bab 10 TCKK

Bab 10 TCKK

Saat ini Nadia sudah berada di kamar pribadi Alvin, untuk pertama kalinya seumur hidup ia akan tidur satu kamar dengan lawan jenisnya.

Gugup

Tentu saat ini Nadia benar-benar gugup, apalagi lawan jenis yang dimaksud adalah suaminya sendiri. Nadia tidaklah bodoh, bahkan dia bukanlah gadis yang polos seperti yang ada di cerita novel, ia tau kalau pasang suami istri itu gapain kalau malam pertama.

Bukan berarti ia sudah pernh melakukan hal itu dan juga bukan berarti ia sering menonton video tak senonoh itu, tapi ini zaman modern bahkan anak SMP zaman sekarang pun sudah tau akan hal itu.

“Gue harus gapain..?mau mandi ngk ada baju, mau tidur masak gue tidur satu ranjang dengan laki-laki itu”guman Nadia bingung sambil mondar mandir di depan meja rias.

“Lo tidur di sofa dan gue di kasur, gue ngk suka berbagi tempat tidur dengan wanita lain”ucap Alvin sambil masuk ke dalam kamar, sejak tadi ia sudah berdiri di depan pintu, tapi Nadia tidak menyadari hal itu.

“Emang Lo pikir gue Sudi tidur satu ranjang sama situ..?bahkan satu kamar pun gue ngk sama Lo”ucap Nadia ketus.

“Ok baik, sekarang Lo tidur di kamar pembantu sana, tapi ingat jangan sampai mamah tau paham Lo”ucap Alvin menatap tajam Nadia.

“Itu lebih baik dari kamar ini”ucap Nadia lalu berjalan meninggalkan kamar Alvin.

“Apa tadi mama..?mama Lo kali bukan mama gue”ucap Nadia membalikkan badannya lalu menatap Alvin dengan senyuman tipis.

Nadia pergi dari kamar itu, sebisa mungkin ia pergi ke kamar pembantu tanpa penghuni rumah tau, dan untuk mengganti kebaya ia memutuskan untuk meminjam salah satu baju pelayan.

Setelah selesai mengganti baju dan menghapus make up Nadia kembali ke kamar Alvin.

Posisi Alvin masih sama seperti yang ia tinggalkan tadi, masih berdiri dimana ia tadi berdiri sejak awal masu kekamar itu, bedanya kalau ia mondar-mandir di depan meja rias sedangkan Alvin hanya berdiri mematung di depan meja rias tanpa mengganti bajunya.

“Ini kebaya yang gue pinjam, terima kasih telah meminjamkan kepada saya di acara bermain nikah-nikahan ini”ucap Nadia meletakkan kebaya itu di atas kasur.

“Maksud Lo main nikah-nikahan apa..?Lo mau main-main sama gue..?Lo ngk kenal smaa gue..?”ucap Alvin menatap tajam Nadia, bahkan sangat tajam sekali mungkin untuk sebagian orang akan menciut jika melihat tatapan itu tapi hal itu tidak berlaku untuk Nadia, bahkan ia malah menatap tajam Alvin.

“Iyh, bermain nikah-nikahan, terus terang ngk ada sakral-sakralnya pernikahan ini, Lo pikir gue bodoh”ucap Nadia dingin.

“dua hal yang harus Lo ingat, gue ngk peduli Lo siapa dan seperti apa, karna bagi gue itu tidak penting, dan yang paling penting bukan gue yang main-main sama Lo, tapi Lo yang main-main saya gue”ucap Nadia dingin sambil memandang remeh Alvin “gue tungguh alasan Lo menikahi gue”

“Lo ngk perlu tau alasan gue menikahi Lo, tapi Lo harus rasakan kenapa gue menikahi Lo”ucap Alvin menekan setiap kata-kata nya.

“Ngk masalah”ucap Nadia menantang Alvin.

“Lo nantangin gue..?”ucap Alvin berjlan mendekati Nadia, sehingga Nadia harus mundur “baik gue akan tunjukkan maksud dari perkataan gue”

“don’t worry, lagian gue ngk merasa nantangin Lo, tapi kalau Lo merasa tertantang ngk papa, Lo tunjukkan kalau Lo bukan laki-laki pengecut”ucap Nadia sambil mendorong dada Alvin, karna posisinya saat ini sudah terpojokkan.

“Lo jangan pernh sentuh gue, kulit gue terlalu higenis buat kulit Lo yang kotor”ucap Alvin sambil mengibaskan bajunya.

“jangankan nyentuh Lo, bahkan untuk memandang muka saja gue ngk sudi”ucap Nadia.

“Tapi baguslah Lo larangan gue buat nyentuh Lo, jadi gue ngk ngurusin kebutuhan hidup Lo, karna tangan gue terlalu higenis buat ngurusin suami ence-ence gue”ucap Nadia membalikkan ucapan Alvin sebelumnya.

Mendengar ucapan Nadia, Alvin mengepal tanganya untuk menahan emosi, baru bebrapa jam Nadia menjadi istrinya sudah berani menantang dirinya dan hal itu membuat rasa bencinya terhadap Nadia semakin besar.

Bahkan melihat sikap Nadia yang menantangnya membuat dirinya semakin semangat untuk meneruskan rencananya.

Melihat Alvin hanya diam saja, Nadia memutuskan meninggalkan kamar itu karna mengingat malam semakin larut.

“gue kira Lo laki-laki yang pandai berdebat, ternyata Lo masih jauh dibawah gue”ucap Nadia lalu meninggalkan kamar itu.

“Lo yang duluan nantangin gue Nadia Putri Maharani, gue pastikan hidup Lo hancur ditangan gue, sehancur keluarga gue ketika di tinggal bang Adrian, sehancur hati bang Adrian selama mencintai Lo, gue pastikan itu”guman Alvin sambil mengepalkan tangannya, ia mau lihat sampai dimna sikap Nadia.

Alvin memutuskan untuk bersih-bersih dan segera tidur.

Akhirnya Alvin dan Nadia tidur tanpa melakukan malam pertama seperti pengantin pada umumnya dan bahkan orang rumah tidak tau kalau mereka tidur dengan kamar terpisah.

Azan subuh berkumandang sebagian orang pun melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama, tak terkecuali Nadia meskipun ia sosok perempuan yang cuek tapi ia tidak pernh meninggalkan sholatnya, mungkin jika di lihat dari segi sikap Nadia yang cuek tak sedikit orang beranggapan kalau Nadia seperti manusia yang tak punya agama selain Nadia tidak pernh sholat di kampus atau pun di depan umum, Nadia juga tidak pernh mengikuti acara-acara keagamaan mereka.

Setelah selesai sholat subuh Nadia langsung keluar dari kamar dan berjalan ke ruang masak, ternyata disana sudah ada mama ayu dan beberapa pelayan untuk menyiapkan sarapan pagi, meskipun keluarga Alvin merupakan orang terpandang di kota itu dan mempunya banyak pelayan yang bisa menyiapkan segala sesuatunya tapi mama Ayu tetap turun tangan seperti memasak.

“Pagi mah, ada yang bisa Nadia bantu..?Nadia bisa masak Lo”ucap Nadia menghampiri mama Ayu.

Bukan menjawab nyonya Ayu malah menatap Nadia dengan tatapan sulit diartikan sampai-sampai pelayan yang ada di dapur sedikit menciut dengan tatapan nyonya Ayu.

“Mata kamu kenapa nak..?kok bengkak begitu..?kamu habis nangis atau habis begadang..?”ucap nyonya Ayu menghentikan kegiatannya.

“Masih kelihatan bengkak iyh, iyh tadi malam Nadia tidak bisa tidur karna sedikit tergangu soalnya Nadia baru pertama kalinya tidur satu kamar dengan lawan jenis”ucap Nadia gugup karna sedang berbohong, ya begitulah Nadia kalau sedang berbohong ia pasti akan gugup setengah mati, jadi orang yang kenal lama dengan Nadia pasti tau pada saat apa Nadia berbohong.

“astaga sayang, begitu toh rupanya, kamu tenang saja Alvin itu anak baik-baik kok”ucap nyonya Ayu.

“Baik dari mana, belum dua puluh empat menikah kami sudah berdebat terus bahkan sudah beda kamar”batin Nadia tersenyum miring.

Ia tidak sakit hati ketika ia harus beda kamar dengan alvin, bahkan sejak awal Alvin mengajak dirinya menikah Nadia juga berpikiran kalau mereka harus tidur satu kamar.

Bukan juga Nadia sakit hati mendengar hinaan Alvin, tapi ia hanya kecewa terhadap takdir yang mempermainkannya, dimana ia tidak pernh di pertemukan dengan laki-laki yang tulus menyayangi dirinya.

“Nadia..Nadia sayang”ucap nyonya Ayu sambil melambaikan tanganya di depan wajah Nadia.

“Ahhh iyh mah, sorry Nadia melamun”ucap Nadia tersadar dari lamunanya.

“Ngk papa sayang, jangan biasakan melamun”ucap nyonya Ayu.

“Kamu bangunkan Alvin aja ngih sana, kalian kuliah kah hari ini..? istirahat aja duluh”ucap nyonya Ayu.

“Kalau Nadia kuliah mah, ngk tau kalau kak Alvin”ucap Nadia “kalau begitu Nadia bangun kan Alvin duluh”

Sedangkan nyonya ayu hanya menatap punggung Nadia, lalu ia melanjutkan kegiatannya memasak.

Nadia yang awalnya hendak ke kamar Alvin, malah membelokkan langkah menuju kamar pembantu yang ia tempati tadi malam.

“Udah gede juga, iyh bangun tinggal bangun sendiri aja sih”gerutu Nadia sambil duduk di sudut ranjang.

“Gue mau mandi masak pinjam baju pelayan lagi sih, atau gue pinjam baju mamah aja iyh, masak gue pergi ke kampus ngk ganti baju sih”gerutu Nadia bingung.

Dan mau tidak mau dan memang tidak aja jalan keluar akhirnya Nadia memilih meminjam bajunya mama Ayu.

“Lo Nadia..?kamu belum siap-siap nak padahal Alvin udh turun Lo, katanya Alvin kamu ngk ada ke kamar”ucap nyonya Ayu.

“Tadi Nadia ke taman belakang duluh mah, anu mah, Nadia bisa pinjam baju kah, soalnya dinas Nadia masih dirumah, jadi nanti sebelum berangkat kuliah Nadia mampir kerumah duluh”ucap Nadia menatap mamah Ayu.

“Kenapa tidak pinjam dinas Alvin aja nak..?kan kalian satu kampus juga pasti dinasnya sama”ucap tuan vino.

“ngk usah pah, takut dinasnya kak Alvin kebesaran di tubuh Nadia”ucap Nadia beralasan.

Bluss

Wajah Alvin berubah menjadi merah merona ketika mendengar ucapan kakak dari mulut Nadia, ada rasa bahagia tersendiri di dalam hatinya, meskipun hubungan mereka hanya sandiwara semata tapi Nadia masih menghargainya di depan orang tuanya.

“Kak”beo Alvin ketika mendengar panggilan itu dari mulut Nadia.

“Bisa di pres nak, papa pernh kok kuliah seperti kalian, dan bisa aja bajunya di press”ucap tuan vino yang tau arah alasan Nadia. “Bagaimna Alvin, bisa kan..?”Ucap vino menaik turunkan alisnya menggoda Alvin, karna ia tau perubahan wajah Alvin.

“Boleh kok, pakai dinas kakak aja nad, ada kok yang pas sama badanmu”ucap alvin.

“Iyh syang pakai dinas Alvin aja, nanti bakal ada orang yang mau ambil barang-barang kamu dari sana”ucap nyonya Ayu.

Dan mau tidak mau Nadia naik ke kamar Alvin untuk mengambil bajunya dinasnya Alvin.

“Jilat ludah sendiri kan Lo, katanya melihat muka ku tidak sudi, belum juga dua puluh empat jam Lo udah pakai baju gue”ucap Alvin tersenyum tipis.

“Kenapa Al..?mau bantu Nadia pakai baju..?sana atuh bantu dia pakai baju, bantu dia cari baju dinasmu”ucap tuan vino yang melihat Alvin tersenyum.

“Apaan sih pah, kan ada pelayan yang bantu”ucap Alvin kesalnya, pasalnya apa yang ia lakukan tak lepas dari pandangan tuan vino.

“Kenapa harus pelayan kau ada suaminya, kau bantulah Nadia memakai atributnya toh kalian sudah suami istri kan..?bukannya kalian sudah malam pertama”ucap tuan vino semakin gencar menggoda Alvin, meskipun ia tau kalau Alvin dan Nadia akan menunggu waktu lama untuk melakukan hal itu, mengingat Alvin menikahi Nadia dengan maksud tertentu.

“Sudah pah, jangan di goda lagi alvinya”ucap nyonya Ayu yang mengerti arti raut wajah Alvin yang sudah masam bak jerit nipis.

Sebenarnya tuan Vino setuju kalau Alvin menikah dengan Nadia, meskipun ia tau penyebab Adrian bunuh diri karna Nadia yang terlalu menutup dirinya. Tapi kembali lagi ke sikap manusia nya, Nadia tidak punya kesalahan sedikit pun tentang kematian Adrian, bahkan dapat vino pastikan kalau Nadia tidak mengenal Adrian secara jelas meskipun mereka antara dosen dan mahasiswa.

Tapi ketika mengetahui tujuan Alvin menikahi Nadia, vino sangat keberatan tapi ia juga ingin melihat sampai dimana Alvin mampun menyakiti Nadia. Karna jika melihat sikap Nadia yang terlalu cuek terhadap sekitar maka ia sangat yakin akan sulit buat Alvin untuk menyakiti Nadia, padahal dia tidak tau seperti apa rapuh Nadia kalau dalam kesendirian.

Kalau suatu saat Alvin bertindak terlalu jauh, maka vino sendiri yang mengambil Nadia dari genggaman Alvin.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!