Akhirnya kami sampai ke rumah. Kak Mila langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkannya. Dan aku berganti baju dulu di kamar.
Setelah ganti baju, aku langsung ke dapur. Dan untuk pertama kalinya, aku melihat kak Mila memakai apron dengan rambut yang dikuncir ke belakang. Kak Mila jadi begitu cantik, sontak pandanganku tak mau lepas darinya. Dan kak Mila jadi malu, karena aku memandanginya terus.
......................
^^^"Ris, jangan liatin aku terus! Aku malu tahu." Ucap kak Mila.^^^
"Oh maaf kak, habisnya kak Mila begitu cantik dengan apron dan rambut yang terkuncir itu!" Ucapku sambil tersenyum.
^^^"Ca..ca..cantik! Kamu serius bilang aku cantik? Kamu nggak lagi ngeledek aku kan?" Ucap kak Mila.^^^
"Aku nggak ngeledek, kak Mila memang cantik kok! Aku serius bilang ini." Kataku.
Wajah kak Mila jadi memerah, dan dia menutup wajahnya dan berbalik ke belakang. Aku bingung apa yang membuatnya jadi seperti itu. Apa mungkin gara-gara perkataanku tadi? Kurasa mulai sekarang aku tidak akan terlalu jujur lagi kepada orang.
Lalu kak Mila berbalik badan lagi, bertingkah seperti tak terjadi apa-apa. Lalu dia mulai serius untuk belajar memasak. Kemudian aku mengajarinya cara membuat sop ayam, mulai dari membersihkan daging, memotong sayur dan membumbui masakan.
Lalu ada insiden tak terduga, kak Mila terpeleset saat membawa panci berisi air panas. Kemudian panci itu melayang keatas. Dengan cepat aku langsung menarik kak Mila. Dan untungnya air panasnya hanya mengenai tangan kiriku saja.
......................
"Kau tidak apa-apa kan kak?" Tanyaku sambil memeluknya.
^^^"Iya aku tidak apa-apa." Ucap kak Mila.^^^
"Syukurlah." Kataku.
^^^"Tunggu! Tanganmu terkena air panas! Tetap disini, aku akan ambilkan air dingin dan kompres." Ucap kak Mila, sambil terkejut.^^^
Lalu tak lama kemudian dadaku terasa sakit, tanda di dadaku menyala. Kemudian aku langsung ke kamar mandi untuk mengeceknya dan mencegah kak Mila tahu.
Dan sesuai dugaanku, tanda di tubuhku menyala lagi. Angka 39 di dadaku tampak berwarma merah menyala. Dan luka akibat air panas tadi langsung sembuh dengan sendirinya.
Dan juga, tadi aku bergerak begitu cepat saat aku menolong kak Mila. Mungkin ini yang dimaksudkan oleh mendiang ayah dan ibu. Kemampuan khusus diluar akal manusia.
Lalu kak Mila mengetuk pintu kamar mandi dan berbicara padaku tentang kondisiku tadi. Kemudian tanda di dadaku menghilang, dengan begini aku bisa keluar dari kamar mandi dengan tenang.
......................
^^^"Ris, kamu nggak apa-apa kan?" Ucap kak Mila.^^^
"Iya kak, aku tidak apa-apa. Aku hanya mencelupkan tanganku ke bak mandi." Kataku.
^^^"Kalau begitu, cepat keluarlah! Ini aku bawa kompres sama air dingin." Ucap kak Mila.^^^
"Iya kak, tunggu sebentar!" Kataku.
......................
Kemudian aku langsung keluar dari kamar mandi. Lalu kak Mila menarik tangan kiriku yang terkena air panas tadi. Tiba-tiba kak Mila terkejut, karena luka yang kuterima tadi sudah tidak ada sama sekali bekasnya.
......................
^^^"Ris, lukamu kok sudah sembuh?" Ucap kak Mila sambil menatapku.^^^
"Benarkah? Tapi tanganku masih terasa agak sakit." Ucapku dengan jawaban palsu.
......................
Lalu kak Mila mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dian menatapku dengan mata yang serius. Setelah itu dia mengelus tanganku tadi untuk mengecek lukaku tadi.
......................
^^^"Ris, kamu nyembunyiin apa dari kakakmu ini?" Tanya kak Mila.^^^
"Apa maskudmu kak? Aku tidak menyembunyikan apapun darimu." Kataku.
^^^"Bohong! Lalu kenapa luka lepuh akibat air panas tadi bisa sembuh sempurna secepat ini?" Tanya kak Mila.^^^
"Aku juga tidak tahu kak. Aku hanya mencelupkan tanganku ke air saja." Kataku.
......................
Lalu kak Mila mengembuskan nafas lega. Dan dia malah menangis di depanku sambil minta maaf atas kejadian tadi. Lalu dia memelukku dengan begitu erat.
......................
