Bab 15 TCKK
Alvin mengunci Nadia di dalm kamar tanpa memberikan makan dan minun, ia takut kalau Anya masuk ke kamar bukannya dia takut Nadia kalah kalau berkelahi atau adu mulut dengan Anya.
“Njir Alvin, masak gue dikunci dikamar tanpa ada makan dan minum”ucap nadia kesal pasalnya perutnya sudah meronta-ronta minta di isi.
Sampai menjelang sore Alvin juga belum dari kantor maupun dari kampus, dan hingga sore pun Nadia belum makan.
Nadia duduk tergulai lemas di samping tempat tidur.
Clek
Pintu terbuka dan yang ternyata masuk adalah Alvin dengan muka sedikit lelah.
“Lo kalau mau bunuh gue ngk kayak gini caranya”ucap Nadia kesal.
“Apa sih gue baru pulang Lo marah-marah begitu”ucap alvin menatap heran Nadia.
“Lo kunci gue dikamar sampai satu hari penuh, tanpa Lo kasih makan dan minum, lo mau bunuh gue”ucap nadia kesal sambil merebut kunci mobil yang ada ditangan Alvin lalu pergi meninggalkan kamar itu.
“Woy Lo mau kemana..?kunci mobil gue mau Lo bawa kemana”teriak Alvin mengejar Nadia.
“Kemana gue bukan urusan Lo”ucap Nadia menuruni tangga.
“Nadia Pratama Lo berhenti”teriak Alvin mengema supaya langkah Nadia berhenti.
“Apa sih, gue cuma mau cari makan, gue lapar”ucap Nadia kesal menatap Alvin.
“Jangan pernh Lo keluar dari pintu apartemen ini selangkah pun”ucap Alvin sambil merebut kunci mobil yang ada di tangan Nadia.
“gue pinjam bentar mobil Lo, gue cuma mau cari makan aja”ucap Nadia kesal.
“Pakai mobil Lo sendiri”ucap Alvin dingin.
“Kalau mobil gue disini ngk akan gue pinjam mobil Lo njir”ucap Nadia kesal lalu pergi meninggalkan apartemen itu, seblumnya ia sudah melemparkan kunci mobil Alvin.
Ia segaja menutup pintu dengan cukup keras, ia terus berjalan tanpa menghiraukan teriak Alvin yang terus meminta berhenti.
“Lo mau kemana sih”ucap Alvin menahan lengan Nadia yang hendak naik ke mobil.
“Gue mau cari makan Alvin, gue lapar”ucap Nadia menghempaskan tangan Alvin.
“Sama gue aja”ucap Alvin.
“Ngk usah”ucap Nadia kesal lalu langsung masuk ke dlaam taksi.
Sedangkan Alvin hanya menatap mobil yang membawa Nadia
Ahkkkk teriak Alvin lalu naik ke kamar apartemen.
Ia tidak berniat untuk mengejar Nadia, karna ia juga lelah karna habis kuliah ia juga langsung pergi ke kantor.
Sedangkan Anya hanya menatap sinis pertengkaran Nadia dan Alvin, ia berharap Nadia tidak akan kembali ke apartemen itu.
Alvin langsung masuk ke kamar dan membanting pintu dengan cukup keras.
“Aaaah gue bisa gila lama-lama kalau kayak gini”teriak Alvin menjambak rambutnya.
“ayo dong Alvin, gunakan otak Lo untuk menghadapi Nadia, Lo mau balas dendam sama dia, Lo jangan pernh pakai hati atau perasaan untuk menghadapi Nadia”ucap Alvin berbicara sendiri.
Sungguh ia bingung dengan keadaannya saat ini, niat hati ingin menyiksa Nadia membalaskan dendamnya atas kematian Adrian, tapi hatinya berkata jangan pernh menyakiti Nadia.
Padahal ia sudah menyusun semua rencana untuk membalaskan dendam nya kepada Nadia.
Tidak
Ia tidak boleh mundur, otak dan hatinya harus sejalan untuk menjalankan aksinya, pokoknya hatinya ngk boleh plin plan.
Sampai jam menunjukkan pukul dua belas malam Nadia belum menunjukkan tanda-tanda akan balik ke apartemen, Alvin terus mondar-mandir di depan pintu kamarnya, sesekali ia melirik ke arah pintu berharap Nadia masuk ke dalam kamar.
Karna lelah mondar-mandir akhirnya Alvin bersandar di kasur sambil menunggu nadia dan tak terasa ia pun tertidur sampai.
*****
Sampai pagi pun Nadia belum kembali ke apartemen, sedangkan Alvin mencoba tidak menghiraukan Nadia lagi, padahal dalam hatinya kecilnya berharap akan bertemu dengan Nadia di kampus nantinya.
“Al sarapan duluh sebelum berangkat ke kampus, aku udah masak”ucap Anya menghentikan langkah Alvin.
“Gue lagi ngk mood”ucap Alvin lalu pergi meninggalkan apartemen.
“Apakah karna perempuan itu tidak kembali ke apartemen semalaman, gagal kamu tidur bersama dia”ucap Anya menghentikan langkah Alvin lagi.
“Apapun itu bukan urusan Lo”ucap Alvin dingin.
Karna tidak mood Alvin meminta Delon menjemputnya dan Delon sudah menunggu di lobby.
“Tuan, saya ada kabar duka cita”ucap Delon membuka suara.
“Apa..?”ucap Alvin.
“Mamah nona Nadia meninggal dunia, kemarin sore meninggal pas pulang dari bandara, mobil yang menjemputnya tiba-tiba saja remnya blong”ucap Delon melihat reaksi Alvin.
Deg
Mendengar kabar duka yang diberikan Alvin cukup membuat detak jantung Alvin berpacu lebih cepat, ini masih terlalu pagi untuk mendengarkan kabar seperti itu.
“Kamu tidak salah info kan Delon”ucap Alvin memastikan.
“Tidak tuan, sya dapat info dari orang kita disana, saat ini mayat mama nona Nadia sudah dirumah, tinggal menunggu tuan Bram sama nona nadia saja baru dikebumikan”ucap Delon. “Bahkan tuan vino dan nyonya ayu sudah di kediaman nona Nadia, mereka sudah mencoba menghubungin tuan dan nona Nadia tapi tidak ada respon”
“tadi malam ponsel saya ketinggalan di mobil, dan Nadia tadi malam keluar dari apartemen sampai sekarang belum pulang”ucap Alvin lalu mengambil ponselnya yang memang ketinggalan di mobil.
“Kenpa Nadia susah sekali dihubungin..?kemana dia..?”ucap Alvin kesal karna mencoba menghubungin Nadia tapi nomor Nadia tetap tidak aktif.
“sebelum pernikahan kalian memang nomor nona Nadia benar-benar tidak bisa dihubungi tuan, sampai sekarang juga”ucap Delon “saya juga sudah menyuruh orang kita untuk mencarinya nona Nadia, tapi nona Nadia tidak meninggalkan jejak apapun”
“Kita kekampus lon, terus lakukan pencarian kepada Nadia”ucap Alvin berharap sampai di kampus ia bertemu dengan Nadia.
Sampai di kampus Alvin langsung mengedarkan pandangan ditengah-tengah kerumunan mahasiswa yang lalu lalang untuk mencari Nadia, karna tidak menemukan nya akhirnya Alvin memutuskan untuk masuk ke kelas.
Sampai dikelas pun demikian Alvin tidak melihat Nadia di kelas, biasanya Nadia akan turun pagi, yang ada di kelas hanya sindy saja.
“Sind, Nadia mana..?kok belum datang..?bentar lagi kan masuk”ucap Alvin.
“Lah si anjir, Lo suaminya kenapa Lo nanya sama gue, harusnya gue nanya Nadia kemna..?nomornya tidak aktif sejak dua hari kemarin”ucap sindy bingung.
“Tadi malam Nadia pergi dari apartemen dan belum kembali sampai sekarang”ucap Alvin enteng, sepertinya tidak ada rasa bersalah sedikit pun, padahal dia sendiri yang membuat Nadia pergi dari apartemen.
“Dan Lo ngk cari Nadia..?asal Lo tau nyokapnya Nadia baru meninggal kemarin sore dan semua orang dirumahnya mencari dia, soalnya nyokapnya mau di kebumikan”ucap sindy kesal.
“gue udah tau kalau nyokapnya nadia meninggal, makaya gue cari dia”ucap Alvin.
“Nyokap Nadia..?mertua Lo Bangs*k”ucap sindy.
Dengan masuknya dosen membuat percakapan sindy dan Alvin berhenti, dan sampai saat itu juga Nadia belum datang.
“Permisi pak saya telat”ucap seseorang masuk ke dalam kelas sambil mengatur napasnya.
“nadia..?guman sindy pelan.
Yap seseorang yang telat itu adalah Nadia, tadi malam habis mencari makan ia langsung pergi ke apartemen nya dan tidur disnaa hingga berakhir bangun kesiangan.
“Kenapa telat..?tumben telat”ucap dosen.
“Maaf pak ban mobil saya sedikit bermasalah tadi”ucap Nadia berbohong, tidak mungkin ia mengatakan bangun kesiangan.
“Push up lima belas kali”ucap dosen dan Nadia langsung mengambil posisi push up.
“baik anak-anak kita lanjutkan pelajaran hari ini, dan tolong tugas Minggu lalu di kumpul sekarang juga”
Jam pertama mata kuliah pun telah usai dan dosen keluar dari kelas di ikuti oleh mahasiswa.
“nadia Lo dari mana njir..?di cariin juga Lo, udah nomor ngk aktif lagi”ucap sindy kesal.
“Ngk dari mana-mana, ponsel gue rusak dan gue pakai ponsel lama gue, nanti gue beli ponsel baru, btw tas smaa dompet gue mana njir”ucap nadia..
“Nand”lirih sindy tidak menghiraukan pertanyaan Nadia.
“Kenapa..?kok Lo kayak mau nangis ngituh”ucap Nadia bingung menatap sindy.
“Lo yang sabar iyh, gue yakin Lo wanita hebat”lirih sindy lagi.
“Sindy, gue pinjam Nadia bentar iyh”ucap Alvin mengkode kepada sindy, supaya ia menceritakan semua yang sedang terjadi saat ini sedangkan sindy hanya mengangguk.
“Lo ikut gue, gue mau bicara empat mata”ucap Alvin dingin sambil menari tangan Nadia.
“Lo kenapa sih..?Lo mau bawa gue kemana”ucap Nadia sambil menghempaskan tangan Alvin.
“Kunci mobil Lo dimana..?berikan sama gue”ucap Alvin.
“kunci mobil gue di tas dan tas gue ada sama sindy”ucap Nadia.
Alvin kembali lagi ke kelas dan meminta kunci mobil Nadia sekalian tas Nadia juga.
“Ayo kita pergi sekarang”ucap Alvin kembali menarik tangan Nadia.
“Kita mau kemna..?gue masih ada kelas”ucap Nadia sambil menghempaskan tangan Alvin.
“Nurut sekali aja apa susahnya sih, Lo tinggal ikut gue dan gue ngk bakal bunuh Lo juga”ucao Alvin kesal sambil memaksa nadia masuk ke dalam mobil.
Dan mau tidak mau Nadia menurut saja ketika Alvin memaksa dirinya masuk ke dalam mobil.
Alvin langsung melajukan mobil Nadia menuju ke rumah Nadia, ia belum memberikan tahukan Nadia kemana meraka akan pergi.
Sedangkan Nadia hanya menahan kesal saja ketika alvin yang diam saja ketika ia bertanya, boro-boro menjawab Nadia, bahkan Alvin tidak melirik smaa sekali Nadia, ia hanya fokus menyetir saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments