Usai berbicara dengan mama mertua,Fathiya melangkah dengan ragu ke kamar suaminya berada.Bila biasanya di apartemen suaminya,keduanya tidur dikamar terpisah,namun berbeda bila keduanya tinggal di mansion keluarga Pratama ini.Keduanya harus sekamar untuk menghindari perdebatan antara Fatih dan kedua orang tuanya.Pasalnya selama ini,Aditya selalu memberi wejangan agar Fatih mau menerima Fathiya dengan ikhlas dan menjalani pernikahan dengan sungguh-sungguh.
Tok tok tok,
Merasa tak ada jawaban dari sang suami,dengan ragu Fathiya tetap memutar kenop pintu kamar Fatih dengan perlahan.Syukurlah,kamar tersebut tak terkunci hingga ia bisa masuk kedalamnya.Dalam ruangan sudah gelap,mungkin pemilik kamar sudah tidur,batin Fathiya.
Benar saja,baru saja Fathiya membuka pintu,tubuh sang suami sudah nampak tertidur lelap di atas ranjang king size miliknya.Suara dengkuran halus menandakan Fatih sudah benar-benar tidur.Dalam hati,Fathiya bersyukur karena malam ini tak akan ada acara debat dengan sang suami yang sangat membencinya tersebut.
Dengan gerakan pelan,Fathiya menyeret kakinya menuju sofa satu-satunya yang ada di kamar tersebut.Ia tidak ingin menimbulkan suara berisik yang dapat mengganggu tidur suaminya.
"Seandainya saja,kamu mau sedikit bersikap lunak kepadaku Mas,mungkin aku akan menjadi wanita terbahagia di dunia ini meski tanpa cintamu.Tapi sayang sekali,ekspetasiku terlalu tinggi!Suatu saat aku berharap bisa pergi jauh darimu tanpa melihat kebencian di matamu lagi untukku",batin Fathiya dari sofa tempat ia mengistirahatkan tubuhnya.Dipandanginya wajah tampan yang sedang tertidur pulas itu,dengan teliti karena hanya saat itu,Fathiya memiliki kesempatan untuk memandangi wajah tampan suaminya dengan puas.
Sekali lagi,Fathiya bersyukur karena memiliki kesempatan ini,hingga ia terlelap dalam mimpi indahnya.
Suara gemericik air,membangunkan Fathiya dari tidurnya,pertanda suaminya telah bangun terlebih dahulu.Kemarin Dirga bilang,pagi ini suaminya akan langsung pergi ke kantor karena ada mega proyek yang akan mereka selesaikan.
Buru-buru Fathiya bangun.Ia segera membasuh mukanya dengan air yang ada di wastafel kamarnya karena sang suami sedang ada di dalam kamar mandi.
Saat Fathiya sedang memilah-milah baju suaminya di walk in closed, tiba-tiba siluet wajah suaminya malah memantul dari kaca dihadapannya.Awalnya Fathiya mengira itu hanyalah halusinasinya saja,namun rupunya apa yang ia pikirkan salah.Rupanya Fatih sedang memandanginya dari belakang ia berdiri.
"A...a...a...",Fathiya menjerit begitu ia menolehkan kepalanya ke arah Fatih.Suaminya keluar dari kamar mandi tanpa atasan,parahnya lagi cuman dengan handuk yang hanya melilit di tubuhnya.
"Kenapa kau disini?",tanya Fatih dengan intonasi tinggi saat Fathiya berteriak,namun ia masih bisa menguasai emosinya tatkala teringat dimana mereka sekarang berada.
"Maaf Mas...Aku cuman mau milihin ba...",ucapan Fathiya terpotong cepat oleh perkataan Fatih.
"Kamu sengaja ingin melihat tubuh kekar suamimu tanpa busana hem?",tanya Fatih yang tiba-tiba terbersit ide di kepalanya untuk mengerjai Fathiya yang sepertinya masih polos dan awam dari hal-hal mesum.
"Ti...dak Mas",jawab Fatiya dengan gugup.
Fatih melengkungkan bibirnya,entah setan apa yang merasukinya tiba-tiba Fatih mulai berjalan mendekati Fathiya.
"Kamu kenapa Mas?",Fathiya merasa takut saat Fatih terus mendekat ke arahnya dengan seringai iblis di bibirnya.
"Aku ingin meminta hakku",jawab Fatih yang membuat jantung Fathiya hampir copot setengah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments