Part 7

(POV MUA)

Setelah mendengarkan pertengkaran mereka aku hanya bisa terdiam melihat mereka berdua meninggalkan ku sendirian di tempat ini, aku shock sekaligus heran. Aku melihat kakak beradik itu berdebat di depanku. Haha lucu si kakak yang selalu ingin tahu tentang adiknya sementara adiknya yang selalu meledek kakaknya.

Namaku Choi Mua, aku anak ke dua dari salah satu pengusaha terkenal di Korea, aku bekerja sebagai make up artist dan hairstylist di perusahaan kekasih ku.

Aku memilih menekuni pekerjaan ini karena aku sama sekali belum tertarik dalam hal bisnis, dan bersyukur nya kedua orang tuaku mendukung penuh pilihanku saat ini, Orang tua ku selalu menghargai apapun yang sudah menjadi keputusan ku, contohnya aku tidak ingin di jodohkan dengan siapapun dan aku ingin memilih pasangan hidup ku sendiri. Aku memiliki kekasih yang selama ini sudah menemaniku selama 6 tahun lamanya, aku mengenalnya semasa masih menempuh pendidikan di New York.

Jung Haneul, orang yang saat ini masih tetap setia menemaniku, men-support ku dalam berbagai hal, selalu menanamkan hal positif ke padaku. Dia yang selalu bekerja keras hingga akhirnya bisa berada di titik ini. Aku selalu berdoa kepada Tuhan agar selalu memberikan kebahagiaan pada hubungan kami.

Kedua orang tua kita saling mendukung hubungan kita ,terlebih orang tua kita bersahabat semasa awal membangun perusahaan.

Orang tua ku selalu mengingatkan, jika waktunya sudah tiba mereka memintaku untuk mengurus perusahaan yang akan di berikan kepadaku, karena kakak laki-laki ku sudah mengurus beberapa perusahaan di Jepang. Jadi mau tidak mau aku harus mau menuruti perintah mereka.

Karena mereka bilang sudah saatnya anak gadisnya pulang, waktu main-main ku sudah sangat cukup, hehe.

Aneh bukan? Orang tuaku masih saja menganggap ku sebagai gadis kecil.

Aku masih bingung jika harus memikirkan hal ini, bagaimana bisa aku meninggalkan pekerjaan yang ku impikan dari dulu, yaa menjadi make-up artist dan hairstylist adalah impianku.

*Flashback on*

Tepat 8 tahun yang lalu di Taman kampus, New York.

Saat itu aku berjalan dengan sedikit tergesa-gesa untuk menghadiri acara kampus. Tanpa ku sadari ternyata batang yang ku bawa terjatuh.

"Hei kamu! Yang memakai baju putih" Teriak laki-laki itu.

Aku yang merasa di panggil langsung berbalik badan.

"Ya, apa kau memanggilku?" Tanya ku waktu itu.

"Apakah ini punyamu? Ini terjatuh saat kau berjalan di depanku tadi!" Seru laki-laki itu sembari menunjukkan kartu keanggotaan ku.

"Ah ya benar, terima kasih sudah menemukannya"

"Choi Mua" Eja laki-laki itu sembari memberikan kartuku, aku hanya menerimanya sambil terdiam.

"Kau bermarga Choi, apakah kamu orang Korea?" Tanyanya waktu itu.

"Ya aku berkebangsaan Korea, tetapi aku lahir di Jepang"

"Kenalkan namaku Jung Haneul" Ucapnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Dan sejak saat iku aku tahu namanya, dan sejak saat itu juga aku mulai jatuh hati padanya.

Jung Haneul lelaki tampan yang baik, selalu menjagaku dan selalu membantu saat aku merasa sulit.

2 tahun setelah berkenalan kami berkencan dan menjalin hubungan, saat itu kami sama-sama masih di pertengahan semester. Waktu berjalan dengan sangat cepat dan tidak terasa kami sudah menyelesaikan pendidikan kami.

Saat itu setelah selesai wisuda beberapa tahun yang lalu aku memutuskan untuk pulang ke Korea terlebih dahulu, sementara Haneul tetap berada di New York dan pulang ke Los Angeles, Dan selama itu pula kami menjalani hubungan LDR.

Tepat 2 tahun yang lalu ia memberiku kabar bahwa ia di terima bekerja di salah satu agency Korea. Selama bekerja ia juga melanjutkan pendidikan nya kembali, ia bekerja dengan keras hingga akhirnya ia bisa mendirikan agency sendiri dan ia memintaku untuk bekerja di agency nya sebagai make up artist dan hairstylist untuk para artist nya.

*Flashback Off*

Saat sedang memikirkan berbagai macam hal tiba-tiba lamunanku tersadarkan oleh suara ketukan pintu, aku beranjak menuju pintu dan mengintip dari lubang jendela siapa yang datang.

Aku membuka pintu dan mempersilakan ia untuk masuk.

"Masuklah!" Ucapku pura-pura marah.

"Annyeong eonnie, calon kakak iparku" Godanya sambil mencolek dagu ku.

"Ya kau! Kenapa tidak bilang jika kau adik dari Jung Haneul!" Teriakku yang pura-pura masih tidak tahu sambil mengacak-acak rambut lurusnya. Padahal aku sudah mengetahui jika ia adalah adik dari kekasihku ketika aku berada di rumahnya.

"Aku sudah pernah mengatakannya"

"Cih mengatakan apanya, kau hanya mengatakan jika oppa-mu seseorang yang sibuk dan sulit untuk kau temui" Kataku sembari membuat bibir seperti bebek.

"Kita harus kompak membuat Haneul oppa semakin pusing, haha"

"Eonnie, aku akan menemui orang tuaku di Indonesia. Mau kah kau ikut, apakah kau sudah pernah bertemu dengan orang tuaku?"

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya ku.

"Saat ini orang tuaku sedang berada di Indonesia, aku akan datang kesana untuk berbaikan dengan mereka"

"Kapan kau akan berangkat?" Tanyaku.

"Mungkin setelah kegiatan para artist oppa selesai"

"Ku doakan semoga semuanya lancar dan baik-baik saja" Ucapku sambil memeluknya, dan Ara memutuskan untuk tidur bersamaku malam ini.

****************

Keesokan harinya saat semua staff dan para artist berkumpul untuk bersarapan. Haneul menghampiri Mua dan berbicara tentang banyak hal.

"Setelah kegiatan di sini selesai, mari ikut denganku ke Indonesia. Sesampainya di Korea aku akan meminta ijin kepada orang tuamu untuk mengajakmu ke Indonesia" Ucap Haneul.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Mua penasaran.

"Tidak mau kah kau cepat menikah denganku?"

Mua hanya terdiam malu, sembari menganggukkan kepalanya.

Setelah semua selesai sarapan, para artist melakukan gladi resik untuk konser besok. Setelah selesai semua kembali ke hotel dan beristirahat di kamar masing-masing. Tae memasuki kamarnya dan menemui kekasihnya.

"Dari mana saja, kenapa semalam tidak kembali ke kamar?" Tanya Tae.

"Aku semalam tidur dengan Mua eonnie, di kamarnya, semangat untuk besok ya!" Ucap Ara sembari mengecup bibir Tae.

"Aku merindukan mu sayang" Ucap Tae sembari mengecupi setiap lekuk tubuh Ara.

"Aahh aku juga merindukan mu chagi" Balas Ara sambil mengalungkan tangannya ke leher Tae.

Tidak mau kalah dengan Tae Ara pun membalas mengecupi tubuh Taehyung. Saat ini sudah tidak ada sehelai benang pun di tubuh mereka.

Tae memulai adegan panas mereka.

10 menit 20 menit hingga 40 menit berlalu belum terlihat tanda Tae mengakhiri permainannya. Sementara Ara yang sudah tidak memiliki tenaga hanya diam sambil menikmati permainan Tae.

"Chagi, cepatlah aku tidak tahan sudah hampir satu jam lebih tetapi kamu belum mengeluarkannya" Ucap Ara di sela-sela permainan panas mereka.

"Tahanlah, sebentar lagi aku menyelesaikannya"

Belum sempat Tae menyelesaikan permainannya, ia harus berhenti ketika mendengar suara ketukan pintu. Ia beranjak dari ranjang dan mengintip siapa yang datang dari lubang pintu.

"Chagi, cepatlah ke kamar mandi dan pakai kembali pakaianmu" Perintah Tae.

"Siapa yang datang?" Tanya Ara.

"Anak itik" Jawab Tae. Ara langsung mengambil pakaiannya dan berlari ke kamar mandi. Sementara Tae hanya memakai kaos oblong abu-abu dan celana pendek, ia membuka pintu.

"Kau datang di saat yang tidak tepat!" Oceh Tae.

"Temani aku ke bar" Ajak Jimin.

"Tunggulah di kamarmu, aku akan mandi. Setelah selesai aku akan menelepon mu"

Setelah Jimin keluar, Ara muncul dari balik pintu kamar mandi. Setelah selesai mandi Taehyung menghampiri Ara.

"Aku mau ke bar atas, mau kah kau ikut?"

"Aniya, aku di sini saja"

Setelah Taehyung menelepon Jimin ia segera pergi, sesampainya di bar mereka memesan wiski dan Vodka. Sementara Tae memesan soda.

Jimin memesan private room dengan 3 wanita pemandu, 1 perempuan menggoda Tae sementara Taehyung yang merasa risih membentak wanita tersebut.

"Pergilah, kau masih tetap kalah jauh dari wanitaku" Ujar Tae dengan tatapan sinis.

Saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba Jimin mendapatkan telepon dari seseorang.

"Hallo Hyung, ada apa?"

"Dimana kau, aku bersama hobi dan Namjoon sekarang" Jawab seseorang di telepon.

"Aku berada di room bersama Taehyungie, datanglah kemari Hyung" Ucap Jimin, ia langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

Tidak lama kemudian mereka bertiga datang Yoongi, Hobi dan Namjoon.

"Kemana yang lain Hyung?" Tanya Tae.

"Sedang beristirahat" Ucap Yoongi.

Mereka ber 5 berbicara tentang konser besok hingga akhirnya Yoongi merasa harus berbicara serius dengan Tae.

"Ya Jimina, bisakah kau menyuruh para wanita itu keluar!" Perintah Yoongi tanpa melihat wanita-wanita tersebut.

"Baiklah Hyung" Jimin segera berbicara pada wanita-wanita itu, sebelum mereka pergi tak lupa Jimin memberi mereka semua tips.

"Taehyung-a, ada yang ingin ku bicarakan denganmu di luar pekerjaan" Ucap Yoongi.

"Apa Hyung" Tanya Tae, sementara yang lain hanya menyimak.

"Sudahkah kau pikirkan matang-matang hubunganmu dengan Ara? Aku hanya takut salah satu dari kalian ada yang terluka" Ucap Yoongi.

"Aku sudah memikirkannya Hyung, hanya saja aku belum memberi tahu orang tuaku tentang ini"

"Segeralah beri tahu mereka, sebelum mereka mencari tahu sendiri tentang Ara, apa kau tetap menolak perjodohan itu?"

"Aku menolaknya Hyung, aku sudah memiliki Aera."

"Bagaimana jika nanti orang tuamu memintamu meninggalkan Ara, karena kalian berbeda terlebih dengan masa lalu Ara yang seperti itu"

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!