bab 2 kekecewaan anak perempuanmu

Bab 2

2tahun lalu

“Loh Rania..?Lo disini..?gapain kesini pagi-pagi..?kita ngk ada janji kan..?”ucap seorang perempuan yang baru turun dari lantai atas dengan muka bantal.

“Ehh na..Nadia Lo disini juga”ucap Rania gugup karna melihat Nadia dihadapannya.

“Iyh lah gue di sini, kan ini rumah gue, kalau bukan rumah gue berarti gue ngk disini, kecuali gue nyewa disini”ucap Nadia terkekeh geli mendengar pertanyaan konyol Rania.

Yap, matahari hari sudah hampir meninggi Nadia baru bangun tidur, berhubung hari ini weekend jadi Nadia memutuskan untuk bangun siang karna tidak masuk kampus juga.

“Lo sendiri gapain disini..?”ucap Nadia sambil menuangkan air putih ke gelas.

“Anu..anu..gue..gue kesini”ucap Rania benar-benar bingung.

“Sayang kamu sudah datang..?maaf iyh aku tidak menyambut kamu kedatangan mu”ucap Bram sambil menuruni tangga.

“Sayang..?”beo Nadia bingung.

“Ehh Nadia, kamu disini sayang”ucap Bram menatap sekilas Nadia lalu menghampiri Rania yang diam mematung disamping mejaa makan.

“sayang..!!Maksudnya papah memanggil sayang kepada Rania apa pah..?Nadia ngk salah dengar kan..?”ucap Nadia menatap Bram.

“Loh kamu kenal sama Rania nak..?”ucap Bram sambil mencium pucuk kepala Rania.

“Ngk usah basa-basi pah, maksudnya dari kata sayang itu apa..?”ucap Nadia tidak menghiraukan pertanyaan Bram.

“Rania ada yang Lo sembunyikan dari gue..?atau ada hal yang aku lewatkan selama kita tidak bertemu..?”ucap Nadia meminta penjelasan dari Rania.

“Maaf Nadia”lirih Rania menundukkan kepala.

“Gue ngk butuh maaf dari Lo Rania, gue hanya butuh penjelasan kenapa bokap gue panggil Lo dengan sebutan sayang”ucap Nadia menaikan satu tingkat suaranya, ia segaja menekan kata sayang.

“turunkan suaramu Nadia, papah tidak pernh mengajarkan kamu berbicara seperti itu kepala orang”ucap Bram menasihati Nadia.

“Rania, jangan sampai apa yang di pikiran gue benaran terjadi”ucap Nadia tanpa menghiraukan Bram.

“Rania sekarang ibu tiri kamu, papah sudah menikahinya secara siri satu bulan yang lalu, Rania kesini papah yang suruh”ucap Bram menjawab pertanyaan Nadia tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Ahh apa ini..?ibu tiri..?nikah sirih..?

Untuk beberapa menit kedepan Nadia tidak paham maksud dari ucapan papahnya, sungguh ia berharap telinganya hanya salah mendengar saja.

“Jadi tolong kamu hormati Rania sebagai ibu tiri kamu, karna bagaimana pun dia juga sudah menjadi nyonya Bram dirumah ini”ucap Bram lagi.

Perlahan tapi pasti, Nadia mundur bebrapa langkah sehingga punggung mentok di antara kulkas, ternyata semuanya benar, telinganya tidak slah dengar bahwa Rania sudah menjadi ibu tirinya.

“Lelucon macam apa ini pah..?ini masih pagi loh, tolonglah jangan bercanda di pagi-pagi kayak gini”ucap Nadia sambil bersender di pintu kulkas, perlahan tubuh merosok hingga terduduk di lantai

“Ngk ada lelucon Nadia, memang seperti itu kenyataan Rania sekarang sudah menjadi ibu tiri kamu, ini nyata tidak yang sedang bermain drama-drama”ucap Bram hendak membantu Nadia berdiri.

“Stop pah, kalau memang itu bukan lelucon jangan pernh sentuh Nadia”teriak Nadia menghentikan pergerakan Bram.

“Pah, Rania itu sahabat aku, bahkan Rania itu satu umur sama aku, kok bisa-bisanya papah menjadikan Rania menjadi istri papah, trus mama mau di kemanakah pah”teriak Nadia menatap tajam Rania dan juga Bram.

“Papah tau Rania itu sahabat kamu, tapi ngk ada salahnya kan kalau papah jadikan Rania sebagai istri kedua papah, toh kalian masih bisa menjadi sahabat”ucap Bram tanpa rasa bersalah.

“Papah jangan gila, bagaimna bisa sahabat aku menjadi ibu aku, papah punya otak ngk sih..?papah mikirin perasaan mama ngk..?apa kurangnya mama pah, sehingga papa dengan begitu tega menduakan mama”bentak Nadia menatap tajam Bram, ia tidak peduli lagi kepada Bram kalau laki-laki dihadapan itu adalah ayahnya.

“Mama ngk ada kurangnya Nadia, mama sudah menjadi istri sempurna buat papa, tapi..”

“Tapi papah yang ngk cukup hanya mempunyai satu istri kan..?apakah papah mengalami mimpi basah lagi setelah papa hampir memasuki kepala lima”bentak Nadia memotong ucapan Bram.

“Bukan begitu Nadia, ada satu masalah yang tidak bisa papah ceritakan kepada kamu, dan belum saatnya kamu mengetahui masalah itu”ucap Bram mencoba memberikan pengertian kepada Nadia.

“Sampai kapan pah, sampai papah dan Rania memiliki anak..?begitu”bentak Nadia.

“Nadia”bentak Bram terbawa emosi.

Sejak tadi Bram sudah mencoba supaya tidak terbawa emosi kepada Nadia yang terus membentak-bentak.

“Gue kecewa sama Lo Rania, gue kira Lo sahabat terbaik buat gue, padahal gue sudah anggap sebagai saudara gue”lirih Nadia menatap Rania yang terus menundukkan kepala.

“Gila iyh, sudah satu bulan Lo menikah dengan bokap gue, apa salah gue sama Lo Nadia..?kenapa Lo harus berbuat seperti itu sama gue”ucap Nadia.

“Jawab Rania, apa salah gue sama Lo”bentak Nadia greget melihat Rania yang hampir diam saja.

“Nadia”ucap Bram membentak Nadia yang terus memojokkan Rania.

“Dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini kenapa harus bokap gue ran?Lo kasih apa sama bokap gue ran?kenapa Lo berjalan sejauh ini ran?”ucap Nadia tanpa menghiraukan bentakan Bram.

“Ok, dengan diamnya Lo gue anggap bahwa semua ini benar, Lo sekarang sudah menjadi ibu tiri gue, selamat iyh ran, Lo sudah berhasil membuat keluarga gue pecah tanpa sisa”ucap Nadia lagi.

“papah gue selingkuh dengan sahabat gue sendiri, bahkan sampai menikah sirih, dan Lo lihat mama gue hanya bisa diam saja melihat papah gue membawa istri sirihnya kerumah ini. Gue cukup salut dengan drama yang Lo mainkan selama ini di hadapan gue berpura-pura menjadi sahabat gue tau-taunya sudah menjadi istri gue”ucap Nadia menatap intens Rania.

“Lo dengar gue baik-baik Rania, mulai detik ini hubungan kita putus, jangan pernh Lo sekali-kali menunjukkan batang hidung Lo di hadapan gue. Gue benci sama manusia picik kayak Lo, sok polos tau-taunya merebut suami orang lain, jangan pernh Lo muncul dihadapan gue sebelum Lo meninggalkan bokap gue, paham Lo”ucap Nadia bukan sekedar perintah tapi bisa dikatakan sebagai ancaman.

“Gue anggap Lo perempuan yang tidak mempunyai hati karna dengan begitu teganya merebut suami orang”bisik Nadia.

Brakkk

Karna saking emosinya Nadia menghempaskan gelas yang ada di atas meja, hingga gelas tersebut tidak berbentuk, menyalurkan emosinya kepada pecahan gelas itu. Setelah menghempaskan gelas itu Nadia langsung pergi meninggalkan ruang makan itu.

“laki-laki memang tidak cukup hidup dengan satu wanita, tapi wanita bisa hidup tanpa laki-laki, manusia sampah pasti bertemunya sama manusia sampah juga, jadi tidak salah kalau tukang selingkuh bertemu dengan tukang perebut suami orang, sama-sama sampah”ucap Nadia sebelum benar-benar meninggalkan ruang makan itu.

“Nadia Putri Maharani”bentak Bram karna menurutnya Nadia sudah berlebihan kalau menyebutkan mereka manusia sampah.

“Sudah mas, mungkin Nadia butuh waktu untuk menerima Rania sebagai ibunya, ini ngk mudah buat Nadia”ucap Rania menahan amarah Bram.

“Tapi Nadia sudah keterlaluan syang”uca Bram.

“Itu wajar mas, kalau aku jadi Rania bukan akan melakukan hal yang sama, biarkan aja sekarang kita sarapan aja”ucap Rania sambil mempersilahkan Bram

Semenjak kejadian itu Nadia berubah menjadi sosok gadis yang cuek dan dingin tak tersentuh, bahkan ia menutup diri kepada semua orang.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!