^^^"Maafin aku Ris! Hiks..hiks.. Gara-gara aku, kamu jadi kena air panas tadi." Ucap kak Mila sambil menangis memelukku.^^^
"Udah jangan menangis kak. Kesalahan itu hal yang wajar, jadi jangan terlalu menyalahkan dirimu." Kataku.
......................
Lalu aku melepaskan pelukannya kak Mila dan menghapus air matanya. Lalu kuantar kak Mila ke meja makan. Dan aku langsung ke dapur untuk membuat makanan.
Setelah itu aku menyajikan sop ayam yang kumasak tadi ke meja makan. Dan kami makan bersama.
Setelah makan malam, kami kembali ke kamar masing-masing. Diluar, hujan begitu deras. Kilatan petir dan suara guntur menggelegar hebat. Tapi aku tidak peduli, karena novelku belum selesai.
..."Tok.tok.tok.tok"...
Ada yang mengetuk pintuku, lalu kubuka pintunya. Ternyata kak Mila yang mengetuknya sambil membawa bantal.
......................
^^^"Ris, malam ini boleh nggak aku tidur denganmu? Sebenarnya aku takut sendirian saat suara guntur itu menggelegar." Ucap kak Mila.^^^
"Iya boleh, silahkan masuk kak." Kataku.
......................
Kemudian aku kembali menyelesaikan novelku sebentar. Setelah itu aku berbaring di samping kak Mila. Akhirnya kak Mila tertidur dengan nyenyak. Akupun juga tidur disampingnya.
Saat aku tidur, ada yang aneh dibibirku, rasanya ada yang menciumku. Kemudian di leherku juga ada benda lembut dan basah yang bergerak keatas dan kebawah. Aku melihat kak Mila berada diatasku. Kupikir ini hanya mimpi, lalu aku membiarkannya saja.
Kemudian pada keesokan harinya, ada sensasi aneh di dalam mulutku, dan leherku seperti agak lengket pagi ini. Dan juga, kenapa kancing bajuku terbuka? Apa aku mengigau semalam.
Lalu aku bangun dan menuju ke kamar mandi. Saat aku mengaca, terdapat bekas-bekas merah dileherku, bentuknya seperti gigitan. Mungkin tadi malam ada hal aneh yang terjadi. Lalu aku bertanya pada kak Mila.
......................
"Kak Mila, apa kau tahu sesuatu tentang bekas merah di leherku ini." Tanyaku.
^^^"Aku tidak tahu Ris, mungkin semalam kamu mandinya tidak bersih, jadi kuman dilehermu jadi berevolusi." Ucap kak Mila sambil tersenyum aneh.^^^
"Mungkin ada benarnya, kemarin aku mandi hanya sebentar saja." Kataku.
^^^"Udah mandi sana, nanti aku terlambat kerja." Ucap kak Mila.^^^
Lalu aku langsung mandi, berpakaian dan segera masuk ke mobil. Lalu kak Mila langsung tancap gas.
Di saat perjalan, kak Mila jadi sering melirik, curi-curi pandang, dan menatapku sambil tersenyum manis. Lalu aku bertanya pada kak Mila.
......................
"Kak, ada apa denganmu? Kenapa kau begitu senang hari ini? Dan kenapa kau terus menatapku?" Kataku.
^^^"Aku tidak apa-apa kok. Hari ini aku telah menyelesaikan satu tujuan yang kupendam selama ini. Dan kamu juga belakangan ini jadi tambah dewasa." Jawab kak Mila dengan senyuman manisnya.^^^
Akhirnya kami sampai di kampusku. Sebelum keluar mobil, kak Mila memberiku sebuah syal.
......................
^^^"Ris tunggu!" Ucap kak Mila.^^^
"Ada apa lagi kak?" Kataku.
^^^"Pakai syal ini untuk menutup bekas merah di lehermu itu!" Kata kak Mila.^^^
"Baik kak." Kataku.
Lalu aku beranjak keluar dari mobil. Tapi sebelum keluar, tanganku ditarik lagi oleh kak Mila.
"Sekarang apa lagi kak?" Kataku.
^^^"Aku bahkan belum mencium pipimu!" Ucap kak Mila.^^^
"Kak, aku ini bukan anak kecil lagi." Kataku.
^^^"Emang kenapa? Aku kok yang mau nyium kamu. Masalah kamu kecil atau besar, aku tidak peduli." Ucap kak Mila.^^^
Lalu pipiku dicium oleh kak Mila lagi. Tiba-tiba lidah kak Mila mengenai pipiku. Sontak aku kaget, karena kak Mila melakukan hal yang tak terduga seperti itu.
"Kak, kenapa lidahmu mengenai pipiku?" Kataku.
^^^"Oh maaf, kakak nggak sengaja." Kata kak Mila sambil tersenyum.^^^
"Mana ada yang seperti itu!" Kataku.
^^^"Udah jangan teriak-teriak, sana keluar! Aku harus segera ke kantor." Ucap kak Mila.^^^
......................
Lalu kak Mila langsung tancap gas begitu saja, dan bekas basah dari lidahnya, masih terasa di pipiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments