Bab 20
Akhirnya Nadia dan Alvin memutuskan satu mobil, meskipun awalnya terjadi pertengkaran hebat.
Di dalam mobil hanya terjadi keheningan, Alvin yang fokus menyetir sedangkan Nadia mengarah pandanganya ke arah jendela mobil, otaknya kembali bekerja entah apa yang di pikirkan Nadia saat ini.
“Kita makan duluh iyh”ucap Alvin, soalnya di apartemen belum ada makanan yang bisa dimasak.
“Hmm”ucap Nadia.
“Lo tunggu disini aja, gue aja yang pesan kita makan di mobil aja”ucap Alvin sambil membuka sabut pengamannya.
“Kenapa harus di mobil, emng kursi di snaa tidak ada yang kosong”ucap Nadia keberatan.
“Mengertilah, karna sya tidak mau apa yang harus milik sya menjadi pusat perhatian orang lain, milik saya hanya saya yang bisa melihatnya”ucap Alvin berat tak lupa tekanan yang ia sematkan di setiap kata-katanya.
Tidak mungkin ia membiarkan Nadia keluar dari mobil dengan pakaian tidur seperti itu, apalagi pengunjung cafe itu cukup ramai. Bisa-bisa mata mereka akan keluar jika Nadia masuk ke restoran itu.
Akhirnya Nadia dan Alvin makan di mobil, dan mau tidak mau Nadia harus menurut saja tidak mungkin ia harus berdebat lagi dengan alvin, karna berdebat dengan Alvin cukup menguras tenaganya.
Setelah selsai makan Alvin langsung mengambil piring bekas makan mereka dari mobil, tak lupa ia membayar dan memberikan uang tip buat pelayan.
Akhirnya Alvin dan Nadia sudah sampai di apartemen, Nadia cukup bernapas lega karna Alvin tidak membawanya ke apartemen yang ada Anyanya.
“kira beda kamar kan..?aku ngk mau satu kamar sama kamu”ucap Nadia.
“Iyh, kamar Lo di sebalh kamar gue”ucap Alvin memang sudah merencanakan hal itu.
“Nad”ucap Alvin menghentikan langkah Nadia.
“Kenpa..?”ucap Nadia bingung.
“Bisa tolong siapkan beberpa potong baju ku, soalnya gue besok pagi mau berlayar”ucap Alvin, entah hati ingin istrinya yang mengurus keberangkatan, padahal jika ia hendak berlayar tidak pernh membawa baju biasanya hanya membawa diri saja.
“Boleh”ucap Nadia yang menyadari status sebagai istri sudah seharusnya mengurus Alvin meskipun awalnya ia tidak menginginkan pernikahan ini.
“Berpaa hari berlayar”ucap Nadia sambil berjaln menuju kamar Alvin.
“tergantung, mungkin satu Minggu atau lebih nanti”ucap Alvin sambil mengikuti Nadia dari bekalang.
“berangkat jam berpa besk”ucap Nadia lagi.
“Jam lima pagi”ucap Alvin
Nadia menyiapkan beberapa baju buat Alvin maka Alvin memutuskan untuk membersihkan diri, karna sejak pulang kerja ia belum mandi smaa sekali.
Setelah selsai menyiapkan baju yang akan Alvin bawa tak lupa ia juga mempersiapkan baju ganti buat Alvin, Nadia langsung keluar dari kamar dan berjaln menuju kamarnya.
Karna malam pun semakin dalam, akhirnya Nadia dan Alvin memutuskan untuk mengistirahatkan diri.
“Al maksih iyh kamu sudah mau menikahi Nadia, bukan Abang yang menikahinya setidaknya kamu bisa memiliki nya”ucap Adrian memandang lurus kedepan.
“Apakah Abang secinta itu kepada Nadia..?”ucap Alvin.
“Nadia adalah cinta pertama Abang, abng jatuh cinta kepada pada pandangan pertama”ucap Adrian tersenyum mengingat pertemuan dirinya dengan Nadia.
“Hari gini masih percaya cinta pandangan pertama..?”ucap Alvin terkekeh geli.
“Abng cinta banget sama Nadia, tapi Nadia tidak pernh merespon perasaan ku, aku selalu memperhatikan dia dalam diam, aku selalu menyebut namanya disetiap akhir sholat ku, Abang marah kalau ada laki-laki yang berusaha mendekati Nadia, bahkan abng mengklaim bahwa Nadia itu milik Abang seorang, tapi kejadian itu saat itu menunjukkan kepada abng kalau cinta abng hanya bertepuk sebelah tangan, Abang lihat dengan mata kepala Abang sendiri Nadia di tembak oleh laki-laki lain”ucap Adrian tak terasa airnya matanya lolos begitu sja.
“Abang marah pada saat itu, kenpaa Abang tidak sanggup menyatakan perasaan Abang sendiri kepada Nadia bahkan Abang mencintai Nadia dalam diam, abng tidak sanggup membayangkan kalau Nadia kan bersanding dengan laki-laki lain, bahkan abng tidak sanggup melihat laki-laki lain mengandeng tangan Nadia, abng tidak bisa bayangkan kalau bagaimana hidup abng tanpa Nadia”ucap Adrian lagi.
“Nadia itu gadis yang baik, dibalik sikapnya yang cuek, dingin dan suka ketus terdapat hati yang lemah dan rapuh, dibalik sikapnya seperti itu yang kelihatan kuat Nadia menyimpang sejuta kerapuan Al, dia yang dihianati oleh sahabatnya sendiri bahkan papahnya yang selingkuh Nadia menutup semua itu dengan bersikap ketus dan dingin dan tapi dibalik sikapnya yang sepeti itu sebenarnya Nadia itu gadis yang manja, yang lemah dan lembut Nadia itu gadis yang ceria Al”ucap Adrian.
“Segitu kenalnya abng smaa Nadia..?”ucap Alvin nampak tak suka.
“Sangat kenal sekali, bahkan setiap kegiatan Nadia satu harian pun abng tau, kemana Nadia pergi dan Nadia berbicara sama siapa aja dalam satu harian”ucap Adrian.
“Abang mencintai Nadia sejak dia duduk dibangku SMA pas abng masih duduk dibangku kuliah, dan sampai Nadia kuliah dan Abang jadi dosen cinta itu tidak pudar sedikit pun”ucap Adrian terkekeh geli, bagaimana dirinya yang jatuh cinta kepada Nadia yang notabennya masih duduk dibangku SMA.
Entah Adrian bisa jatuh cinta kepada Nadia ketika Nadia membantu seseorang menyebrang jalan raya, Adrian menyimpulkan kalau Nadia gadis yang baik sehingga ia memutuskan untuk mengikuti setiap kegiatan Nadia dari kejauhan.
“Kamu jaga Nadia buat abng Al, sayangi dia seperti kamu menyangi abng, jangan pernh kau buat dia menangis, jangan pernh kau ringan tangan kepadanya, kamu ingat kan papah melarang kita untuk main kasar sama perempuan, kalaupun kamu mencintai Nadia suatu saat abng akan sangat bahagia sekali karna Nadia berada ditangan laki-laki yang benar, belajar mencintai dia Al”
“abang pergi duluh, Abang titip Nadia sama kamu iyh, apapun yang terjadi jangan pernh lepaskan Nadia, bayangkan diri Abang ada di dalam Nadia jadi jika kamu menyakiti sama sjaa kau menyakiti abng”ucap Adrian sambil berdiri dari kursinya.
“Bawahlah sesekali Nadia kerumah abng”ucap Adrian.
“Abang Adrian”teriak Alvin terbangun dari tidurnya.
Apa..?
Kenapa dia bisa bertemu dengan Adrian.?
