Setelah kak Mila menciumku. Aku langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju kampus. Namun ada yang berbeda hari ini, biasanya bu Siska selalu menungguku di gerbang, tapi kali ini dia tidak ada, mungkin dia sudah bosan melakukan hal itu setiap hari.
Dan saat aku masuk ke lorong, aku mendengar ada keributan. Karena penasaran, aku pergi melihatnya.
Ternyata suara ribut itu adalah perdebatan antara bu Siska dengan mahasiswa yang badannya agak besar. Untuk beberapa alasan, aku berdiam sambil menguping pembicaraannya.
......................
^^^"Bu, aku mencintaimu! Maukah kau menjadi pacarku!" Ucap si pria besar itu.^^^
"Sudah kubilang, aku ini sudah pacar! Dan kau tahu itu siapa!" Ucap bu Siska.
^^^"Daripada kau berpacaran dengan orang aneh itu, mendingan kau pacaran denganku bu!" Ucap pria besar itu.^^^
"Aku tidak peduli dengan pendapatmu tentang priaku! Tapi yang jelas aku tidak akan menerima pernyataan cintamu! Sekarang pergilah." Ucap bu Siska.
......................
Pria itu ditolak, dan dia naik pitam. Bu Siska di dorong olehnya ke dinding, dan dia mulai melakukan aksi pemaksaan dan melecehkan bu Siska.
Tanpa pikir panjang, aku langsung bergerak dan menendang pria itu hingga terpental.
..."Braakkk!!!"...
Dia terpental ke sudut ruangan akibat tendanganku.
......................
"Kau ini tipe yang menyebalkan. Bisa-bisanya kau melecehkan seorang dosen!" Ucapku.
^^^"Be..beraninya kau menendangku! Apa kau tidak tahu aku ini siapa!" Ucap pria besar itu.^^^
"Tidak tahu dan tidak mau tahu! Kalau kau tidak terima dengan caraku, berdirilah! Hadapi aku!" Ucapku menantangnya.
^^^"Jangan sombong! Biar kutunjukkan kekuatanku sebagai ahli bela diri.!" Ucap pria besar itu.^^^
......................
..."Bruukk!! Brrakk.. Bukkk..krek!! Gwhakk!!"...
Aku meladeninya sebentar, dan hasilnya aku yang menang. Dia tergeletak di lantai, dengan wajahnya yang babak belur.
Setelah itu aku pergi meninggalkannya dan berjalan ke kelas seperti biasa. Lalu bu Siska dari belakang menggandengku dan berbicara padaku.
......................
^^^"Ris tunggu!" Ucap bu Siska sambil mengejarku.^^^
"Ada apa bu?" Ucapku.
^^^"Makasih ya udah menolongku tadi." Ucap bu Siska sambil menggandeng tanganku.^^^
"Aku tidak bermaksud menolongmu bu, hanya saja aku tidak suka dengan orang yang tidak tahu diri seperti itu." Ucapku.
...Senyum kecil terpancar dari bu Siska....
^^^"Ngomong-ngomong, kok kamu tahu aku sedang diganggu tadi?" Tanya bu Siska dengan wajah cantiknya.^^^
"Aku tadi mendengar suara keributan tadi, lalu aku pergi melihatnya, dan tak kusangka kau yang jadi korban disitu. Niatku hanya mendengarkan saja, tapi tak kusangka akan jadi adegan dewasa." Ucapku.
^^^"Tunggu! Berarti kau cuma nguping aja gitu! Tidak bertindak sama sekali saat aku berdebat dengannya." Ucap bu Siska.^^^
"Iya, kupikir kau akan berpacaran dengannya, jadi aku tidak bisa mengganggumu." Ucapku.
^^^"Siapa yang mau berpacaran anak aneh seperti dia! Lagipula ini juga gara-gara kamu!" Ucap bu Siska.^^^
"Kok jadi aku sih? Kan aku nggak tahu apa-apa!" Ucapku.
^^^"Pokoknya ini salahmu! Kamu harus tanggung jawab!" Ucap bu Siska dengan wajahnya yang imut.^^^
"Haahh.. Baiklah kau ingin apa?" Ucapku dengan pasrah meladeni keputusan wanita yang cenderung tidak jelas.
^^^"Sore nanti kita kencan ya!" Ucap bu Siska.^^^
"Tidak bisa, hari ini aku ada-" Perkataanku terpotong.
^^^"Kalau tidak bisa, aku akan ke rumahmu dan mengatakan kalau aku hamil anakmu!" Ancam bu Siska.^^^
"Aku bahkan tidak pernah meniduri dirimu, lagi pula kak Mila juga tidak akan percaya denganmu!" Ucapku.
^^^"Ya mungkin kau benar, tapi apa kau pernah membayangkan? Apa yang akan kakakmu lakukan padamu setelah aku mengatakan ini dengan wajah serius?" Ucap bu Siska.^^^
...Lalu aku membayangkannya sebentar,...
"Baiklah aku turuti permintaanmu, jadi jangan mengatakan hal-hal aneh pada kakakku." Ucapku.
^^^"Yeeeaah!! Makasih Ris!! Nanti setelah pulang kita langsung berangkat!" Ucap bu Siska dengan wajah bahagianya.^^^
"Iya aku mengerti bu." Ucapku.
......................
Saat aku membayangkan apa yang diucapkan bu Siska. Jujur saja aku jadi takut, karena kak Mila akan jadi nakal dan agresif padaku saat dia tahu kalau aku main dengan wanita lain.
Kemudian aku dan bu Siska tetap bergandengan hingga sampai ke kelas. Mahasiswa dan mahasiswi lainnya telah terbiasa dengan pemandangan antara aku dan bu Siska.
Saat aku menuju ke bangku, Tina terlihat jadi pendiam dari sebelumnya. Mungkin dia masih bersalah atas kejadian waktu itu saat aku meninggalkannya.
Padahal aku sudah tidak peduli dengan kejadian waktu itu. Tapi aku juga nggak tega melihatnya jadi pendiam seperti itu. Lalu setelah duduk di bangku, aku mengajaknya berbicara.
......................
"Tina, apa kau sakit? daritadi aku melihatmu diam dengan wajah suram." Tanyaku.
^^^"Tidak apa-apa kok Ris, hanya saja belakangan ini aku agak lesu." Ucapku Tina dengan lemas.^^^
......................
Tanpa pikir panjang aku langsung mendekati Tina dan mengecek suhu tubuhnya. Dan benar saja, suhu tubuh Tina begitu panas.
......................
"Tina, kau sedang sakit. Sini biar aku bawa kamu ke UKS dulu." Ucapku.
^^^"Tidak perlu Ris, aku masih sehat." Ucapnya.^^^
"Kamu ngomong apa sih! Udah sini, biar ku bawa kamu istirahat." Ucapku sambil membopongnya keluar.
"Bu, aku ijin keluar sebentar, karena Tina sedang sakit hari ini!" Ucapku.
^^^"Oh baiklah, hati-hati bawanya ya!" Ucap bu Siska.^^^
......................
Sesampainya di UKS, aku membaringkannya di tempat tidur yang tersedia. Sebenarnya aku ingin membawanya ke rumah sakit, tapi saat ku periksa tadi. Terdapat hawa aneh di dalam tubuhnya.
Efeknya seperti membuat si korban tidak bisa berpikir jernih dan berhalusinasi.
......................
"Tina, kau istirahat dulu disini ya! Aku akan mencari obat yang cocok untukmu." Ucapku.
^^^"Iya, makasih ya Ris." Ucap Tina dengan wajah lemas.^^^
...Tina pun tertidur...
......................
Saat Tina tertidur, aku mengecek kembali gejala yang dia alami. Hawa aneh yang kurasakan bukanlah penyakit, melainkan kendali boneka.
Dan kurasa ini ulah dari salah satu anak berkemampuan khusus lainnya yang lolos dari ledakan itu.
Jika tidak salah, kemampuan ini adalah milik nomor 23, sang benang merah. Yang kubaca dalam buku, dia mampu mengendalikan benda mati maupum benda hidup sesuka hatinya. Dan jika itu benda hidup, maka korban akan begitu lemas saat dia tidak di kendalikan oleh si pengguna.
Dan juga, korban tidak akan mampu memberontak karena pikirannya juga ikut di kendalikan.
Jika Tina salah satu korbannya, maka posisinya seharusnya berada di sekitar daerah rumah Tina.
...-----------...
Tina, bertahanlah sebentar! Aku akan menarik kendali bau ini dari tubuhmu! Jadi kau tidak akan menderita lagi seperti ini.
Lalu kupakai kemampuanku untuk menetralisir pengaruh boneka yang mendekam di tubuh Tina. Aura biru berbau busuk telah keluar dari tubuhnya sedikit demi sedikit.
Setelah puluhan menit, akhirnya pengaruhnya sudah hilang sepenuhnya. Dan saat ku periksa lagi, suhu tubuhnya kembali normal dan hawa itu telah pergi.
Lalu sebagai langkah pencegahan, ku tanamkan sedikit kemampuanku pada Tina, agar si pengendali itu tidak dapat menggunakannya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments