dosen”ucap Alvin pada meja sebelahnya.

“Bisa, soalnya ngk ada dosen ngajar kan, gapain juga di kelas”

“Lah Lo gapain masih di sini, kenapa ngk pulang aja sekalian kayak dua cewek yang tadi”ucap Alvin.

“Gue masih nungguh adek gue”

“Kalau begitu gue juga pulang dah”ucap Alvin sambil berdiri dari kursinya.

“Hati-hati Lo”

Sampai di parkiran ternyata Alvin kembali melihat Nadia dan sindy, tapi sekarang mereka bertiga dan seperti nya mereka sedang beradu argumen.

Bukan segaja ingin mendengar pembicaraan perdebatan Nadia tapi memang mobil Alvin dan juga tempat Nadia berdiri hanya terhalang dua mobil saja, jadi Alvin cukup jelas mendengar pembicaraan mereka.

“Nad, gue mau berbicara empat mata sama Lo”ucap Rania.

“Sorry ngk gue ngk ada waktu”ucap Nadia dingin.

“Nad jangan kayak gini dong, jangan bersikap seperti anak kecil, apa susahnya sih berdamai dengan keadaan”ucap Rania menatap Nadia.

“Apa Lo bilang..?berdamai dengan keadaan..?kita bertukar tempat ran, apakah Lo bisa berdamai dengan keadaan”ucap Nadia menatap tajam Rania.

“Gue tuh punya salah apa sih smaa Lo ran, sampai Lo tega menjadi orang ketiga di tengah-tengah hubungan bokap nyokap gue, Lo sahabat gue ran tapi Lo dengan tega menikah dengan bokap gue, Lo menjadi istri mudah nyokap gue”ucap Nadia

“Kalau gue ada salah ngomong ran, bukan dengan cara kayak gini”ucap Nadia.

“Kalau Lo ngomng gue kayak anak kecil ngk masalah, tapi kalau Lo minta gue berdamai dengan keadaan ngk bisa ran, karna sampai kapan pun gue ngk akan bisa menerima Lo jadi ibu tiri gue”ucap Nadia.

“Ayo sin, enek gue melihat manusia sampah disini”ucap Nadia.

“Gue menikah sama papah Lo gue punya alasan Nad, dan Lo ngk bakal ngerti apa alasannya nad, gue juga ngk mau berada di posisi ini menjadi istri kedua papah Lo, tapi keadaan memaksa gue untuk menikah sama bokap Lo”ucap Rania menghentikan pergerakan nadiaa yang hendak masuk ke mobil.

“Apapun alasan ngk sewajarnya Lo menikah sama bokap gue ran, dan seperti apapun posisi Lo pada saat itu bukan jadi alasan supaya Lo menikah sama bokap gue”ucap Nadia.

“Coba Lo berpikir sebagai sesama perempuan Nad, coba Lo di posisi gue pada saat itu, pasti Lo akan melakukan hal yang sama nad”ucap Rania lagi.

“Lo nyuruh gue berpikir sebagai sesama perempuan..?coba deh Lo yang berpikir sebagai perempuan, sebagai sesama perempuan Lo pernah ngk mikirin perasaan nyokap gue, Lo pernh ngk mikirin posisi nyokap gue, Lo pernh ngimna perasaan nyokap gue bertahan sampai sekarang dan tinggal satu atap sama perusak keluarganya. Lo ngk pernh mikir ran yang Lo pikirin selama ini hanya tentang posisi dan keadaan Lo, Lo egois ran, nyokap gue selama ini sudah anggap sebagai anaknya ran, tapi Lo menyalah gunakan kebaikan nyokap gue”ucap Nadia emosi.

“Gue ngk tau, Lo kah yang menggoda bokap gue atau bokap gue yang menggoda Lo, tapi satu hal yang perluh lo ingat, sampai mati pun gue ngk bakal terima Lo jadi ibu tiri gue”ucap Nadia “ayo sin”

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!