Kenapa mimpi itu seperti benar-benar nyata..?dan Adrian tau kalau ia sudah menikahi Nadia..?dan pesan itu, sepertinya adrian tau betul kalau dirinya menikahi Nadia dengan tujuan tertentu.
Dan dengan konyolnya Adrian menitipkan Nadia kepadanya..?lalu tujuan awal untuk menikahi Nadia harus dihentikan begitu saja..? subuh-subuh seperti ini kepala Alvin dibuat pusing dengan mimpi yang menurutnya konyol sekali.
Sejenak tatapannya tertutup pada koper yang berisi pakaian, bajunya yang disiapkan oleh Nadia. Kata-kata Adrian terlintas dibenaknya “bayangkan diri Abang ada di dalam diri Nadia”, sangat jelas Adrian mengatakan hal itu, soal memperingati supaya Alvin melupakan tujuannya untuk menikahi Nadia.
Belajar mencintai Nadia..?
Bahkan untuk mengenal Nadia tidak pernah terlintas dibenaknya, kalau tidak mengingat kematian Adrian gara-gara mencintai Nadia dalam diam, mungkin ia tidak akan mau menikahi Nadia.
“Tuan sebentar lagi kita akan segara berangkat ke pelabuhan, kapal sudah bersandar disnaa, bersiaplah tuan, sya akan segara menjemput anda”isi pesan dari Delon yang membuyarkan lamunan Alvin. Sejenak ia melihat jam dinding yang berdetak ternyata waktu sudah menunjukan pukul setengah lima pagi yang artinya ia harus segera berangkat.
Mau tidak mau Alvin harus turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi, padahal rasanya baru bebrapa menit yang lalu ia tidur.
Setelah selesai bersiapkan Alvin langsung keluar dari kamar tak lupa ia menyeret koper yang berisi baju-bajunya.
“Lo sudah bangun..?”ucap Nadia menatap Alvin.
“Bukannya ini masih terlalu pagi untuk memasak..?”bukannya menjawab Alvin malah bertanya balik.
“Gue mau buatin Lo bekal, ngk papa kan..?”ucap Nadia sambil mempersiapkan bebrapa bekal buat Alvin.
“Boleh”ucap Alvin sambil duduk di meja makan.
“Nih minum susunya duluh”ucap Nadia menyodorkan segelas susu buat Alvin.
“Boleh aku ikut mengantarmu ke pelabuhan..?nih bekalnya maaf cuma nasi goreng dan bebrapa potong buah aja soalnya tidak ada bahan di kulkas”ucap Nadia.
Huk huk huk huk
Apa..?
Nadia ingin mengantar dirinya ke pelabuhan..?perasaan apa ini..?kenpa tiba-tiba seakan menghangat ketika mendengar Nadia ingin mengantar dirinya, segitu bahagia nya para suami diluaran yang diantar istri berangkat bekerja.
“Boleh, tapi Lo ganti baju duluh, jangan lupa bawa jaket di pelabuhan dingin”ucap Alvin lalu menghabiskan susunya sampai habis.
Setelah Nadia mengganti selesai mengikuti baju, mereka langsung turun ke lobby ternyata Delon sudah menunggu dsana.
“Tuan bawa koper..?”tanya Delon.
“iyah”ucap Alvin sambil menyerahkan kopernya kepada Delon.
Alvin langsung membuka pintu mobil dan meminta Nadia masuk ke dalam.
“Ini nona Nadia mau ikut berlayar kah..?kok tiba-tiba ikut aja..?tuan alvin kan berlayar buat bekerja apa seklain buat bulan madu kali iyh, wah gercep juga si tuan ini”batin Delon sambil fokus menyetir.
“Ngk usah aneh-aneh pikiran mu lon, dia cuma ngantar gue aja ke pelabuhan”ucap Alvin yang bisa membaca pikiran delon saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments